Meraih Cinta Sang Ajudan.

Ararya dengan tatapan tajamnya menyerobot siapa saja yang ada di hadapannya.

"Permisi, Permisi, permisi. " Ararya menerobos sekumpulan orang penting yang sedang berkumpul mengelilinginya.

Ararya semakin jelas melihat Syifa terus takut dengan keadaannya, Ararya mendarat kan tepukan keras di pundak laki-laki itu.

"Oh .. Pak Mayor Ararya ! Bagaimana kabarnya ? " Tanya Laki-laki tak mengira jika kedatangan Ararya bukan lah untuk menyapanya melainkan ingin menghakiminya.

"Sedang apa dan ada urusan apa anda mengikuti wanita itu ? " Tanya Ararya, menatap sangat tajam ke wajah laki-laki itu.

Laki-laki itu tersenyum, senyuman yang di tunjukan laki-laki itu mengartikan bahwa dia sangat tergoda oleh diri Syifa.

"Anda tau, anda sedang berapa di lingkungan siapa ? Dan saya tahu andapun laki-laki berpendidikan sama dengan mereka yang ikut hadir di acara ini. Untuk itu buang jauh-jauh pikiran kotor anda, atau ......... Atau saja tidak akan segan-segan membawa anda keluar dari tempat ini. " Ancam Ararya memberi peringatan keras pada laki-laki hidung belang itu.

Laki-laki itu memperhatikan wajah Ararya, Wajah Ararya seperti wajah Singa yang sudah siap menerkam mangsanya.

"Silahkan menjauh, atau silahkan keluar ! " Ucap Ararya menunjukan pintu keluar.

Laki-laki itu pergi dengan wajah kesal pada Ararya, sementara Ararya mengusap wajahnya kasar. Karna semakin tak tenang saat meninggalkan Syifa seorang diri, karna memang Ararya sadar bahwa Syifa memang sangat menggoda.

Ararya melirik ke arah Syifa, yang menatap sendu padanya. Ingin sekali Syifa memeluk pahlawannya itu namun begitu banyak halangan yang terlihat nyata di hadapannya.

Ararya pun seketika berbicara dari hati ke hati dengan Syifa, Ararya berkata bahwa semua nya baik-baik saja.

Syifa menganggukkan kepalanya, seperti ia mendengar apa yang di ucapkan Ararya padanya. Masih ada beberapa sesi acara lagi yang belum terselenggarakan. Sehingga Ararya pun masih sibuk dengan pekerjaannya.

Dan Syifa pun kembali kepada pekerjaannya, " Ya jika garisnya sebagai Wanita penggoda, siapapun bisa melihatnya walaupun di tutupi oleh kepolosan. " Ucapan itu terdengar di telinga Syifa yang berjalan melewati Sri dan temannya.

Syifa ingin menghentikan langkahnya, namun ia berpikir bahwa ucapan tersebut bukanlah untuk dirinya. Karna ia tidak merasa dan juga Syifa tahu jika Sri dan temannya itu sedang memancing Syifa agar berhasil di permalukan di hadapan semua orang.

"Biarkan Anjing menggonggong kapilah berlalu, " Gumam Syifa kecil saat menjauh dari Sri dan temannya.

Syifa saat itu bertugas membawa beberapa minuman segar berwarna merah yang sangat menggoda, ia menaruh minuman itu di atas meja yang sudah kosong.

Saat Syifa hendak berbalik, Ada beberapa wanita mengambil minuman segar itu. " Lihatlah warna merah ini, sangat menggoda birahi bukan ? seperti halnya Mayor Ararya yang begitu sangat menggoda. "

"Tidak mudah bagimu untuk mendapatkannya, " Sahut salah satu wanita yang mengambil minuman itu.

Syifa mengerenyitkan dahinya, merasa tak enak hati mendengarnya.

"Lihat saja nanti, saat para wanita ingin di sentuh oleh nya. Tapi hari ini dia yang akan menyentuh diriku. " Janji wanita itu pada temanya.

"Apa yang akan Lo lakukan ? Jangan macam-macam ingat ini bukan club. " Cegah temannya.

"Pikiran lo kejauhan, intinya saat wanita lain ingin menyentuhnya tapi kali ini dia yang akan menyentuh ku. " Timbal wanita pesimis itu.

Wanita itu membawa satu gelas minuman, dan ia membawanya ke arah Mayor Ararya yang sedang mengobrol dengan dengan sesama prajurit.

"Apa akal bulus wanita ini ? " Syifa mengikuti wanita itu dan mempelajari sikap wanita itu.

Syifa tersenyum saat tahu jawabannya, " Dasar wanita murahan. " Dengus Syifa gemas saat tahu Wanita itu akan sengaja membuat Ararya bersalah Karna telah menumpahkan minuman berwarna merah itu di bajunya, sehingga Ararya pasti akan berusaha membersihkannya. Dan untuk itu wanita yang berniat jahat itu akan merasa menang karna Ararya berhasil menyentuhnya.

Wanita itu berjalan berlawanan Arah dengan Ararya, ia ingin berbuat drama agar Ararya sengaja menabraknya dan otomatis minuman merah itu akan tumpah mengotori pakaian wanita itu.

Syifa yang memperhitungkan nya dengan cepat dan tepat, berhasil menggagalkan rencana yang di pusatkan pada Mayor Ararya.

Mayor Ararya kaget saat Syifa tiba-tiba menghalangi jalannya, sampai-sampai Ararya menabrak Syifa sedikit keras namun pertahanan tubuh Syifa sedikit kuat karna tidak jatuh saat di tabrak oleh Mayor Ararya.

Coba saja kalau tidak ada Syifa mungkin wanita itu sudah menabrakkan dirinya pada Mayor Ararya.

Ararya bertanya, " Kenapa ? Ada apa ? "

"Aduh ... maaf Bu maaf, saya tidak sengaja ! Saya salah. " Ucap Syifa yang tak menjawab pertanyaan Ararya.

Wajah wanita itu seketika badmood, bukan hanya karna bajunya terkena kotoran minuman itu namun ia gagal untuk di sentuh oleh Ararya.

"Dasar pelayan sialan, " Umpat Wanita itu kecil pada Syifa yang mampu di dengar oleh Ararya.

Ararya bergerak seraya ingin menutup mulut wanita itu dan membela sang kekasih, Namun langkahnya di hentikan oleh Syifa.

"Biar, saya bantu bersihkan Bu ! " Syifa menawarkan diri dengan rasa kemenangan di dalam hatinya.

Wanita itu menolak, " Tidak usah, bajuku ini terlalu mahal untuk kamu sentuh. " Umpat wanita itu yang hanya di balas senyuman oleh Syifa.

Ararya merasa heran pada Syifa, yang hans tersenyum saat dirinya di hina dan di rendahkan.

"Bukan bajumu yang terlalu mahal untuk ku sentuh, tapi tanganku yang akan kotor saat menyentuh bajumu itu. " Umpat Syifa dalam hatinya.

Wanita itu pun pergi, dan kini Syifa pun hendak menjauh dari Ararya.

Ararya menarik kecil lengan Syifa untuk kembali ke posisinya, Syifa merasa kaget karna tentu ia tidak ingin semua orang tahu jika dia sedang dekat dengan Mayor Ararya.

"Perkenalkan ini Syifa, " Ucap Ararya pada sahabatnya yang sama-sama prajurit namun beda pangkat.

Sahabat Ararya menatap beda pada wajah Ararya, " Tanpa di jelaskan anda sudah tahu kan maksud saya apa ? " Ucap Ararya pada sahabatnya.

"Ok, baiklah. " Syifa pun di perkenalkan pada sahabatnya itu.

"Kamu harus menjelaskan ini semua nanti. " Bisik kecil Ararya saat Syifa ingin pergi.

Syifa menorehkan senyuman manisnya pada Ararya. " Baik Pak ! " Jawab Syifa, yang di balas senyuman oleh Ararya.