First Love

Kevin mengajak freya masuk ke salah satu toko brand asal perancis Di*r. Dia ingin membelikan mantel dan juga syal untuk freya.

Sementara Lei dan mei juga mengikuti mereka.

Freya melihat sebuah mantel yang menarik perhatiannya, namun dia shock saat melihat harganya. "Astaga..." ucapnya sambil menutup mulut

"Apa kau suka yang ini.?" tanya kevin

"Ah, tidak. Aku hanya melihatnya."

Kemudian freya lanjut melihat-lihat syal, bagus sih tapi harganya bikin menjerit. "Ya tuhan, cuma syal udah bisa buat beli.." batinnya sambil geleng-geleng.

"Syal ini bagus, kau mau ini saja..?"

Freya menatap tidak percaya, memang keluarga kevin itu kaya, tapi kan kalau ini terlalu mahal buat dia.

Freya menarik kevin agar menunduk, "Kak, kita pindah toko lain saja." bisik freya

"Memangnya kenapa kalau disini?" ia bertanya sambil tersenyum

Freya berbisik lagi di telinganya, "hatiku menjerit kak, melihat harganya.."

Kevin tertawa mendengar ocehannya, "kau pulih saja, kau tidak perlu memikirkan harganya. Lagi pula mama kan yang nyuruh..!" bisik kevin ditelinga adiknya

Terpaksa freya menggandengnya dan menyeretnya keluar, karena tidak bisa diajak kompromi.

"Kenapa kalian tiba-tiba keluar.?" tanya lei yang mengikuti di belakang

"Aku tidak mau belanja di sana, itu terlalu mahal." ucap freya

"Bukankah kevin yang akan bayar.?"

"Tentu saja, tapi dia tidak mau." balas kevin

"Padahal barangnya bagus frey, kalau aku pasti mau." ucap mei

"Sudah cari tempat lain saja."

Freya akhirnya berhenti di sebuah toko barang lokal, yang harganya juga standar.

"Kau suka yang ini?" tanya kevin saat melihat mantel panjang berwarna latte

"Iya, bagus kan kak.?"

"Bagus, sekalian kau ambil warna yang lain, hitam, putih atau mocca." kevin lalu memilihkan beberapa buah mantel

"Kebanyakan kak..."

"Nggak lah, ini buat ganti. Musim dingin itu lama, jadi kau harus sedia banyak mantel."

Kevin memilih beberapa jaket lagi, dan juga membelikannya beberapa syal.

"Kak, sudah cukup. ini sudah terlalu banyak. aku nggak mau membawanya.."

"Tenang saja, aku yang bawa." kevin lalu memberikan belanjaannya ke pelayan untuk dibawa ke kasir.

"Kak kevin, bisakah kau membantuku memilih.?" tanya mei

"Kenapa tidak meminta lei membantumu.?"

"Dia bingung, tidak bisa memilih."

"Bantu saja kak." ucap freya

Kevin menuruti perintah freya untuk membantu mei, tapi sebelum pergi dia memberikan dompetnya pada freya. "Bayar pakai yang warna hitam."

"Iya kak." freya melihat isi dompet kevin. Tidak banyak uang cash dan ada 4 buah kartu.

Mei mengajak kevin untuk membantunya memilih jaket.

"Yang ini bagus nggak kak.?"

"Bagus."

"Kalau yang ini gimana?"

"Bagus."

"Kak kevin jawabnya cuma bagus, terus dari tadi."

"Ya memang semuanya bagus."

"Kalau diantara dua ini lebih bagus yang mana?" mei menunjukkan jaket hitam polos dan satunya pink lucu

" Yang hitam."

"Kakak suka warna hitam ya.?"

"Yah.."

"Oh ya kak, aku juga mau beli sepatu, temani sebentar kesana ya." ucapnya sambil menarik kevin ke area sepatu

Sementara itu freya menunggu di kasir, hingga lei menghampirinya.

"Dimana mereka.?" tanya lei

"Tadi mei minta dibantu milih jaket katanya."

"Itu di area jaket nggak ada."

"Yah kalau gitu mereka pindah tempat." ucap freya.

"Permisi, ini total belanjanya."

"Oh iya.." freya menggunakan kartu hitam kevin untuk membayar.

"Sambil menunggu mereka, gimana kalau kita duduk disana." ucap lei

""Okay, tapi bantu bawa ini." menyodorkan belanjaannya.

"Hahh,.. belanjaanmu banyak sekali frey."

"Akhirnya, kakiku bisa istirahat.. itu semua kak kevin yang beli, aku cuma milih satu tadi."

"Biasanya kevin kalau beli baju, hanya warna hitam, putih atau cream yang dia pilih."

"Iya memang warna-warna itu yang tadi dia ambil.."

"Kalau gitu aku harus membeli sebuah baju dengan warna lain untuknya. Kau tunggu disini saja." ucap freya

Freya menuju area kemeja pria, dia memilih sebuah kemeja berwarna sky blue, lengan pendek dan panjang. "Sepertinya akan sangat cocok." lalu dia pergi ke kasir dan membayarnya.

"Sudah.??" tanya lei.

"Ya.. Kenapa mereka lama sekali." keluh freya

"Sepertinya mei senang bisa berdua saja dengan kevin. Karena sewaktu di jalan tadi dia terlihat kesal tidak bisa semobil dengannya. " ucap lei yang terlihat kecewa

Freya juga merasa seperti itu, terlihat sekali gadis itu menyukai kevin.

"Hmmm.. Aku haus ingin membeli minum, kau tunggu disini ya jaga belanjaanku.."

"Frey, kau tega sekali meninggalkanku disini sendiri, jangan pergi atau aku ikut. aku bawakan semuanya, ya.?"

"Tidak, repot bawa belanjaan sebanyak itu bolak-balik. Kau disini saja..!" ucap freya lalu pergi

"Ck,, mereka semua tega sekali padaku." keluh lei

Sementara itu kevin sudah kesal mengikuti kemauan mei.

"Sebaiknya kita kembali, mereka sudah menunggu kita terlalu lama."

"Baiklah kak."

Mereka berdua segera kembali setelah membayar sepatu yang mei beli.

Kevin menghampiri lei yang sedang duduk sendiri. "Dimana freya.?"

"Dia membeli minum, karena menunggu kalian terlalu lama."

"Dia pergi sendiri.?"

"Tentu saja, aku mau menemaninya tapi dia tidak mau.!"

Kevin mengambil ponselnya, "semoga saja diangkat." ucapnya sambil melakukan panggilan.

"kenapa kak.?" tanya freya begitu mengangkat panggilan

"Kau dimana sekarang.?"

"Ehmmm.. dimana yaa.? Sepertinya aku tersesat. Aku lupa tadi tokonya di sebelah mana."

"Benarkah.. Lalu sekarang, posisimu tepatnya ada di dekat apa.?"

"Di sebelahmu." jawab freya, yang membuat kevin langsung menoleh ke arahnya.

Kevin tertawa, "dasar gadis kecil, jadi kau membohongiku.!" ucap kevin sambil menangkup wajah adiknya.

"Aku pikir kau benar-benar tersesat."

"Sudah berapa kali aku bilang, jangan memanggilku seperti itu." protesnya

"Aku sudah dewasa kak, nggak mungkin juga tersesat. Atau kalaupun aku lupa, aku kan bisa tanya security.."

"Iya... adik kecil yang sudah dewasa."

"Sudahlah, ayo pulang." ucapnya lalu berbalik pergi.

"Lei, bantu aku membawanya." ucap kevin

"Biar aku bantu kak.." ucap mei lalu membantu kevin membawa belanjaan.

Sedangkan freya sudah berjalan terlebih dulu di depan. Kevin sedikit berlari untuk mengejar adiknya.

"Apa tidak ada yang kau inginkan lagi, princess.?"

"Kau memanggilku apa kak.?"

"Princess, kau bilang tidak suka dipanggil gadis kecil.."

"Kau meledekku kak.!" ucap freya sambil mencubit perut kakaknya

"Apa maksudmu meledek.?"

"Princess kan panggilan anak kecil...." ucapnya kesal

"Kalau gitu 'baby' saja gimana.?" bisik kevin tepat ditelinga freya. Namun hanya dibalas tatapan tajam oleh freya.

Mei dan lei sedari tadi berada di belakang mereka, namun seperti tidak terlihat.

Kevin meletakkan belanjaannya di kursi belakang.

"Ini belanjaannya kak." ucap mei

"Iya, terima kasih."

"Kak, apa aku boleh ikut di mobil kakak.?" tanya mei sedikit ragu.

"Kau kan bisa bareng lei, mobil ini penuh dengan barang." ucap kevin

Mei hanya diam mendengar penolakan kevin, hingga freya menyahut. "Tidak masalah kak, biar saja dia ikut. sebagian barangnya taruh di bagasi."

Kevin ingin protes namun tidak jadi, karena freya memberi isyarat untuk diam.

Dengan senangnya mei langsung duduk di kursi depan, disamping kevin.

"Kenapa dia duduk di depan.?"

"Biarkan saja kak." freya menahan lengan kevin untuk tidak menegurnya

"Baiklah."

"Aku pulang dulu ya, lagi pula aku pulang sendiri." ucap lei sedih

"Apa aku naik mobilmu saja lei, jadi kau tidak sendiri?" tanya freya.

"Tidak boleh. Sudah kau pulang saja." ucap kevin pada lei.

Kevin mulai menjalankan mobilnya. Dia tidak menyangka, adiknya chen sekarang sangat cerewet. Dia terus mengoceh menanyakan berbagai hal, hingga kevin lelah menjawabnya.

"Setelah lulus, kau berencana kuliah dimana mei.?" tanya freya

"Tentu saja di kampus kak kevin dan kak chen, aku juga ingin mengambil jurusan yang sama."

"Pasti akan sangat menyenangkan, bisa kuliah bersama kalian."

"Ya." ucap freya sambil tersenyum

Akhirnya mereka sampai di rumah chen. Lalu gadis itu pun turun dan mengucapkan terima kasih.

"Ayo pindah ke depan."

"Nggak, aku lelah." ucap freya sambil memainkan ponselnya

Kevin keluar dari mobil, lalu membuka pintu belakang. Dia mengangkat freya, "apa yang kau lakukan..?"

"Membantumu pindah, kau bilang lelah kan.!"

Kevin menggendongnya lalu menempatkannya di kursi depan..

Freya tidak menyangka kevin bisa seperti ini terhadapnya, walaupun terlihat cuek, tapi semua yang dilakukannya sangat manis. "Mungkinkah kak kevin menyukaiku?" pikirnya.

Disisi lain, mei yang belum pergi terlalu jauh, merasa sedikit aneh melihat interaksi diantara mereka.