Caroline adalah seorang pegawai kantor biasa. Dia bekerja seperti orang biasa dan berpenampilan sangat biasa. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah boss mafia di dunia bawah.
Suatu hari saat Carolin pergi melakukan perjalanan bisnis, tanpa diduga dia diserang oleh salah satu musuhnya dan mati karena helikopter yang jatuh lalu meledak.
Saat Carolin terbangun, dia menemukan dirinya berada ditubuh orang lain. Melihat kecermin dan memegang wajahnya dengan bingung, “Siapa?”
Akankah Caroline mampu bertahan didunia yang tidak dia ketahui ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Pedang
Duke Cedric sedang melakukan patroli dan menemukan goa ini. Dia tidak menyangka ada goa disekitar campnya.
Caroline masih diam dibalik batu besar, saat dia hendak mundur perlahan. Kakinya tiba - tiba tersandung batu.
Duke yang masih dalam keadaan waspada terkejut mendengar suara dari balik batu.
"Siapa disana?" teriak Duke sambil mengeluarkan pedangnya.
Caroline sedikit panik dan berusaha memikirkan bagaimana caranya keluar dari situasi ini.
Saat Duke Cedric mendekati batu itu, tiba – tiba terdengar suara gaduh dari Camp.
Duke Cedric mengerutkan kening. “Apa ada penyerangan?”
Segera dia pergi berbalik dan pergi kembali ke camp dengan cepat.
Caroline yang masih diam membatu akhirnya bisa rileks.
“Haaaah!! Aku kira aku akan mati!” ucap caroline menghela nafas sambil bersandar di batu besar itu.
“Tapi suara apa itu? apa mereka mulai menyerang?”
Caroline segera keluar dari balik batu besar itu dan mengambil pedangnya yang ada ditanah. Tidak mungkin Evan menyerang Camp ini untuk menyelamatkannya. Caroline segera kembali dengan mengendap – ngendap dan berhati – hati agar tidak ketahuan.
“Bagaimana bisa kalian bisa kehilangannya?” ucap Duke Cedric.
“Maaf Duke … kami tidak mengetahui kalau tuan putri kabur begitu saja,” ucap salah satu prajurit. Mereka memang menganggap remeh tuan putri. Mereka kira menjaganya hanya hal sepele.
Caroline mengintip dari balik pohon. Ternyata mereka ribut karena aku?
Ehm … aku tidak bermaksud untuk mencari masalah.
“Apa yang kalian lakukan didepan tendaku?” Caroline keluar dari balik pohon.
“Tuan Putri?! Dari mana saja anda?” teriak prajurit.
“Kau meneriakiku?” tanya Caroline dengan dingin.
“Maaf aku tidak bermaksud,” ucap Prajurit itu merasa bersalah. Dia hanya panik karena lalai dengan tugasnya.
“Baiklah kau bisa kembali,” ucap Duke.
“Tuan Putri dari mana saja anda?” tanya Duke dengan suara rendah.
“Caroline,” ucap Caroline mengabaikan pertanyaan Duke.
“Apa?” tanya Duke.
“Sudah aku katakan panggil aku Caroline,” ucap Caroline.
“Ah … itu … Caroline kau darimana saja?” tanya Duke.
“Aku hanya pergi jalan – jalan,” jawab Caroline.
“Jalan – jalan pada jam segini?” tanya Duke heran.
“Ya …. Apa ada yang salah?” tanya Caroline lagi.
“Tidak … tetapi jam segini itu sedikit.”
“Aku hanya tidak bisa tidur saja,” ucap Caroline lagi.
“Aku ingin istirahat sekarang,” ucap Caroline.
Duke masih ingin membicarakan sesuatu tetapi dia tidak tahu apa yang ingin dia bicarakan.
“Baiklah kalau begitu selamat beristirahat,” ucap Duke memberi hormat.
“Ya … kau juga,” ucap Caroline sambil mengalihkan pandangannya.
Duke bingung dengan Caroline. “Apa ada yang ingin kau bicarakan lagi?” tanya Duke.
Caroline terkejut dan menatap Duke. “Ehm … tidak … pergilah,” ucap Caroline berusaha untuk tetap tenang.
“Wajahmu memerah … apa kau baik -baik saja?” tanya Duke. Apa tuan putri sakit?
“Apa?!! tidak … aku baik – baik saja!” ucap Caroline, dia segera pergi meninggalkan Duke. Dia berlari dengan panik tadi sehingga membuat wajahny memerah.
Duke yang ditinggalkan merasa bingung dengan tingkah Caroline yang tiba – tiba berubah.
Caroline memasuki tendanya dengan cepat. “Wah … hampir saja aku ketahuan” Caroline melemparkan dirinya keatas kasur.
Memeluk bantalnya, Caroline masih memikirkan cahaya apa yang dia lihat tadi. Apa ada sesuatu d sana? Sudah lah lupakan saja.
"Apa master sedang tidak senang?" bisik Demon sambil melihat Caroline yang memeluk bantal.
"Entah lah," ucap Nix.
"Sebaiknya kita pergi dari sini," ucao Demon mengajak Nix untuk pergi.
Nix mengikuti Demon dan keluar dari tenda Caroline.
Caroline berhenti sesaat dan melihat kedepan. Dia seperti mendengar suara Demon dan Nix, apa itu hanya bayangannya saja? Dimana mereka berdua berada?
Caroline melihat sekeliling dan tidan melihat Demon serta Nix. Sudahlah saatnya tidur. Caroline mulai memejamkan matanya dan tertidur.
“Dimana ini?” Caroline seperti memasuki cahaya putih.
“Hei … akhirnya aku bisa berbicara padamu.”
“Pedang yang bisa berbicara?!!” teriak Caroline terkejut.
“Panggil aku Rolex,” ucapnya.
“Ha? kenapa? Kau hanya pedang,” ucap Caroline.
Pedang itu mejadi sedikit kesal. “Bocah ini!!”
“Huuuf … perkenalkan aku adalah Rolex yang merupakan pedang milik para master pedang,” ucapnya memperkenalkan diri.
“Master pedang?!”
“Ya … pemilikku yang lama sudah tiada.”
“Sekarang kau lah yang terpilih menjadi master pedang,” ucap Rolex.
“Pemilik terdahulu? Maksudmu ibuku?” tanya Caroline.
“Ya … ibumu Azura … dia adalah wanita yang sangat kuat dan hebat,” ucap Rolex sambil mengenang masa lalu.
“Tapi bukankah Aland mengatakan kalau kau adalah pedang yang dibuat oleh raja?” tanya Caroline bingung.
“Raja bodoh itu? hah … dia hanya mengatakan omong kosong,” jawab Rolex.
“Selama ini aku disimpan didalam ruangannya meskipun aku adalah pedang milik wanita yang dia benci, dia tetap menyimpanku karena kehebatanku.”
“Tetapi dia menyadari kalau pedang ini hanya bisa digunakan oleh master pedang itu sendiri … tanpa master pedang aku hanyalah pedang biasa.”
“Oleh karena itu Raja bodoh itu memberikannya kepada Anak laki – laki … seharusnya dia memberikanku kepadamu!” ucap Rolex dengan kesal.
“Anak laki – laki itu jarang berlatih dan menggunakanku … yang dia lakukan hanyalah bermain dengan kakak lemahnya itu … mengingat semua itu sangat menyebalkan bagiku,” celoteh Rolex.
“Kau ini cukup cerewet,” ucap Caroline sambil memegang telinganya.
“Hei … selama ini aku hanya diam dan tidak bicara pada siapapun jadi itu wajar bagiku!” teriak Rolex dengan menyedihkan.
“Jadi ada apa kau memanggilku kesini? Tempat apa ini?” tanya Caroline sambil melihat sekeliling.
“Ini adalah ruanganku … kau bisa menyimpan apa saja disini,” jawab Rolex dengan bangga.
“Apa kau bisa menyembunyikan tubuhku?” tanya Caroline.
“Kalau menginginkannya aku bisa melakukan itu … bahkan disini memiliki makanan dan tempat lain.”
“Karena levelku kembali kelevel awal … jadi tempat ini masih terlihat biasa saja,” ucap Rolex ada rasa kehilangan didalam suaranya.
“Kalau begitu apa sekarang tubuhku menghilang?” tanya Caroline.
“Tidak … saat ini aku menemuimu didalam mimpi,” jawab Rolex.
“Bagaimana meningkatkan levelmu?” tanya Caroline dengan semangat.
“Mudah … kau hanya meningkatkan skillmu dan nanti aku naik level sesuai dengan peningkatan skillmu,” jawab Rolex.
“Kalau begitu aku harus sering berburu monster?” tanya Caroline.
“Ya … seperti itu,” ucapnya.
“Tuan Putri …Tuan Putri …”
“seperti ada yang memanggilku?” ucap Caroline.
“Baiklah kita akan melanjutkan pembicaraannya nanti.” Rolex tiba – tiba menghilang.
“Tunggu aku masih ingin bertanya.”
“Hei!!!!” teriak Caroline.
“Tuan Putri?”
Caroline sadar dan melihat kesamping. “Duke apa yang kau lakukan?” tanya Caroline.
“Ini sudah waktunya sarapan … apa kau ingin sarapan bersama atau ingin sarapan dikamar?” tanya Duke Cedric.
Caroline merapikan rambutnya. “Aku akan makan dikamar dulu,” jawab Caroline.
“Baiklah … aku akan membawa makananmu segera.” Duke Cedric segera pergi keluar mengambil sarapan untuk Caroline.
Caroline turun dari tempat tidur dan mencuci mukanya dengan air dan handuk yang telah disiapkan oleh Duke Cedric.
“Sepertinya dia akan bertambah kuat dengan adanya pedang itu,” gumam Caroline. Pedangnya saat ini disita oleh Duke. Untuk saat ini dia tidak bisa melihat pedang itu secara langsung.
“Aku harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan pedangku kembali.” Ya … mereka belum selesai dalam perang ini. Dia harus membuat Duke Cedric memenangkan perang ini segera.
semangat ya duke dan duches