Terlalu sakit hati atas semua perbuatan ibu mertuaku di saat kami masih miskin.Hinaan demi hinaan aku terima setiap saat hannya karena aku tidak bisa seperti menantunya yang lain.Di bandingkan di jadikan babu bahkan anak-anakku kerap mendapat perlakuan tidak baik dari mertuaku membuat ku dendam sampai mati.
Sekarang saat aku sudah sukses dan dia sudah penyakitan dia ingin aku merawatnya layaknya seorang mertua tentu saja aku menolak dan suamiku mendukung atas sikap ku yang jahat untuk saat ini.
Ikuti kisah rumah tanggaku yang begitu banyak cobaan hingga pada akhirnya Tuhan membuka pintu rejeki kepadaku dan suamiku sembuh dari penyakit yang di deritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
Dedi berkali-kali memukul stang mobilnya karena dia gagal memasukan Maura ke dalam mobilnya,dia sangat marah dan kesal dan bahkan dia menepikan mobilnya.
"Sial...!! Kali ini aku benar-benar sial,seharusnya aku memaksanya masuk ke mobil dan membawanya ke hotel,sampai detik ini aku masih sangat menginginkan tubuhnya." Dia mengumpat beberapa kali bahkan dia membuka kaca mobilnya ingin memastikan kalau Maura masih di tempat sebelumnya.
"Aku harus tau dimana dia tinggal,tubuhnya sudah membuatku gila,aku selalu mabuk membayangkan tubuh seksinya di balik pakaian sederhana miliknya." Ucap Dedi lalu dia memutar balik mobil miliknya.
Dia menatap gang dimana dia melihat Maura masuk ke dalam gang itu,dia membawa mobilnya masuk berharap masih bisa dia menemukan Maura.
Dari jauh dia melihat seorang wanita berjalan setengah berlari,Dedi tersenyum puas lalu mempercepat laju mobilnya.
"Ternyata tempat dia tinggal tidak terlalu jauh,baguslah paling tidak aku sudah tau dimana dia tinggal,Maura,aku harus bisa mencicipi tubuhmu yang legit,andai saja kamu bisa di bayar mungkin aku akan membayar tubuhmu dengan harga mahal." Ucapnya sambil menelan Saliva membayangkan hal-hal yang kotor.
Setelah dia tau tempat tinggal Maura,dia segera meninggalkan tempat itu,dia takut ada yang curiga dengan aksinya menatap rumah orang lain diam-diam.
Sementara itu Maura membuka pintu dengan kasar,setelah itu dia duduk di lantai dengan napas putus-putus,dia sangat takut dengan kejadian yang menimpanya barusan,dia dilecehkan orang yang pernah dia anggap saudara.
"Dek ada apa denganmu,kamu lari-lari ya makanya sampai napas mu seperti itu?" Surya dengan sekuat tenaga berdiri lalu dia memakai tongkatnya yang dari kayu untuk menopang tubuhnya,dia pergi ke belakang.
Maura sebenarnya sangat kaget dengan kemajuan kesehatan suaminya bahkan suaminya sudah bisa berjalan sendiri walau masih harus pakai tongkat.
"Dek kamu pasti sangat lelah,kamu minum dulu air putih."
"Mas kamu tidak perlu repot,aku bisa mengambilnya." Jawab Maura.Wajahnya sedikit aneh menurut Surya,bahkan Maura terlihat gelisah seakan menyembunyikan sesuatu.
"Dek kamu baik-baik saja kan? bagaimana pekerjaan mu apa baik-baik saja? apa majikan mu itu baik?" Surya menanyakan banyak hal kepadanya,Maura tersadar dengan sikapnya.
"Hmm semua baik-baik mas,majikan ku juga baik saking baiknya mereka bahkan menyuruhku membawa makanan ini,aku akan menaruhnya ke piring tolong bangunkan anak-anak mas." Perintah Maura,dia segera mengambil piring dan mangkok dia berusaha mengalihkan perhatian suaminya.
"Anak-anak sudah makan dek,tadi aku sudah memasak,mereka makan dengan lahap walau hannya lauk tempe saja." Jawab suaminya.
"Bangunkan saja mas,aku membawa begitu banyak lauk,mereka pasti akan bahagia karena aku bawa lauk yang enak-enak hari ini." Maura membuka beberapa bungkusan dan benar saja suaminya langsung semangat membangunkan anak-anak.
Setelah kedua anaknya bangun mereka makan dengan sangat lahap semua makanan yang di bawa Maura habis tanpa tersisa dan mereka tersenyum bahagia setelah sekian lama akhirnya mereka bisa makan makanan enak.
"Terima kasih sayang kamu sudah membawa makanan enak." Ucap Surya dia duduk sambil bersandar di dinding dia membuka setengah bajunya,perutnya yang kekenyangan terlihat jelas.
Maura hannya tersenyum,dia masih kepikiran dengan kejadian tadi,dia memutuskan untuk merahasiakan itu semua dari suaminya dia takut suaminya yang belum sembuh secara total malah emosi dan membuatnya malah melakukan sesuatu yang buruk.
Karena di dunia ini tidak ada satu pun pria yang ingin istrinya di lecehkan pria lain.
"Dek kamu kenapa dari tadi mas lihat kamu seperti menyembunyikan sesuatu bahkan kamu hannya makan sedikit saja." Tanya suaminya.
"Tidak papa mas,aku baik-baik saja,ya sudah aku tidur dulu ya mas,karena besok aku juga harus bangun pagi." Ucapnya lalu dia segera tidur di samping anak-anaknya.
*****
Dedi mengunci mobilnya lalu mendorong pintu,dia berhenti di depan pintu saat melihat istrinya Siska sudah menunggunya dengan tatapan sinis.
"Dari mana saja kamu? Apa kamu tidak tau ini sudah jam berapa?" Tanya Siska,semakin hari hubungan mereka semakin renggang bahkan Dedi suaminya sudah malas untuk menyentuhnya sekalipun malam kamis,hal itu yang membuat Siska semakin bertambah curiga.
" Kamu bisa diam tidak,aku baru pulang kerja kenapa kamu selalu saja cari masalah? Aku muak tau nga?"
" Itu semua gara-gara kamu,andai saja kamu tidak mata keranjang aku tidak akan seperti ini,kerja!!? Kamu bilang kerja jadi menurut mu aku ini tidak kerja? alasan saja yang kamu berikan setiap hari_"
"Apaan sih kalian berdua? Setiap hari ribut,semakin hari semakin tidak jelas,apa sih yang kalian ributkan?" Tiba-tiba saja Rena keluar dari kamar dan menghampiri mereka,dia begitu kesal kepada menantu dan anaknya,apalagi saat ini pikirannya sedang pusing karena pembantu yang mereka pesan dari yayasan belum juga datang.
" Makanya bu,kalau jadi orang tua itu harus bijak,ajari anakmu,lihat anakmu setiap hari telat pulang kerja apalagi yang dia lakukan di luar sana kalau bukan memesan ani-ani." Kata-kata Siska membuat mertuanya tersinggung,dia yang sudah mulai stres beberapa hari ini membuatnya tidak bisa menahan emosi.
" Siska kamu jangan keterlaluan ya,kamu bicara seperti itu kepada mertuamu dimana rasa hormatmu kepada ibu mertua mu?" Hardik Rena,dia melampiaskan rasa kesal yang sudah dia pendam beberapa hari ini.
"Apa bu,hormat memangnya ibu butuh penghormatan dari aku dan juga Laura,bukan kah kami sudah mengangkat derajat mu di hadapan para tetangga,bukankah Maura menantu mu yang miskin sangat menghormati mu, tapi kamu mengusirnya,itu artinya kamu tidak butuh di hormati." Jawab Siska dengan tatapan berapi-api dan tentu saja Rena sangat kaget.
Tidak ingin memperpanjang keributan,Rena memilih pergi meninggalkan menantunya,apalagi Dedi anaknya tidak menegur istrinya sedikit pun membuat kepalanya terasa panas.
Dedi juga langsung pergi,dia masuk ke dalam kamar lalu menutup tubuhnya dengan selimut dan pura-pura tidur.
Di dalam selimut Dedi selalu teringat dengan Maura,dia terus mencari cara agar bisa bertemu dengan Maura dan membawa adik iparnya ke suatu tempat.
"Ahh bodoh sekali,kenapa aku begitu gila kepadanya,." Ucapnya dalam hati lalu mencoba untuk memejamkan matanya.
Sementara itu Maura yang sudah tertidur,tiba-tiba dia terbangun karena mimpi buruk,bahkan kejadian yang di alaminya sampai terbawa dalam mimpi membuatnya begitu trauma.
" Dek apa yang terjadi kenapa kamu memaki lelaki jahanam itu?"
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
beda kisah jika sulung sakit keras ato berkelakuan khusus (autis)
bolehkh ibu tinggal dirumah kalian, nak? gitu donk... pasti gengsiknnn
puji Tuhan/Pray/