Awalnya Su Lingyu adalah penggarap spiritual dari zaman modern. Namun karena sebuah kecelakaan konyol, ia terpaksa memasuki sebuah dunia novel percintaan zaman kuno, menjadi selir Pangeran Bupati Bo Mingchen sekaligus karakter penjahat wanita yang akan berakhir menyedihkan.
Su Lingyu tidak mau berakhir menyedihkan. Jadi dia dengan patuh menandatangani perjanjian perceraian lalu pergi. Dengan tubuh koi nya yang makmur, Su Lingyu berhasil melalui semua masalah yang timbul setelah bergesekan dengan pemeran utama wanita.
Namun, kenapa rasanya ada yang salah dengan plotnya? Dan apa yang salah dengan Bo Mingchen yang perlahan menipunya kembali ke istana pangeran bupati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikong Lian Bernasib Sial
Bo Mingchen khawatir jika Sikong Lian akan mengatakan sesuatu yang membuat Su Lingyu marah, jadi segera mengalihkan topik. Dia menatap Su Lingyu.
"Abaikan saja dia. Aku datang untuk memeriksa bukit itu."
"Dia sahabatmu? Yakin?"
"Ya."
"Sahabat mu agak lain."
"..." Bo Mingchen tidak menanggapinya.
Sebelum Sikong Lian meledak karena marah ia menyeretnya ke halaman belakang.
Su Lingyu tidak mau mengurus mereka. Dia sibuk membuat pangsit isi daging cincang dan merebusnya. Kemudian Su Lingyu membuat saus pelengkapnya.
Memikirkan tentang Sikong Lian yang tidak menyukainya, ia mendengkus. Dia bukan Su Lingyu yang asli, jangan harap bisa tergoda atau marah padanya. Dialah yang akan membuatnya marah sampai mati!
Di halaman belakang, Sikong Lian yang belum sempat sarapan benar-benar marah. Wajahnya menunjukkan ekspresi kesal dan bau (tidak menyenangkan).
Mengikuti Bo Mingchen, ia bertanya, "Katakan padaku, apakah dia memang seperti ini? Kenapa mulutnya begitu menyebalkan? Tidak heran kamu akan menceraikannya setelah memenuhi perjanjian tiga tahun pernikahan."
Bo Mingchen tidak menjawab. Ia tahu sendiri bahwa ini bukanlah alasannya. Kenapa dia tidak membantu Sikong Lian bicara tadi, ia mulai mengerti karakter Su Lingyu yang bicara langsung dan tak kenal ampun.
Di mata gadis itu, hanya uang dan harta yang bisa dinegosiasikan dengan mulut yang baik. Sisanya tidak dapat dimengerti.
"Kurangi untuk memprovokasi dirinya di masa depan. Kamu hanya akan menjadi pihak yang sial," ujarnya.
"Apakah kamu takut padanya?"
"Ini bukan takut, hanya jangan berdebat dengannya."
"..." Nada bicaramu seolah-olah sudah terbiasa dengannya, batin Sikong Lian.
Keduanya melewati kebun sayur dan buah, lalu melihat buah apel hijau kemerahan yang menggoda di pohonnya. Karena lapar, Sikong Lian memetiknya satu untuk dicicipi.
Rasa manis sedikit asam langsung memenuhi mulutnya saat pertama kali digigit. Sikong Lian langsung mengumpat ringan karena terkejut.
"Sial, apel jenis apa yang begitu manis? Tidakkah kamu harus mengambil rumah itu kembali? Benar-benar sangat disayangkan jika semua harta itu jatuh ke tangan gadis yang jahat. Dia bahkan menjadi lebih kaya darimu—"
Belum menyelesaikan kata-kata, Sikong Lian tiba-tiba saja tersedak hebat hingga wajahnya memerah. Ternyata potongan apel yang belum sepenuhnya dikunyah meluncur ke tenggorokannya. Ia meraih lengan baju Bo Mingchen, meminta bantuan.
Dengan tenang, Bo Mingchen menepuk cukup keras punggungnya untuk mendorong kembali potongan apel di luar.
Untungnya, usaha itu berhasil dan Sikong Lian seperti baru saja selamat dari maut.
"Sudah kubilang, jangan memprovokasi dirinya. Dia gadis yang beruntung."
"..." Sikong Lian berpikir membicarakan hal buruk tentang Su Lingyu akan membuat dirinya sial.
Benarkah?
Keduanya tiba di bukit kecil halaman belakang. Sikong Lian menghabiskan apelnya dalam diam dan memeriksa galian yang kemarin dibuat Su Lingyu.
Orang-orang dari Kaisar Bo juga memeriksanya dengan cermat sebelum akhirnya mengangguk penuh kegembiraan.
Mereka menggali tanah di sekitarnya untuk melihat seberapa lebar dan dalam batu giok mentahan tersebut.
Rupanya cukup luas dan besar.
"Bukit ini tidak perlu dalam pengawasan istana kekaisaran. Nona Su masih bisa menanam apa pun di bukit ini setelah batu giok mentahan itu dikeluarkan. Pangeran, kapan waktu yang tepat untuk melakukannya?" tanya salah satu dari mereka.
Bo Mingchen berpikir sejenak. "Lebih baik dilakukan sebelum jamuan ulang tahun paman kaisar," jawabnya.
Pihak lain mengangguk. "Kalau begitu, mari kita lakukan hari ini jika tidak ada kendala. Jika tidak selesai hari ini, kita melanjutkannya besok."
"Baiklah, hanya bisa seperti itu."
Jamuan ulang tahun Kaisar Bo pasti akan membuat banyak pihak sibuk. Namun tidak menutup kemungkinan Kaisar Bo lebih sibuk saat ini untuk menggali batu giok.
Bo Mingchen sudah membicarakan kesepakatan tentang batu giok di sini. Gadis itu pecinta uang jadi tidak bisa kehilangan uang. Kaisar Bo mengerti dan berbaik hati memberinya lebih banyak.
Sikong Lian berisik padanya. "Mingchen, bisakah aku membeli batu giok ini juga?"
"Pergilah ke istana dan tanyakan ini pada kaisar." Bo Mingchen bahkan tidak meliriknya dan pergi meninggalkan bukit.
"..." Apakah kamu tidak menganggapku sebagai temanmu lagi? Batinnya.
Sikong Lian mengikutinya. Awalnya ia pikir Bo Mingchen akan kembali setelah memeriksa tempat itu. Rupanya dia langsung masuk rumah. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang dilakukannya.
Tidakkah Bo Mingchen khawatir akan disalahpahami oleh orang sekitar?
Ia melihat Lu Tian yang sejak awal mengikuti seperti pengawal kecil di belakang.
"Lu Tian, apakah tuan mu benar-benar dekat dengan gadis itu sekarang?"
"Ya." Lu Tian mengangguk samar.
"Bukankah itu akan buruk untuknya? Dulu Su Lingyu begitu tak tahu malu untuk memasuki Istana Pangeran Bupati, sekarang ...."
"Sekarang, pangeran yang tak tahu malu memasuki rumah putri daerah," tukas Lu Tian tanpa mengubah ekspresi.
Dia mengatakan ini bukan tanpa alasan, tapi memang itu faktanya. Bo Mingchen akan mencari alasan untuk datang ke sini. Entah karena meminta Su Lingyu menyelesaikan urusan putri daerah atau mengecek halaman belakang. Semuanya dilakukan.
"Jika kamu adalah pengawal ku, aku pasti harus menghukummu," kata Sikong Lian sedikit tidak senang.
"Terima kasih, sayangnya kamu bukan tuanku."
Sikong Lian merasa heran. "Bukankah kamu biasanya paling membenci gadis itu dan memuji Ling Hua."
Lu Tian tidak menjawab ini. Ia hanya menggelengkan kepala.
"..." Apa artinya menggelengkan kepala? Sikong Lian semakin bingung.
Saat Sikong Lian menyusul Bo Mingchen, ia melihat pria itu sedang makan pangsit rebus isi daging cincang. Aroma pangsit yang harum membuatnya yang tengah lapar ingin segera duduk dan makan.
Tapi ia ingat dengan keburukan gadis itu yang dulu pernah membius Bo Mingchen.
"Mingchen, apakah kamu tidak khawatir dia akan memberi mu obat bius lagi?" tanyanya dengan nada buruk.
Su Lingyu yang makan di seberang Bo Mingchen pun cemberut. Apa lagi Xiao Mo yang melayaninya.
"Akulah yang akan memberimu obat. Tidak heran, kamu orang sial."
"Apa maksudmu?" Sikong Lian tersinggung.
"Kurangi bicara buruk dan perbanyak melakukan perbuatan baik."
"Kamu—" Sikong Lian ingin mengatakan sesuatu tapi entah kenapa, tak ada satu pun kata yang keluar dari mulutnya.
Ia tidak tahu jika semua ini merupakan ulang Kiwi yang ada di ruang spiritual. Hamster putih kecil itu menggunakan sedikit aura untuk membuatnya terdiam. Mulutnya terlalu buruk untuk mengeluarkan kata-kata.
Bahkan sebelum Sikong Lian duduk, Su Lingyu tidak memaafkannya sama sekali.
"Tidak perlu makan pangsit buatanku! Sungguh sia-sia aku menyisakannya untukmu. Aku khawatir kamu akan mencari kucing betina untuk kawin setelah makan pangsit buatanku!"
Tanpa diduga, Su Lingyu mengambil piring berisi pangsit lain untuk dirinya sendiri. Ia berpikir tidak apa-apa untuk menyiapkan sepiring pangsit rebus untuk Sikong Lian sebelumnya.
sehat-sehat selalu, dan selalu menghasilkan karya yg bagus lagi