NovelToon NovelToon
Menjadi Simpanan Om Davendra

Menjadi Simpanan Om Davendra

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor / Romansa
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lyaliaa

Allea, yang biasa dipanggil Lea adalah seorang siswi kelas 3 SMA. Awalnya dia bukan anak nakal, dia hanya anak manja yang selalu dapat kasih sayang kedua orangtuanya. Dia berasal dari keluarga kaya raya. Namun tak ada yang abadi, keluarga cemaranya hancur. Ayah dan ibunya bercerai, dan dia sendirian. Sepertinya hanya dia yang ditinggalkan, ayah—ibunya punya keluarga baru. Dan dia? Tetap sendiri..
Hingga suatu ketika, secara kebetulan dia bertemu dengan seorang pria yang hampir seumuran dengan ayahnya. Untuk seorang siswi sepertinya, pria itu pantasnya dia panggil dengan sebutan om, Om Davendra.
Dia serasa hidup, dia serasa kembali bernyawa begitu mengenal pria itu. Tanpa dia sadari dia telah jauh, dia terlalu jauh mendambakan kasih sayang yang seharusnya tidak dia terima dari pria itu.
Lantas bagaimana dia akan kembali, bagaimana mungkin ia bisa melepaskan kasih sayang yang telah lama hilang itu...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Satu tahun kemudian.. Kamar hotel nomor 254.

Angin laut berembus lembut melalui jendela yang sedikit terbuka, membawa aroma asin yang bercampur dengan kehangatan kamar hotel yang luas. Kamar hotel yang dipenuhi dengan hawa panas yang tidak biasa.

"Ah ahh—uhh. Ahh Ommmm," desahan seseorang perempuan mengisi seluruh udara hampa di kamar itu.

Tirai putih melambai perlahan, menyaring cahaya bulan yang masuk menerangi dua insan di atas ranjang besar dengan seprai yang kusut, menjadikannya saksi bisu dari malam yang penuh gairah dan nafsu yang menggelora.

"Om Dav... —Ahh."

Dalam kamar itu, kembali terdengar suara napas yang memburu, desahan yang hampir tertahan di selingi erangan lirih yang mengisi udara tanpa henti.

Tubuh Allea yang telanjang berbaring lemas di bawah Davendra, kulit mereka bersentuhan, rasanya panas dan mendesak, seperti api yang tak bisa dipadamkan sebelum mencapai puncak. Mereka berdua sudah terikat satu sama lain.

“Om…” bisik Allea di antara kecupan-kecupan yang dalam, jemarinya mencengkeram bahu bidang pria itu dengan kasar. Cengkeraman yang hampir menyisakan bekas yang dalam.

Davendra menatap gadis yang masih berada di bawahnya dengan sorot mata yang gelap, penuh hasrat dan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar nafsu. Ia ingin lebih, ia tak ingin berhenti. Lagi—lagi dan lagi.

Pria itu mulai menelusuri wajah Allea, bibirnya yang merekah, pipinya yang merona, mata yang berbinar dalam bayangan malam membuatnya tak bisa berhenti. Ia hanya tak ingin.

“Katakan —kau milikku, baby” suaranya terdengar serak, tangannya menyentuh lembut setiap lekuk tubuh Allea, seakan mengukir kepemilikannya di sana. Tubuh gadis kecil itu serasa cukup dalam genggamannya, tangannya yang besar dan berurat mulai berkeliaran semakin liar.

"Aku—auhh. Milikmu..Om— Dav, ahh..," Allea menggigit bibirnya, tubuhnya bergetar saat pria itu kembali membawanya tenggelam dalam gelombang kenikmatan yang tak bisa dia dapatkan dari siapapun. Hanya dengan pria itu, dan Davendra adalah pria pertama yang menghabiskan malam penuh gairah itu dengannya.

Tak ada lagi batas, tak ada lagi moral yang menghalangi keduanya. Hanya ada mereka—berdua, terperangkap dalam hubungan yang tak seharusnya ada, namun terasa begitu benar. Dan terasa penuh mendebarkan.

Jam di dinding terus berdetak, namun mereka tak peduli. Mereka hanya membiarkan malam menelan mereka dalam permainan penuh gairah yang menguasai kesadaran mereka, hingga hanya lelah yang akhirnya membawa mereka terlelap dalam dekapan satu sama lain.

**

Mentari pagi yang menyilaukan mulai merangkak naik di ufuk timur, menyelinap dengan berani melalui tirai jendela yang terbuka lebar. Cahayanya menghangatkan tubuh Allea yang masih tertidur pulas di tempat tidur. Seprai putih bersih melilit tubuh telanjangnya yang mungil.

Sementara di sudut ruangan, Davendra berdiri di depan cermin, hanya berbalut handuk putih yang melingkar di pinggangnya. Handuk yang menutupi kejantanannya yang hanya Allea yang merasakannya —Tidak, istrinya adalah yang pertama.

Ponsel Galaxy S menempel di telinganya, suaranya terdengar rendah dan serius saat berbicara dengan seseorang. Namun, ketika matanya menangkap bayangan Allea yang mulai bergerak di ranjang, ia segera menyelesaikan panggilannya.

Allea berusaha membuka matanya perlahan, kelopak matanya terasa berat setelah melalui malam panjang yang melelahkan.

Saat pandangannya fokus, hal pertama yang ia lihat adalah sosok Davendra yang berdiri di sana—begitu tinggi, begitu berkarisma, dengan tubuh yang masih menunjukkan sisa-sisa gairah yang mereka bagi tadi malam.

"Kau sudah bangun?" tanya Davendra, suaranya lebih lembut dibandingkan nada yang biasa ia gunakan.

Allea tidak menjawab, hanya mengulurkan tangannya, berniat untuk menarik pria itu kembali ke ranjang—ke sisinya. Davendra tersenyum tipis, ia menurut, tubuhnya yang hangat kembali mendekap gadis itu dengan erat.

"Jangan pergi dulu," bisik Allea, suaranya serak.

Davendra tidak menjawab, hanya membelai rambut gadis itu, lalu mengecup dahinya. Ia tahu, pada akhirnya ia tetap harus pergi. Davendra menarik napas dalam, ia merasakan tubuh kecil di dalam dekapannya semakin erat menempel padanya. Kulit Allea yang hangat, wangi khas tubuhnya yang manis, serta helaan napasnya yang lembut di dada pria itu membuat segalanya terasa lebih sulit untuk beranjak pergi.

“Aku harus segera kembali,” gumam Davendra yang hanya bisa di dengar oleh Allea, meskipun tangannya masih dengan lembut mengusap punggung telanjang gadis itu.

Allea mendongak, menatapnya dengan mata setengah mengantuk. “Kembali ke istri Om?” tanyanya lirih.

Davendra terdiam sejenak, sebelum jemarinya mengangkat dagu Allea agar mata mereka bertemu. “Apa kembali ke kantor juga termasuk?” Davendra menyentuh hidung mancung Allea lembut di ujung jarinya, berniat menyadarkan gadis itu.

Allea menggigit bibir bawahnya. Ia seharusnya tak bertanya, gadis labil yang terjebak dengan pria beristri membuat dadanya terasa sesak setiap kali mereka bertemu.

"Kalau begitu, jangan pergi dulu," bisiknya, menempelkan bibirnya ke bahu pria itu, menciuminya pelan.

Davendra menghela napas berat. “Lea…”

Namun, sebelum ia bisa menolak atau mengatakan sesuatu, gadis itu sudah mendesaknya ke bawah selimut, bibirnya dengan lembut mulai menelusuri leher pria itu. Seakan ia sedang mempertahankan sesuatu—meyakinkan dirinya bahwa jika ia melepaskan pria ini sekarang, besok atau lusa, Davendra akan tetap kembali—padanya.

Satu jam kemudian..

Matahari semakin tinggi ketika Davendra akhirnya bangkit dari ranjang. Allea duduk di tepi ranjang dengan seprai ayang masih melilit tubuhnya, memperhatikan pria yang bangun dari tempat tidur yang sama dengannya sedang berpakaian didepannya, pria itu memakai kemeja putih dan celana hitam, ia mengenakan arloji mahal di pergelangan tangannya.

“Aku akan kembali menjemputmu siang nanti, beristirahat lah disini,” katanya sambil merapikan kerahnya di depan cermin.

Allea tidak langsung merespons. Ia hanya menatap punggung pria itu dan bertanya pelan, “Apa ayah mengundang Om lagi untuk makan bersama?”

Davendra berhenti sejenak sebelum menjawab, “Ya, begitulah. Aku yakin ayahmu sudah mengirim pesan padamu.”

Allea mendengus kecil, ia menyandarkan tubuhnya ke headboard tempat tidur. “Om Dav.., bisakah aku tidak ikut? Aku benci saat kita bertemu di depan orang-orang, berpura-pura tidak saling kenal. Itu sangat menyebalkan.”

Davendra menatapnya melalui pantulan cermin. “Dan aku benci saat pria lain menatapmu.”

Kata-kata itu membuat jantung Allea berdegup lebih kencang. Davendra mendekatinya, duduk di pinggir ranjang, menangkup wajah gadis itu di kedua tangannya.

“Kau milikku, Lea. Hanya milikku,” bisiknya, tatapannya penuh intensitas yang tidak bisa dijelaskan oleh siapapun, bahkan dirinya. Satu kecupan singkat mendarat di bibir mungil Allea, terasa ada rahasia yang bersembunyi dari perhatian yang baru saja ia terima.

Allea hanya menatapnya tanpa kata sebelum mengangguk. Ia tahu. Sejak pertama kali ia membiarkan pria ini menyentuhnya, sejak pertama kali ia merasakan hangatnya perhatian pria ini—ia sudah tahu, dirinya tidak akan bisa lepas. Pria itu tak akan pernah jadi miliknya.

Tidak peduli seberapa terlarang hubungan yang mereka jalani.

Semuanya berawal dari delapan bulan yang lalu...

...----------------...

1
sunshine wings
Gimana bilangnya ya.. akan sampe kemana hubungannya Om Dav sama Lea?
sunshine wings
Luar biasa
Elvinzam 2322
lanjut kak upnya tambah banyak lgi 🤗🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!