NovelToon NovelToon
Jodohku Ternyata Sahabat Kakakku

Jodohku Ternyata Sahabat Kakakku

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:85.5k
Nilai: 5
Nama Author: Chocoday

Aku Raima Nur Fazluna, gadis yang baru saja menginjak usia 21 tahun. Menikah muda dengan Sahabat Kakakku sendiri yang sudah tertarik sejak awal pertemuan kita.

Namanya Furqan Hasbi, laki-laki yang usianya berbeda 5 tahun di atasku. Dia laki-laki yang sudah menyimpan perasaannya sejak masa sekolah dan berjanji pada dirinya sendiri akan menikahiku suatu saat nanti ketika dirinya sudah siap dan diantara kita belum ada yang menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chocoday, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

Beberapa hari berlalu,

Akhir-akhir ini aku lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. Berusaha untuk memikirkan lanjutan naskah cerita-ku, sesekali menangis sendirian tanpa semangat.

Beberapa kali merobek naskah yang sudah aku tulis, melampiaskan amarah pada laptop, sering juga membanting pulpen kemana saja.

Ternyata sebegitu pentingnya Kak Furqan dihidup aku!

Kenapa kita harus kenal Kak, kalau pada akhirnya semua kenangan itu akan menyakitkan bagiku!

Aku terlihat berantakan, orang rumah semakin bingung harus menyikapi seperti apa. Bang Daffa masih berusaha memberikan semangat untukku.

Pagi ini, aku sama sekali belum tertidur. Semalaman terus menatap laptop yang hingga kini masih menyala.

Mamah dan Bapak ikut khawatir melihat pintu kamar yang selalu tertutup di pagi hari. Tidak ada sahutan sama sekali, bahkan berbicara pun rasanya tidak pernah terdengar berisik lagi.

Dengan wajah khawatirnya Mamah berbicara pada Bapak dan Bang Daffa, "mending kasih tau aja deh apa yang terjadi sama Furqan, Mamah gak tega liatnya Daf. Lama-lama anak gadis Mamah bisa stres."

Bang Daffa menggusar rambutnya kasar, "biar Daffa aja nanti yang bicara sama Nur, Mah."

Dia sama sekali tidak tahu harus mulai dari mana membicarakannya.

Sebelum berangkat kerja, Bang Daffa mengetuk pintu kamarku, berharap ada respon dari dalam.

"Nur,"

Aku langsung membuka pintu kamar tanpa menjawab panggilannya.

"Abang mau bicara sebentar, boleh?" Aku hanya mengangguk mengiyakan lalu duduk bersamanya di tepian kasur.

"Kalau mau bicarain Kak Furqan mending gak usah Bang. Nur udah terlalu sakit dengernya," pintaku pelan.

"Tapi ini sesuatu penting yang harusnya kamu tau dari awal," ucap Bang Daffa membuatku menoleh penasaran padanya.

Bang Daffa menghela napasnya berat, "Furqan pindah ke Surabaya, ke tempat bisnis bapaknya."

"Terus apa pentingnya Bang?" tanyaku, "dia juga udah putusin Nur kan."

Bang Daffa meraih tanganku, dia menggenggamnya cukup erat, "nur harus tau alasan dia putusin Nur kenapa."

"Terus kenapa Bang alasannya? Nur jelek? Nur bukan cewek berpendidikan? Nur kuno?" ujarku beruntun mulai menangis.

Bang Daffa langsung menghapus air mataku seraya kepalanya menggeleng, "enggak Nur."

"Terus apa Bang?"

"Bisnis Bapaknya Furqan bangkrut terus kena serangan jantung dan jatuh sakit. Makanya mereka pindah ke sana karena Furqan harus menggantikan Bapaknya untuk menghidupi keluarga," ungkap Bang Daffa.

"Bang Daffa bohong kan?" Dia menggelengkan kepalanya cepat.

"Kenapa Nur gak dikasih tau dari awal Bang?"

"Bang Daffa juga bingung Nur, Furqan nyuruh Abang buat enggak kasih tau ke Nur tentang ini. Tapi Abang gak tega kalau kalian pada akhirnya saling sakit," ujar Bang Daffa.

"Abang tau alamatnya kan? Nur mau nyusul ke sana, Nur pengen ketemu sama Kak Furqan," tanyaku sedikit memohon.

"Izin dulu sama Mamah ya!"

Mamah yang sejak mendengarkan obrolan kita berdua langsung berdiri di ambang pintu kamar, "mamah izinin Nur."

Aku tersenyum simpul pada Mamah, "makasih ya Mah."

Bapak tidak pernah terlalu ikut campur dengan urusanku, tapi kali ini dia tersenyum melihat aku kembali sedikit bersemangat.

Pagi berikutnya, aku langsung diantar Bang Daffa ke stasiun kereta, "hati-hati di sana! Kabarin kalau ada apa-apa ya!" aku mengangguk lalu berpamitan untuk masuk.

±17 jam perjalanan,

Aku sudah sampai di hotel yang sempat aku pesan melalui online. Bergegas untuk segera tidur karena hari sudah mulai larut.

Hari berikutnya, aku mencari sarapan di depan hotel yang akan aku tempati beberapa hari ke depan.

Siangnya, aku langsung pergi ke alamat rumah yang diberikan Bang Daffa kemarin. Sembari celingukan bingung, aku masuk ke pekarangan rumah yang cukup luas tanpa pagar. Rumahnya terlihat sepi seperti tidak dihuni.

"Assalamualaikum,"

Beberapa kali aku mengucapkan salam tapi tetap tidak ada sahutan. Seorang tetangganya menghampiri karena melihatku kebingungan.

"Mbak mau cari siapa?" tanyanya.

"Oh ini Bu, saya mau cari pemilik rumah ini. Pada kemana ya? Kok kayak kosong rumahnya," tanyaku sembari mendekat padanya.

"Pak Wahyu bukan Mbak?" tanyanya.

Aku mengangguk mengiyakan walaupun sebenarnya tidak tahu nama asli Bapak Kak Furqan.

"Pak Wahyu sudah semingguan ini di rawat di rumah sakit jadi di sini gak ada yang nempatin lagi," ujarnya.

"Kalau anak-anaknya kemana?"

"Saya gak tau kalau itu Mbak, soalnya waktu kejadian Pak Wahyu jatuh saya cuman liat istrinya yang ada di rumah," jawab ibunya.

"Oh ya udah kalau gitu Bu, makasih sebelumnya," ucapku tersenyum.

Ini harus di cari kemana lagi ya!

Aku memutuskan untuk masuk ke sebuah restoran untuk makan siang sebentar. Duduk begitu saja di bangku luar karena lumayan rame.

Tiba-tiba seorang pelayan menghampiriku, "mau pesan apa Mbak?" tanyanya sembari menyodorkan buku menu.

Suaranya terdengar tidak asing, mataku sontak langsung menoleh padanya. Aku terdiam melihat sosok yang aku rindukan kini ada tepat di hadapanku.

"Kak Furqan,"

"Nur kenapa kamu ada disini?"

"Kak Furqan kerja di sini?" tanyaku balik.

"Pulang Nur, hubungan kita udah selesai," Dia langsung mengambil kembali buku menunya.

Aku menyusulnya masuk ke dalam, segera meraih tangannya agar dia berhenti melangkah, "Kakak gak mau jelasin semuanya ke aku?"

Dia menarik tanganku ke area belakang restoran. Tatapannya tajam seakan sedang emosi, wajahnya mulai terlihat memerah.

"Mau dijelasin apalagi sih Nur?"

"Kak Furqan kenapa putusin Nur tiba-tiba?"

"Karena saya gak suka lagi sama kamu," jawabnya singkat.

"Bohong," singkat-ku sembari menahan tangisan.

Dia tersenyum lalu kembali menatap tajam, "kenapa harus bohong? Kamu itu masih anak-anak, gak cocok buat saya yang selalu serius."

"Kalau seperti itu, kenapa dari awal kukuh mau seriusin Nur?"

"Saya hanya ngetes kamu," jawabnya.

"Ngetes? Sampe Kak Furqan rela ninggalin kerjaan yang udah lama? Itu cuman ngetes?" tanyaku beruntun.

"Apa salahnya emang? Kan biar kamu percaya kalau saya cinta kamu. Setelah kamu jatuh hati, saya bisa tinggalin kamu," jawabnya.

"Nur, jangan murahan jadi wanita. Saya gak bakal balikan sama kamu, sekalipun kamu memohon," sambung Kak Furqan dengan wajah merah.

Aku tersenyum simpul padanya, "terserah apapun pendapat Kak Furqan tentang aku. Nur bakal tetep kejar Kak Furqan sampe Kakak jelasin semuanya."

Aku kembali duduk di mejaku tadi, dia kembali menyodorkan buku menunya tanpa berbicara sekalipun.

"Saya pesan spaghetti carbonara sama minumnya jus jeruk ya!" pesanku langsung memberikan buku menunya kembali.

Aku menghubungi Bang Daffa sembari menunggu makanannya datang.

"Gimana di sana? Baik-baik aja kan kamu?" tanyanya beruntun dengan Kak Asya dan Mamah di sampingnya.

"Baik kok Bang, kalian pada bawel banget dari semalem," ujarku.

"Udah ketemu?" Aku mengangguk mengiyakan.

"Terus gimana responnya?" tanya Mamah penasaran.

"Jutek," jawabku dengan wajah yang ditekuk.

1
Erna Sudiastuti
Luar biasa
Awie Uti
suka suka suka suka
`Miga
Aku suka banget sama alur kisahnya,Yg bikin kadang aku nangis,Baper,kadang ikut Salting karna mereka berdua,Bagus banget ceritanya kpn kpn bikin cerita lagi ya Thor,Semangatttt
Sulastri Oke86
Luar biasa
aqil siroj
bapak durjana buang ke laut aja
BLUE SKY
relate banget sih
BLUE SKY
idih😁😎🥰
BLUE SKY
serah lu lah septian
aqil siroj
bapaknya si furqan emang sinting x ya... anak sendiri loh digituin
Chocoday
Furqan masih menikmati masa halalnya 🙏 sabar kak 😂
Fitri Nur Hidayati
sudah mp aja nih furqon. apa adiknya balik pondok lagi y? gimana bpk nya dan sdr tirinya
aqil siroj
mau pipis itu si nur 😅😅
Fitri Nur Hidayati
detik2 menuju sah... senangnya...
Fitri Nur Hidayati
kasihan icha.
aqil siroj
ngeriii banget kak sma yg menimpa ica... mungkin karna aq punya anak cewek" x ya...
merinding jadinya
Chocoday: Semoga anaknya selalu terjaga ya Kak 🙏
total 1 replies
Nurul Indarti
mulanya ceritanya bagus sampe komennya pada bagus semua tp lama lama kok gk jelas ceritanya mau d bawa kemana gk sesuai judul...maaf bukan gk menghargai penulisnya tp aku kecewa aja gk sesuai ekspektasi..
Chocoday: Terima kasih kritikkannya kak, saya terima dengan baik. Maaf kalau ceritanya gak sesuai ekspektasi kakak, saya akan perbaiki untuk selanjutnya 🙏
total 1 replies
Chocoday
diusahakan bakal tiap hari double up ya /Smile/
aqil siroj
duhhh aku tuh takutnya dia dilecehkan aksara ya ...
jangan sampai thor kasihan si ica
Chocoday: kita liat dipart berikutnya ya kak
total 1 replies
Dwie Artum
lnjut lg kk.double up nya slalu q tunggu
Bundha SayanxRaggil
yg mesti ibu nua thor yg paleng sakit hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!