Li Mei, putri sah dari Jenderal Besar, dijebak oleh saudara tirinya dan selir ayahnya atas tuduhan pengkhianatan.
Di tengah hujan deras, di hadapan rakyat yang mencemoohnya, Li Mei berlutut di atas panggung eksekusi, menunggu algojo mengayunkan pedangnya. Keluarganya hanya menatap dingin ke arahnya.
Namun, saat bilah tajam hampir menyentuh lehernya, suara dingin dan mekanis tiba-tiba menggema di kepalanya:
[“Sistem Reinkarnasi Aktif. Apakah Anda ingin hidup kembali dan membalas dendam?”]
Ya!
Saat Li Mei membuka mata, dirinya terbangun di saat usianya masih 17 tahun. Di mana ia belum bertunangan dengan putra mahkota. Li Mei bersumpah untuk tidak mengejar cinta keluarga dan putra mahkota.
INGAT! KALAU TIDAK SUKA SILAHKAN SKIP! TIDAK PERLU MEMBERIKAN RATING BURUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Insiden
Dini hari yang sunyi, dua bayangan hitam bergerak mengendap-endap di dalam kediaman Guo.
Salah satunya adalah Si Lu, tangan kanan kakek Guo Mao, yang selama ini dikenal sebagai orang yang paling setia. Ia melangkah cepat menuju gudang penyimpanan, di mana bukti kejahatannya tersembunyi.
Namun saat ia hendak menghancurkan racun yang tersisa, suara langkah kaki terdengar dari segala arah.
Si Lu menegang. Ketika ia menoleh, puluhan prajurit telah mengepungnya dari segala arah.
Dari dalam kegelapan, dua sosok muncul dengan aura yang menindas.
Guo Mei dan Guo Mao.
Kakek Guo Mao berdiri tegap, matanya dipenuhi kekecewaan. Si Lu adalah tangan kanannya, orang yang telah ia percaya selama puluhan tahun.
“Si Lu .…” suara kakek Guo Mao rendah, tetapi dingin seperti es. “Jadi ini wajah aslimu?”
Si Lu langsung berlutut, berpura-pura menangis. “Tuan! Saya dipaksa! Saya tidak punya pilihan!”
Tetapi Guo Mei hanya tersenyum dingin. Karena ia bisa mendengar isi hati Si Lu.
"Hmph! Bajingan tua! Aku sudah bersabar selama bertahun-tahun, tapi kau tak kunjung mati juga!"
Mata Guo Mei berkilat. “Dipaksa?” suaranya penuh ejekan. “Lucu sekali. Kau ingin membunuh kakek, tetapi sekarang pura-pura menjadi korban?”
Wajah Si Lu pucat. Bagaimana gadis ini bisa tahu?!
Tepat saat itu, suara ribut terdengar di sisi lain kediaman.
Prajurit lain menyeret seorang pengkhianat lainnya, yang juga mencoba menghilangkan bukti di tempat berbeda. Dia adalah pelayan yang selama ini menyajikan teh untuk Guo Mao.
Kini dua orang itu bersimpuh di hadapan Guo Mao dan Guo Mei.
Mereka menangis, memohon, bahkan bersumpah bahwa mereka tidak bersalah.
Tetapi Guo Mei bisa mendengar isi hati mereka yang penuh dengan dendam dan kebencian. Ia tidak butuh belas kasihan untuk para pengkhianat.
Tanpa sepatah kata pun, Guo Mei mengangkat tangannya.
Elemen angin berkumpul di sekitar jari-jarinya, membentuk bilah tajam yang tidak terlihat.
Swooshh!
Brugh!
Dalam satu tebasan cepat, dua kepala menggelinding di atas tanah. Darah menggenang di atas ubin dingin.
Seluruh prajurit bergidik ngeri, tetapi tidak berani mempertanyakan keputusan itu.
Mereka tahu bahwa Guo Mei telah bertindak demi keselamatan kediaman Guo.
Guo Mao menatap cucunya, sorot matanya sulit ditebak.Setelah beberapa saat, ia menghela napas dan berkata, "Bersihkan tempat ini."
Prajurit segera bergerak, membersihkan darah dan mayat para pengkhianat.
Sementara itu, Guo Mei berdiri diam, menatap langit malam yang mulai terang.
Di kehidupan sebelumnya, ia tidak pernah tahu bahwa pengkhianat itu ada di dalam rumah sang kakek. Tetapi sekarang, semuanya akan berbeda.
Mata Guo Mei berkilat dingin saat mendengar nama-nama yang disebutkan Si Lu tadi di dalam hatinya sebelum tewas.
*****
Pagi itu, langit di atas Akademi Tapak Langit cerah, tetapi suasana di dalam akademi terasa lebih ramai dari biasanya.
Guo Mei berjalan perlahan di sepanjang koridor, langkahnya tenang dan tidak tergesa-gesa. Meskipun banyak murid berkerumun dan membicarakannya, dia tidak peduli sedikit pun.
Sejak berita pemutusan hubungannya dengan keluarga Jenderal Li menyebar, namanya kembali menjadi pusat perhatian.
“Dia benar-benar memutuskan hubungan dengan keluarganya .…”
“Bagaimana dia bisa bertahan tanpa perlindungan keluarga Li?”
“Berani sekali dia melawan ayah dan kakak-kakaknya. Apa dia tidak takut?”
Namun, Guo Mei tidak menghiraukan satu pun kata-kata itu. Bagi mereka, mungkin yang dilakukannya adalah sesuatu yang mengejutkan, tetapi bagi Guo Mei, ini hanyalah awal dari perjalanan barunya.
Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti.
Di depannya, sekelompok guru senior tengah berdiri dan berbicara dengan suara pelan. Guo Mei memperhatikan mereka sejenak. Beberapa di antara mereka adalah tokoh yang sangat dihormati di akademi, tetapi Guo Mei tahu siapa mereka sebenarnya.
Di kehidupan pertamanya, dia tidak pernah curiga. Namun kini, setelah semua yang terjadi, dia menyadari bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki niat tersembunyi.
Ketika Guo Mei melewati mereka, suara dalam hati para guru itu terdengar jelas di telinganya.
“Kenapa Si Lu belum juga memberikan kabar? Ini tidak seperti biasanya.”
“Setiap hari Si Lu selalu mengirim laporan, tetapi sekarang segalanya berubah. "
"Jangan-jangan sesuatu telah terjadi?”
“Jika Si Lu gagal, rencana kita bisa berantakan. Kita harus segera mengambil langkah lain.”
Guo Mei menundukkan kepalanya sedikit, menyembunyikan tatapan dinginnya.
Si Lu … orang kepercayaan kakeknya, yang ternyata adalah pengkhianat. Jika bukan karena kemampuannya, dia mungkin tidak akan pernah mengetahui bahwa sekte Tapak Langit sedang berada dalam ancaman.
Jadi, para guru ini juga berhubungan dengan Su Li?
Guo Mei berjalan melewati mereka tanpa mengubah ekspresi wajahnya, tetapi di dalam hatinya, dia sudah menyusun rencana berikutnya.
***
Setelah selesai pembelajaran, Guo Mei berjalan menuju kantin akademi. Perutnya lapar setelah seharian berlatih dan menghadapi berbagai masalah.
Saat memasuki kantin, suasana di sana sangat ramai. Para murid duduk berkelompok, bercakap-cakap sambil menikmati makanan mereka.
Guo Mei memilih duduk di sudut ruangan, tempat yang paling sepi. Dia tidak ingin diganggu dan hanya ingin mengisi perutnya dengan tenang.
Namun, seseorang tampaknya memiliki rencana lain.
Seorang gadis berpakaian anggun berjalan perlahan ke arahnya, membawa semangkuk sup panas. Gerakannya tampak seperti tidak disengaja, tetapi Guo Mei tahu betul niat di baliknya.
Li Zhu.
Di kehidupan pertamanya, kuah panas itu benar-benar mengenai tubuhnya. Akibatnya, kulitnya melepuh dan dia harus menahan rasa sakit selama berhari-hari. Namun, yang lebih menyakitkan adalah reaksi keluarganya.
Alih-alih membelanya, Li Yuan dan Li Shimin justru menyalahkannya. Mereka menganggapnya ceroboh dan menyakiti Li Zhu tanpa sengaja. Padahal luka Guo Mei jauh lebih parah dibandingkan luka bakar kecil di tangan Li Zhu.
Namun, kali ini … semuanya akan berbeda.
Tepat saat Li Zhu hendak menumpahkan kuah itu ke tubuhnya, sesuatu yang tak terduga terjadi.
Tanpa ada yang menyentuhnya, mangkuk sup itu tiba-tiba jatuh dari tangan Li Zhu dan…
Byuur!
Arrgghh!
Seketika kuah panas menyiram tubuh Li Zhu sendiri!
Jeritan kesakitan menggema di seluruh kantin. Para murid yang melihat kejadian itu langsung menghentikan aktivitas mereka dan menoleh ke arah sumber suara.
Li Zhu terduduk di lantai, menggigit bibirnya menahan sakit. Wajahnya memerah karena panas, dan matanya berair karena perih.
Putra Mahkota Qian Feng, Li Yuan, dan Li Shimin segera berlari menghampiri Li Zhu dengan wajah cemas.
“Zhu'er! Kau tidak apa-apa?” seru Li Yuan, ekspresi wajahnya penuh kekhawatiran.
Li Shimin berjongkok di sampingnya, sementara Putra Mahkota menatap marah ke arah Guo Mei.
Li Yuan tiba-tiba berdiri dan meraih pergelangan tangan Guo Mei dengan kasar. “Li Mei! Apa kau yang melakukan ini?!”
Guo Mei menepis tangan Li Yuan dengan cepat, membuat kakaknya itu terhuyung ke belakang.
Mata Li Yuan membelalak marah. “Kau menumpahkan kuah itu ke Li Zhu karena dendam atas kejadian kemarin, bukan?! Kau benar-benar kejam!"
“Kau keterlaluan, Li Mei!” hardik Li Shimin, menatapnya penuh kebencian.
Putra Mahkota Qian Feng menambahkan, “Sejak kemarin, kau semakin tidak tahu diri. Apa kau benar-benar ingin membuat masalah?”
Sementara itu, Li Zhu yang masih menahan sakit tiba-tiba berkata dengan suara lemah, “Ini … ini salahku sendiri … aku hanya ingin lewat .…”
Guo Mei yang sejak tadi diam akhirnya membuka suara. Suaranya tenang, tetapi menusuk.
“Lewat?” Guo Mei menyeringai. “Nona Li Zhu, aku duduk di sudut ruangan. Jika kau memang hanya ingin lewat, kau mau lewat ke mana?”
Ruangan langsung menjadi hening.
Beberapa murid yang sebelumnya mencemooh Guo Mei mulai menyadari sesuatu.
Guo Mei melanjutkan dengan nada santai, “Apa kau ingin menembus tembok?”
Sekali lagi, kantin dipenuhi keheningan yang canggung.
Beberapa murid mulai berbisik-bisik, menyadari bahwa tempat duduk Guo Mei memang berada di sudut paling pojok. Tidak mungkin Li Zhu ingin lewat ke mana pun selain sengaja mendekatinya.
Namun, Guo Mei belum selesai.
Dia melangkah maju dan berkata dengan nada datar, “Dan satu hal lagi. Jika jarak kita cukup jauh, bagaimana mungkin aku yang menumpahkan kuah itu kepadamu?”
Keraguan mulai muncul di wajah para murid.
Namun, pukulan terakhir dari Guo Mei benar-benar membuat Li Zhu pucat.
“Di akademi ini, ada batu sihir yang merekam kejadian di tempat umum seperti kantin,” kata Guo Mei dengan nada santai. “Bagaimana kalau kita lihat rekaman itu sekarang?”
Li Zhu membelalak. Wajahnya yang memerah karena panas kini semakin memucat.
Para murid mulai berbisik lebih keras, dan beberapa di antara mereka menatap Li Zhu dengan curiga.
Li Yuan dan Li Shimin yang sebelumnya berapi-api kini terdiam, wajah mereka berubah ragu. Bahkan Putra Mahkota Qian Feng tidak bisa berkata-kata.
Guo Mei tersenyum dingin di balik cadarnya. Kau pikir aku akan jatuh ke perangkap yang sama dua kali? Tidak semudah itu, Li Zhu.
Sebelum benar-benar pergi, Guo Mei berhenti sejenak. "Dan satu lagi. Namaku bukan Li Mei, tapi Guo Mei. Dengar itu baik-baik!"