Shasy yang sudah menjalani pernikahannya selama dua tahun,harus menabahkan hatinya saat sang mertua dan kerabat menghinanya Mandul. Karena keadaan yang membuatnya stres dan merasa tersakiti. Sashy yang sedang kalut dan rapuh memilih untuk bersenang-senang bersama temannya. Hingga dirinya terjebak dengan pria yang membuatnya melampiaskan amarah dan kecewanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Desas desus akan di angkatnya Sashy sebagai asisten direktur utama pun mulai terdengar di telinga para karyawan lain, ada yang iri ada juga yang senang. Bagi mereka Sashy adalah wanita yang cukup sempurna, cantik pintar dan juga ramah, dan ternyata nasibnya juga bagus.
"Sas, kalau beneran jadi tlaktir kita makan di restoran mahal ya." Ucap Denisa teman sedivisi dengan Sashy.
"Iya Sas, kira-kira ikut senang kamu dapat jabatan lebih baik." Sambung salah satunya.
"Terima kasih, kalian memang Tim yang solid." Sashy tersenyum haru.
"Doakan semoga semua diperlancar."
"Aminn..."
Setelah seharian berkutat dengan pekerjaan, waktu setengah lima sore Sashy dan karyawan yang lain keluar dari kantor.
Sashy menuju parkiran mobilnya berada, meskipun mobil sederhana tapi Sashy begitu menikmati karena membeli dari hasil kerja kerasnya sendiri.
Bukan seperti yang sedang viral dengan merk brio merah, hehehe
"Sas, nanti malam jangan lupa ya, ajak suami mu." Sashy yang hendak masuk mobil menatap rekannya itu.
"Kalau sendiri aja gimana Git?" Tanyanya sambil tersenyum.
Gita mengerutkan keningnya, "Terserah yang penting kamu datang,"
Sashy tersenyum lebar sambil mengacungkan jari jempolnya.
"Kalau sudah tak mengakui Fatur, mending di cerai Sas." Ucap Gita terkekeh.
Mobil mereka parkir berdampingan. Sehingga membuat keduanya sama-sama berdiri disisi pintu.
"Mau nya begitu Git, capek makan ati terus, enakkan makan jantung biar, kekk!" Sashy memperagakan tangannya menggores leher.
Melihat itu Gita tertawa, "Jangan sadis Sas, terlalu mudah buat orang seperti Fatur jika lansung di eksekusi, perlu di kasih ayok terapi dulu."
Gita adalah sahabat Sashy sejak kuliah. Dan kebetulan mereka di terima ditempat yang sama. Jadi Gita ini adalah teman curhat Sashy.
"Pengennya langsung pada intinya, biar ngga kelamaan bikin dosanya."
Hahahhaa
Keduanya tertawan bersama, dan berpisah meninggalkan parkiran kantor.
*
*
Hampir pukul enam sore Sashy sampai dirumah, saat mobilnya berhenti, rasanya Sashy begitu malas untuk turun. Apalagi bertemu dengan suaminya, entahlah rasanya dia benar-benar sudah membenci Fatur.
Namun saat melihat mobil Fatur belum ada, Sashy memilih turun. Memasuki rumah yang mereka beli bersama, rumah yang cukup nyaman untuk tempat tinggal, namun kenyamanan itu sudah tak terasa lagi sejak mereka sering berselisih dan berujung bertengkar.
Sashy masuk kedalam kamar lalu membersihkan diri. Seperti biasa, ia akan memasakkan sesuatu untuk makan malam. Meskipun sudah mati rasa tapi jika belum ada kata cerai, Sashy masih wajib melayani sang suami.
Hingga semua sudah beres, Sashy menatap jam dinding sudah hampir pukul sembilan malam, tapi suaminya itu belum juga pulang, biasanya juga tidak pernah larut.
Megambil ponselnya yang ada di kamar, Sashy mencoba menghubungi nomor sang suami.
Satu kali nada panggilan belum di angkat, hingga deringan ke tiga barulah tersambung.
"Halo.."
Deg
Suara wanita, kenapa menjadi suara wanita? Fatur kan laki-laki bukan wanita.
Sashy berdehem kecil, "Mas Fatur kemana!" Tanyanya sedikit ngegas.
"Oh, mas Fatur, dia lagi di kamar mandi."
Hah
Begitu sesak dadanya saat ini, ternyata rasa sakit itu terus ada, ia pikir sudah tak akan merasakan sakit meskipun di hantam kenyataan.
"Ya sudah!"
Tut
Sashy mendongakkan kepalanya, mengahalau air matanya agar tak tumpah. Tak sepantasnya ia menangisi seorang Fatur yang sudah berselingkuh.
"Aku tidak boleh lemah, jika dia bisa aku juga bisa!" Tekadnya menggebu-gebu.
"Mari kita tunjukan, siapa yang mandul!" Gumamnya dengan sebuah pancaran mata yang tajam.
"Siapa sayang?"
"Oh, istri kamu." Celine tersenyum dan segara turun dari ranjang dengan tubuhnya yang polos saat melihat Fatur yang tampak segar setelah mandi, terlihat semakin tampan.
"Sashy." Beo Fatur.
"Memang istri mu ada berapa?" Ucap Celine sedikit kesal.
"Di ngomong apa?" Tanyanya dengan wajah sedikit panik.
Melihat itu tentu saja membuat Celine cemberut.
"Katanya kamu tidak usah pulang, disini aja bersenang-senang sama akuh." Celine menempel pada tubuh Fatur, membelai dada polos Fatur dengan jarinya yang lentik.
"Yang bener kamu Cel, Sashy masa ngomong begitu?" Fatur tampak tak percaya.
Semakin ditekuk saja wajah Celine, "Ngga percaya ya udah, tapi memang aku masih ingin sama kamu."
Srekk
"Celine! Akh!" Pekik Fatur saat tiba-tiba Celine melempar handuk di pinggangnya dan wanita itu langsung berjongkok untuk mengulum jon nya.
"Akhh... Celine ughh.."
Pada akhirnya Fatur benar-benar tak pulang, tak rela meninggalkan lubang yang sudah nyaman ia masuki.
Sungguh jika ada orang seperti Fatur didepan mata, sudah saya tekuk tekuk dan saya tendang ke laut Amazon.
Sashy yang merasa suntuk dan galau memilih untuk keluar rumah menemui Gita. Awalnya Sashy tak ingin datang, tapi gara-gara jala*ng nya Fatur membuatnya berubah pikiran.
Menggunakan gaun pendek sebatas paha, Sashy berjalan dengan anggun memasuki sebuah club yang Gita beri tahu.
Suami Gita merayakan ulang tahunnya, dan Sashy sebagai sahabat Gita tentu saja di undang.
Dalam pencahayaan yang tamaran, Sashy mencari sahabatnya itu, hingga dari jarah yang tak jauh Sashy bisa melihat segerombolan orang dan diantaranya ada Gita.
"Git!" Panggilnya keras, karena harus berlawanan dengan musik yang karas.
"Hey, Sas! Kamu akhirnya datang!" Gita memeluk Sashy dan tertawa.
"Gue boring, si Fatur burung murahan itu lagi tebar pesona sama rumah barunya!" Garutu Sashy.
Gita ingin tertawa atau sedih ia menjadi bingung, "Sabar, orang sabar bakalan dapat jodoh besar!"
Sashy mendelikkan matanya, "Apanya yang besar!" Pekik Sashy.
Semakin malam ternyata bar itu semakin ramai, Sashy dan Gita memilih untuk bersenang-senang berdua, karena kebanyakan laki-laki teman suami Gita, membuat mereka memilih untuk memisah.
"Git, ini berapa?" Sashy menujukan jari telunjuknya di depan wajah Gita.
"T-tiga Sas, ini tiga." Gita menyentuh jari Sashy dan menghitungnya.
"Salah! Ini satu dodol, kamu mabuk, hehehe.." Sashy tampak tertawa.
"Kepalaku gliyengan Git, tapi aku kebelet piposy." Adunya sambil merapatkan kedua pahanya.
"Gue ngga tahan Git, mau keluar akhh!"
Sashy langsung berlari sempoyongan merasakan kantung kemihnya penuh, wanita itu tak peduli dengan kepalanya yang berdenyut, untuk melihat saja pandanganya sudah kabur-kabur.
Bruk
"Astaga, hey! Kamu salah masuk toilet!" Pekik seorang pria yang terkejut melihat seorang wanita menerobos masuk toilet pria.
"Kebelet, akhh aku kebelet keluar!" Sashy yang kesadarannya berkurang tak tahu bahaya apa yang mengintainya.
"Dasar wanita gila!"
Beruntung hanya ada dirinya sendiri, dan saat Sashy sedang mengeluarkan hajatnya, pria itu justru menunggu didepan pintu agar tidak ada orang lain masuk.
"Ah..leganya." Sashy tampak tersenyum lega setelah menuntaskan hajatnya.
Sambil sempoyongan, Sashy keluar, dan bertemu dengan pria yang berdiri menatapnya dengan tajam.
"Hey, inikan toilet wanita! Kenapa ada pria seperti mu disini!" Pekiknya dengan suara yang seperti orang mabuk.
"Astaga, dia mabuk." Pria itu mengusap wajahnya kasar.
"Kamu pria sama saja, sama-sama memelihara burung murahan!"
Pria itu membulatkan matanya sambil menatap bagian bawah perutnya, di mana ada burung elang yang sedang tidur.
"Kamu!" Sashy menujukan pria itu dengan mata menyorot tajam, namun karena mabuk justru tatapan Sashy terlihat menggemaskan.
"Kamu pikir aku mandul hah! Dengar! Aku tidak mandul, dan aku bisa punya anak!"
Srek
Cup
...
Apa woy...cup apa?????