Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamparan Keras
"Bikinin minum buat siapa, Yuni?". Tanya Devi, penasaran. Dia sudah selesai mencuci pakaiannya sendiri, perintah dari suaminya. Alfan,tidak memberikan Yuni mencuci pakaian istrinya. Bahkan Alfan, seringkali mencuci pakaian sendiri dan ibunya. Entahlah kenapa,dia tidak tega dengan Yuni kelelahan.
"Buat mantan istrinya,mas Alfan. Tuh,baru datang dan di jemput lagi". Yuni,sengaja membuat Devi cemburu.
"Kurang ajar sekali,aku capek-capek nyuci. Dia malah menjemput mantan istrinya,sini biar aku yang membawa minumnya. Enak saja, datang-datang seperti nyonya". Gerutu Devi, merebut minuman di tangan Yuni.
Yuni,malah tersenyum sumringah dan melihat aksinya Devi.
Devi, bergegas menuju kamar ibu mertuanya. Hatinya memanas melihat suaminya dan mantan istri,tengah berbincang hangat.
Byurrrrr....
Devi,menyiram minuman jus jeruk ke arah Adelia.
"Aaakkhh...!". Pekiknya Adelia,yang terkejut.
Alfan dan ibunya,tak kalah terkejutnya. Begitu nekad Devi,menyiram minuman kepada Adelia.
Plakkkk...
Alfa, menampar wajah istrinya dan memberikan tatapan tajam. "Devi! Lancang sekali kamu,ha!". Bentaknya keras.
"Astaga, Adelia! Kamu gak kenapa-kenapa,nak?". Bu Norma, marah padam terhadap Devi.
Adelia dan Yuni, tersenyum. Melihat Devi,di tampar dan siap-siaplah mendapatkan semburan pedas.
"Mas,kamu menampar ku ha!". Devi,nampak tak percaya dengan suaminya sendiri.
"Ck,kamu memang pantas mendapatkan tamparan keras. Berani sekali kamu, menyiram Adelia. Dia adalah mantu terbaik ibu,bukan kamu!". Bu Norma, menunjukkan jarinya ke arah Devi.
"Tidak apa bu,cuman basah doang. Aku bisa pulang dan ganti pakaian. Mungkin salahku juga,ke rumah ini". Adelia, memasang wajah kecewanya.
"Adelia,jangan berbicara seperti itu. Alfan, pinjamkan baju untuk Adelia. Ibu mau berbicara banyak hal kepadanya,jangan pulang sekarang yah". Pinta bu Norma, tersenyum.
"Tidak mau! Tidak sudi aku meminjamkan bajuku, untuk dia. Pulang sana mbak,bilang saja mau menggoda suamiku". Bantah Devi, langsung.
"Devi,cukup! Jangan lancang kamu, berikan pakaian kepada Adelia. Yang masih baru, bukankah kamu membelinya kemarin". Alfan, langsung membentak istrinya.
"Mas kamu membentakku dan memerintahkan untuk meminjam baju untuk dia. Ck, tidak akan pernah terjadi mas". Devi, menatap tajam ke Adelia. Ingin sekali dia, menjambak rambutnya itu.
"Mas Alfan, sudahlah jangan membuat keributan lagi. Bu,aku permisi dulu yah. Kapan-kapan ke sini,jenguk ibu". Adelia, tersenyum dan pamit pergi saja.
"Tunggu nak,jangan pergi yah. Ibu masih kangen dama kamu,pliss...". Pinta bu Norma,menahan tangannya.
"Apa yang di katakan ibu,memang benar. Ibuku masih ingin bersama mu, Del". Alfan, ikut-ikutan mencegahnya pergi.
"Mas kamu apa-apaan sih? Biarkanlah dia pergi,jangan sok membelanya". Devi, langsung menahan lengan suaminya.
"Misi bu,mas Alfan dan lainnya. Maaf kedatangan ku, membuat keributan". Pamit Adelia, mengangguk kepala.
Rupanya Adelia,bagus juga aktingnya. Aku tidak akan membiarkan begitu saja, bisa bahaya ini.Batin Yuni, mengepalkan kedua tangannya.
"Plisss...Jangan pergi Del,mas mau berbicara penting juga". Alfan,mencekal lengan mantan istrinya.
"Mas, lepaskan!". Devi, langsung menarik tangan suaminya itu. "Pergilah sana mbak,jangan ke sini lagi. Sok polos dan lugu, bilang saja mau cari perhatian kepada mas Alfan dan ibu mertua ku". Devi, langsung mengusir Adelia.
Adelia, mengangguk dan memasang wajah datar. Keluar dari kamar, membiarkan bu Norma meraung-raung memanggil namanya.
Devi, berusaha mencegah suaminya menyusul mantan istrinya itu. Lagi-lagi rumah tangga Devi,dalam masalah dan mendapatkan amukan dari suaminya.
"Kamu kenapa sih,mas? Main cegah mbak Adelia, pergi. Atau jangan-jangan kamu ingin rujuk lagi, begitu? Aku tidak setuju mas,". Devi, tak akan membiarkan itu terjadi.
"Ibu setuju,jika Alfan rujuk kembali". Sahut bu Norma,keluar dari kamar.
"Kata ibu,memang benar Dev. Adelia, seorang istri yang terbaik untuk ku. Jika kamu tidak mau,aku tidak perduli. Gampang saja, aku bisa mengusir dan menceraikan mu". Ucap Alfan, entengnya.
"Apa,mas! Jangan ngaco kamu,aku aaarghhh....". Devi, menghentakkan kakinya di lantai. Lagi-lagi suaminya, mengabaikan dirinya begitu saja. Aku harus hamil,agar maa Alfan tidak akan menceraikan ku. Awas kamu Adelia, gara-gara kamu jadi berantakan semuanya.
"Devi,jika kamu ingin menjadi istri yang baik. Menurut perkataan suami, jangan malas. Kasian Yuni, mengerjakan semuanya. Ngurus ibu,masak, nyuci, seharusnya kamu bantu-bantulah. Bukankah kamu dan dia,temanan?". Kata Alfan, membuat Devi mengerucutkan bibirnya.
Yunj, tersenyum karena Alfan membelanya. Hatinya berbunga-bunga, semakin besar pula untuk memilikinya.
"Ngapain kamu senyum-senyum,ha?". Tegur Devi, langsung kesal. "Oh,jadi kamu senang mendapatkan pujian dari mas Alfan. Ingat yah, Yuni! Kamu itu pembantu di rumah ini,aku majikan kamu. Paham!". Bentaknya,sambil melotot sempurna.
"Yah...Aku senang sekali,karena mas Alfan sering memujiku. Gak salahku dong,". Yuni, mengibas-ngibas tangannya.
"Awas yah,kamu! Jangan berani-berani macam-macam, Yuni. Aku bisa saja,mengusirmu sekarang juga". Ancamnya Devi, sungguh tak menduga temannya menusuk dari belakang.
"Oh, silahkan saja. Lalu,siapa yang di bela mas Alfan. Aku atau kamu, jangan-jangan kamu di marahin mas Alfan. calon suamiku,wahai kakak madumu". Bisik Yuni, tersenyum merekah.
Plakkkk....
Devi, sudah marah padam terhadap temannya ini. Dia langsung menampar wajah Yuni,tanpa ba-bi-bu lagi.
"Devi! Apa yang kamu lakukan,ha?". Teriak Alfan, langsung dan mendekati mereka berdua.
"Huu....Huu...Hiks...Hiks...Mas Alfan,". Yuni, langsung berlarian ke pelukan Alfan. Lagi-lagi Devi, menjambak rambut Yuni tanpa ampun.
Terjadilah pertikaian antara Yuni dan Devi, sampai-sampai Alfan kewalahan menghadapi sikap istrinya. Yuni,sengaja mengalah ingin mendapatkan rasa simpati dan perhatian Alfan. Membiarkan dirinya sakit di siksa Devi,agar Devi mendapatkan amarah besar dari suaminya.
***************
Adelia, sampai di rumah dan matanya tertuju pada amplop coklat. Teringat ucapan Bimo,tadi siang.
Dia segera membuka amplop coklat, terkejut melihat jumlah uang begitu banyak. "Astagfirullah, uangnya banyak sekali. 10 juta nominalnya,apa aku tidak salah. Aku harus mengembalikan uang ini, tapi dimana tempat tinggalnya?". Adelia, mengigit bibir bawahnya.
Adelia, bergegas ke rumah bu rt. Siapa tahu dia, mendapatkan informasi tentang Bimo. Rasanya tak sanggup menerima uang sebanyak itu,apa lagi bukan uangnya.
Baru menyala mesin motornya, langsung mengurungkan niat. "Aku tidak akan mengembalikan uang ini. Jika aku mengembalikannya, pasti Bimo berpikir aku wanita baik-baik. Semakin nekad dia ingin menikahi ku,jika aku tidak mengembalikan uang ini. Pasti Bimo, berpikir panjang lagi ingin menjadikan ku seorang istri. Yah...Benar sekali, aku gunakan beberapa lembar saja. Sisanya aku simpan,". Gumamnya, langsung masuk kedalam rumah lagi.
"Sekarang apa yang harus dilakukan?". Adelia, mondar-mandir tak karuan. Bingung mau mengerjakan apa lagi, tiba-tiba dia Kepikiran untuk berkebun. "Punya ide mau berkebun nanam sayuran, lumayanlah buat nanti. Kalau banyak bisa di jual, mumpung ada lahannya di belakang".
Adelia, langsung ke halaman belakang dengan perasaan senang. Mengambil cangkul membuat lahannya, setelah selesai barulah membeli bibit yang mau di tanam.