Dapat melihat mahluk tak kasat mata, bukannlah impian dari semua orang. Begitu juga dengan seorang pemuda. Akibat menolong seseorang, pemuda itu harus mengalami musibah yang menyebabkan cerita hidupnya berubah seketika. Mendadak bisa melihat hantu, pemuda tersebut mengalami perjalanan hidup yang tidak biasa. Perjalanan hidup seperti apakah yang dialaminya?
**** ******. Bijak dalam memilih bacaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu Tahun Yang Lalu
"Terus kamu dapat informasi apa lagi, Bang?' tanya Mawar.
"Nah, ini informasi tentang kamu, Mawar," jawab Ozil terlihat lantang. "Nama asli kamu Aprlia Mawar wijiya, putri dari wijaya grup."
"Apa!" bukannya hanya Mawar yang terkejut, keempat hantu lainnya juga sangat kaget dengan ucapan Ozil.
"Yang benar, Bang?" tanya Mawar lagi. Ozil hanya tersenyum lalu dia meletakkan ponselnya di atas meja yang terbuat dari batu bata dan diperhalus dengan campuran semen. Ozil menunjukan hasil tangkapan layar mengenai infromasi tentang Mawar sampai berita kehilangan.
"Wah! Ternyata Mawar anaknya pemilik Junimart. Jadi apa yang dikatakan hantu pejuang itu benar, bisa jadi kita mati karena ada sangkut pautnya dengan harta," ucap Anggrek.
"Bang, coba cari pakai namaku, Namaku Aneke, dan nama cowokku Jonas. Kali aja ada informasi tentang aku juga," ucap Melati.
"Nanti aku cari, kalian saat masih hidup bermain sosial media nggak? Kalau main dan tahu nama asli kalian, maka akan mudah mencarinya. Kayak punya Mawar itu."
"Yang pasti aku dulu punya, tapi kan kami tidak ingat," jawab Cempaka.
"Ya udah, nanti kalau kalian ingat nama kalian, aku akan bantu mencarinya."
Sebenarnya mereka masih asyik ngobrol, tapi karena Ozil dipanggil oleh salah satu karyawan, akhirnya obrolan pun berakhir. Ozil diminta membeli beberapa makanan karena memang sebentar lagi jam makan siang. Sedangkan para hantu masih berada di taman samping bangunan dengan pembahasan seputar Mawar dan juga keahlian.
Hanya menempuh perjalanaan sekitar lima menit menggunakan motor, Ozil telah sampai di sebuah rumah makan yang menyediakan menu menu dengan lauk utama dari bebek. Ozil langsung membuat pesanana beberapa porsi lalu dia duduk di salah satu kursi tunggu sambil memainkan ponsel tentunya.
Mungkin karena sebentar lagi jam makan siang, rumah makan itu terlihat begitu ramai. Banyak yang datang di tempat tersebut. Dari yang akan makan di tempat, atau yang membeli beberapa bungkus karena pesanan seseorang atau perusahaan.
Di saat Ozil sedang asyik melakukan pencarian di ponselnya, telinganya menangkap pembicaraan dua pria pengguna jaket ojek online. Awalnya pembicaraan mereka terdengar biasa saja, tapi makin kesini pembicaraan kedengarannya makin menarik dan membuat Ozil penasaran.
"Yang benar, Bang, ada kejahatan seperti itu?" Karena penasaran, Ozil pun tak kuasa menahan dirinya untuk melempar pertanyaan kepada salah satu tukang ojek online yang sedari tadi nampak semangat dalam bercerita. Kelihata sekali kalau dua ojek itu juga terkejut dengan pertanyaan Ozil yang tiba tiba keluar.
"Benar, lah, mana semua korbannya anak orang kaya lagi," meski terkejut, Pak Ojol yang wajahnya lebih tua dari ojol yang satunya tetap menjawab pertanyaan dari Ozil.
"Contoh kasusnya ada, Pak?" Ozil sungguh masih sangat penasaran. beruntung, dia dapat nomer antrian dua puluh dan sekarang baru nomer antrian sebelas yang akan menerima makanan yang dipesan.
"Contohnya Putri pengusaha Junimart, dia hilang bersama empat putri pengusaha lainnya. Padahal kasusnya terjadi sekitar satu tahun yang lalu, tapi sampai sekarang mereka belum ditemukan. Pasti kalau bukan kelakukan psikopat, itu kelakuan orang orang yang ada hububgannya dengan para pengusaha tersebut."
"Tapi ya mungkin juga itu pekerjaan dari pembunuhan berantai. Tahu sendiri kan, kalau pembunuhan berantai itu kayak aman gitu tanpa bukti. Makanya sampai sekarang mayatnya belum bisa ditemukan."
Kening Ozil sontak berkerut dengan segala pemikirannya yang pasti tertuju pada hantu wanita yang bersamanya. Kalau memang mereka adalah korban pembunuhan berantai, kenapa arwah para hantu itu nampak utuh, mulus dan sempurna. Sedangkan Ozil sering melihat hantu lain yang tubuhnya tidak utuh. Berbagai macam pemikiran terus menari nari dikepala pemuda itu.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Ozil kembali ke kantor dengan beberapa kotak kardus makanannya. Tentu saja pemuda itu juga mendapat jatah satu kotak untuk makan siang. Setelah jam makan siang, ada beberapa karyawan yang keluar untuk melakukan pekerjannya. Biasanya kalau seperti itu, mereka seringnya akan langsung pulang jika pekerjaannya sudah selesai.
"Bapak pulang dulu ya, Zil," Pamit Pak Satpam begitu petang tiba. Pak satpam memang pulang paling terakhir jika jam kantor telah habis. Jarang sekali ada yang lembur di kantor tersebut karena mereka lebih suka meneruskan pekerjaannya di rumah sambil menikmati waktu bersama keluarga.
"Baik, Pak, sampai jumpa besok lagi ya?" Pak Satpam tersenyum lalu meninggalkan tempat kerjanya dengan jalan kaki karena rumahnya memang dekat. Setelah keadaan sepi, Ozil langsung menutup pintu gerbang. "Sekarang saatnya investigasi."
...@@@@@...