FOLLOW IG AUTHOR: @Thalindalena
“Aku ingin kau menjaga mereka 24 jam!” ucap Ricko dengan nada datar pada babysitter baru kedua anak kembarnya.
“Raisa mempunyai penyakit kelainan genetik, dia membutuhkan donor sumsum tulang belakang dari ibunya, tapi masalahnya aku tidak tahu keberadaan ibunya saat ini. Ibu si kembar adalah ibu pengganti, yang saat ini tidak tahu di mana keberadaannya. Kata dokter, Raisa bertahan hidup sampai 3 bulan lagi, jika aku tidak segera menemukan ibunya, maka nyawa Raisa tidak akan terselamatkan.” Ricko mengatakan itu semua dengan perasaan yang tidak karuan. Sebagai seorang ayah dia merasa sangat terpukul saat melihat kondisi putrinya.
Akankah, Ricko dapat menemukan ibu dari kedua anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pahit ...pahit
“Tutup mulutmu yang menganga lebar itu!” Ricko berkata dengan datar, lalu berjalan melewati Jasmine yang masih mematung di dekat meja makan. “Aku tahu kalau kau sedang terpesona melihat tubuhku ini.” Ricko berkata penuh percaya diri sembari berjalan menuju lemari pendingin yang terletak tidak jauh dari ruang makan. Ia mengambil air dingin untuk menyegarkan tenggorokannnya.
Mendengar pernyataan Ricko yang begitu menggelikan, membuat Jasmine langsung membalikkan badannya, menatap pria tersebut dengan tatapan kesal.
“Anda pede sekali Pak? Justru sebaliknya, aku malah geli dan malu melihat tubuh Bapak!” Jasmine berseru kepada Ricko yang sedang meminum air dingin dari botol aqua berukuran sedang.
UHUK!!
Ricko sampai tersedak di buatnya. Ucapan Jasmine benar-benar membuatnya terkejut bukan kepalang. Ricko mengusap bibirnya yang basah karena air, lalu ia menatap Jasmine dengan tajam seraya menutup botol tersebut dengan kesal.
“Apa kau bilang? Aku menggelikan?” Ricko seolah tidak percaya dengan kata-kata Jasmine yang di luar nalar menurutnya.
“Iya!” jawab Jasmine seraya berkacak pinggang, seolah menantang Ricko.
Ricko berkacak pinggang, dengan perasaan kesal dan tidak terima, ia berjalan menghampiri Jasmine.
“Eh! Anda mau apa?!” Jasmine terkejut dan panik sembari memundurkan langkah kakinya ketika Ricko semakin mendekat ke arahnya.
Ricko saat ini sudah berada di hadapan Jasmine. Jasmine sendiri langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya, seraya berkata, “pahit ... pahit ... pahit!”
Ricko terkekeh geli ketika melihat ekspresi Jasmine yang ketakutan karena melihatnya. Tidak pernah ia melihat seorang gadis ketakutan seperti ini. Kebanyakan para gadis di luar sana malah mengagumi bentuk badannya yang kekar dan tegap, juga ketampanannya, tapi Jasmine berbeda.
Sungguh unik sekali.
Jasmine terdiam, seraya mengintip Ricko dari celah jarinya. Ia berharap kalau pria tersebut sudah pergi dari hadapannya. Tapi, ternyata dia salah, Ricko masih ada di sana dan lebih parahnya lagi, pria tersebut semakin memajukan wajahnya.
“Ish! Bapak mau apa?!” ucap Jasmine sedikit berteriak, dengan refleks ia mendorong dada bidang Ricko agar menjauh dari hadapannya.
Ricko bukannya marah, akan tetapi malah tertawa melihat tingkah Jasmine.
“Aku ‘kan sudah bilang pahit ... pahit sebanyak 3 kali, kenapa Bapak malah semakin mendekatiku?!” kesal Jasmine seraya mengusapkan telapak tangannya di permukaan bajunya. Dada bidang Ricko yang berkeringat dan keras masih begitu terasa di telapak tangannya.
CELTAK!
“Awww!!” Jasmine memekik kesakitan saat Ricko menyentil keningnya.
Sungguh jahat sekali pria itu.
Ricko menyentil kening Jasmine dengan keras dan gemas. “Kau pikir aku ini adalah lebah?!” omel Ricko sembari berkacak pinggang, menatap Jasmine dengan tajam.
“Bapak bukan lebah tapi tawon!” jawab Jasmine seraya mengusap keningnya yang terasa sakit dan perih akibat sentilan Ricko yang terlalu keras.
Apa? Tawon?!! Ricko rasanya ingin marah ketika mendengar ucapan Jasmine, namun amarahnya menguap begitu saja saat memandang Jasmine yang masih mengusap kening. Ia menjadi merasa bersalah saat melihat kening Jasmine yang putih dan mulus itu terlihat memerah karena ulahnya. Rasanya ia ingin meminta maaf, akan tetapi dia sulit untuk mengucapkannya.
“Sarapannya sudah siap. Silahkan di makan, Pak.” Jasmine berkata sambil berjalan menuju dapur. Ia lupa kalau belum membuatkan kopi untuk majikannya itu.
“Heum!” Ricko hanya berdehem datar sebagai jawabannya.
Huh! Ricko menghela nafas panjang seraya mengumpati dirinya sendiri yang sulit untuk mengucapkan kata maaf kepada gadis tersebut.
***
Jangan lupa like-nya ya❤