Aqila tidak pernah menyangka hubunganya dengan Alden harus berakhir di tangan sahabatnya sendiri.
Gadis itu melihat dengan mata kepalanya sendiri Alden berhubungan dengan Viona sahabatnya di kamar hotel.
Tidak kuasa menahan sesak di dada, Aqila memilih pergi dari kehidupan Alden.
Namun, apa yang dilihat Aqila tidak sepenuhnya benar. Alden tidak sepenuhnya mengkhianati Aqila, tapi apa daya gadis itu telah pergi dengan membawa kesalahpahaman.
Akankah Alden dapat menyakinkan Aqila? Dan melurusku kesalahpaham yang terjadi?
Novel ini collab bareng SUSANTI 31
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Lebih Baik Berpisah
Alden menggenggam tangan Aqila erat. Tidak ingin melepaskannya. Dia tidak merasa melakukan apa pun pada Viona. Apa lagi meminta wanita itu menggugurkan kandungannya.
"Dengar Aqila, aku bersumpah, jika aku tidak pernah meminta Viona menggugurkan kandungannya. Aku saja baru tahu dari kamu. Wanita itu pasti telah mengarang cerita agar kamu marah dan meninggalkan aku," ucap Alden dengan bersungguh-sungguh.
Aqila menatap Alden tanpa kedip. Tidak ada kebohongan di mata pria itu. mungkin memang Alden tidak mengetahui kehamilan Viona dan sahabatnya itu berbohong agar hubungannya dengan Alden berakhir.
"Anggap saja aku percaya kamu tidak melakukan itu. Kamu tidak pernah meminta Viona menggugurkan kandungannya. Namun, apa kamu yakin jika bayi yang dikandung Viona bukan anakmu? Apa kamu bisa buktikan jika malam itu kamu tidak melakukan apa pun dengan Viona?" tanya Aqila.
Alden melonggarkan genggaman tangannya. Ini yang tidak bisa dia pastikan. Pria itu masih mencari bukti jika dia dan Viona tidak melakukan apa pun malam itu. Sayang tidak ada jejak atau bukti yang menguatkan.
Alden bisa saja membawa ini ke polisi, tapi itu sama saja membuka aibnya sendiri. Yang membuat semua begitu sulit, karena di dalam kamar itu tidak ada CCTV yang bisa dijadikan bukti.
"Aqila, aku juga tidak bisa menjawab ini. Seperti yang pernah aku katakan, kejadian di dalam kamarlah yang hingga saat ini belum aku bisa berikan bukti."
"Itu berarti kamu belum yakin itu anak kamu atau bukan. Bisa saja itu anak kamu'kan?" tanya Aqila.
Sebenarnya dada Aqila sesak saat menanyakan itu. Alden saja belum yakin jika dia tidak melakukan hubungan. Itu artinya bisa saja dia memang melakukan itu dengan Viona.
Aqila akhirnya telah yakin dengan keputusannya. Dia tidak akan meneruskan hubungan ini hingga Alden bisa membuktikan jika itu bukan darah dagingnya.
"Jika kamu saja tidak yakin apa yang kamu lakukan dengan Viona, bagaimana aku bisa yakin jika itu bukan anakmu. Semua masih abu-abu. Memang jalan terbaik bagi kita adalah berpisah. Jika itu memang anakmu, aku akan dihantui rasa bersalah jika kamu tidak bertanggung jawab.Viona dan bayinya lebih membutuhkan kamu," ucap Aqila dengan suara pelan menahan rasa sesak di dada.
Aqila mencoba tersenyum pada Alden. Walau sakit, tapi ini yang terbaik bagi hubungan mereka. Semua harus berakhir saat ini.
"Cinta itu tak harus memiliki. Cinta itu akan hadir disetiap hati seseorang, sekecil apapun itu. Dan cinta itu sebuah keikhlasan agar orang yang kita cintai merasa bahagia & nyaman walau dia tak memilih kita. Pagi itu memiliki embun yang menetes tanpa harus diminta. Kebahagiaan itu memiliki arti ketulusan tanpa rencanakan. Sama halnya hati, dia memiliki cinta tanpa harus diminta meskipun terkadang menyakitkan. Aku ikhlas melepaskan kamu. Aku tidak ingin egois. Jika itu memang darah dagingmu, aku akan lebih bahagia karena pernah mencintai pria yang bertanggung jawab," ucap Aqila.
Alden tidak dapat berkata apa-apa lagi. Karena pria itu juga belum pasti dengan apa yang terjadi di malam itu. Dia harus mencari bukti pasti, apakah itu darah dagingnya atau bukan.
"Cinta memang tak harus memiliki. Terkadang kita harus berhenti mencintai seseorang bukan karena orang itu berhenti mencintai kita juga, melainkan karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih bahagia apabila kita melepaskannya."
Alden kembali meraih tangan Aqila, kali ini dia menggenggamnya dengan kedua tangan. Dia ingin merasakan lembutnya tangan Aqila sebelum akhirnya memutuskan berpisah.
"Aku menerima keputusan ini, tapi bukan berarti aku mengakui kesalahanku. Aku akan mencari bukti jika aku tidak pernah melakukan hubungan dengan Viona. Saat bukti itu telah ada ditangan ini, aku akan kembali padamu. Akan aku buat kamu jatuh cinta padaku melebihi cintamu terdahulu."
"Aku tidak bisa menjanjikan akan menanti kamu. Cinta itu adalah rasa. Dia bisa berubah seiring waktu. Berharaplah, saat kamu datang cinta ini masih milikmu," ucap Aqila pelan.
Aqila melepaskan genggaman tangan Alden. Separuh jiwanya seperti ikut terlepas. Wanita itu berbalik dan berjalan meninggalkan Alden seorang diri.
...****************...