Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Andin membulatkan matanya melihat siapa orang yang berada dihadapannya kini, dia tidak menyangka bisa bertemu dengan kakak iparnya itu di sini.
Apalagi tadi mereka berdua membicarakannya dan membahas tentang bagaimana kelakuannya dan ibunya selama ini padanya.
"Kak Nayma, kok kakak ada disini?? Twnya Andin dengan kikuk.
Gadis cantik ini salah tingkah melihat tatapan intens dari sang kakak ipar. Dia tahu jika kakak iparnya pasti mendenagr percakapan mereka
"Aku sudah sejak tadi di sini Andin, bahkan sejak tadi kakak mendengar percakapan kalian, benarkah semua yang kamu katakan?? Tanya Nayma dengan pelan.
Dia seperti tidak percaya apa yang mereka bicarakan, tapi melihat nada keseriusan dari iparnya ini, dia berusaha mempercayainya.
"Itu terserah kakak, aku tidak mungkin memaksa orang percaya atau tidak, toh memang seperti itu". Andin mengangkat bahunya tidak peduli.
"Yang dikatakan Andin itu benar kak, ibunya memang yang selalu mempengaruhi anak-anak nya untuk menjadikan uang segalanya, hidup kesusahan dimasa lalu menjadikan pola pikirnya begitu mendewakan uang, ya wajar jika Andin mulai ikut-ikutan". Raka membela Andin karena memang mereka saling mengenal lama.
"Jadi kalian dulu satu sekolah?? Tanya Nayma lagi.
"Iya kak, kami teman SMP dari kelas satu sampai kami kelas 3 , Andin ini adalah orang yang selalu membela orang tertindas walau waktu itu hidupnya serba kekurangan, Ibunya dulu sering menghina kami supaya tak berteman dengan Andin karena kami miskin sama seperti nya, katanya Andin harus berteman dengan orang kaya agar bisa meningkatkan derajatnya".
Andin membuang pandangannya keluar jendela, dia tidak ingin orang tahu beban moral yang dia tanggung karena melakukan keinginan yang terkadang tidak masuk akal dan sifat ibunya yang menjadikan uang, harta dan tahta segalanya, bahkan menghalalkan segala cara tanpa memperdulikan perasaan orang lain bahkan anak-anak nya sendiri
"Andin ini selalu dipaksa untuk melakukan hal tidak pantas dengan bergaul dengan orang kaya dan mencari keuntungan kak, dia terpaksa melakukannya karena desakan ibunya, tapi walau begitu dia tetap membantu aku detik-detik terakhir sebelum kami tamat waktu itu".
Raka menerawang kisah kelam dimasa sekolahnya karena dia dan sahabatnya lagi memang berasal dari keluarga tidak mampu. mereka menjadi sasaran bully dari orang kaya termasuk Andin yang terpaksa melakukannya.
"Memang apa yang dia bantu?? Tanya Nama dengan penasaran
"Dia memberikanku semua uang yang dia manfaatkan dari teman-teman kaya nya untuk membayar biaya ijazah juga penamatan temanku satu lagi dan juga aku". Mata Raka berkaca-kaca mengingatnya.
"Aku tahu kak, setiap uang yang dia dapat dari teman-teman nya, dia tak pernah mengambilnya, dia hanya memberikan pada ibunya dan juga dia tabung untuk membantu kami, aku dan temanku melihatnya menyimpan uang itu dicelengannya yang dia letakkan di loker dan diberikan kepada kepala sekolah untuk membayarnya dan melunasi segala tunggakan kami waktu itu". Raka meneteskan Air matanya mengingat pemberian terkahir Andin padanya sebelum dia ikut SMA taruna program beasiswa.
"Sudahlah Raka, tidak usah diungkit itu sudah berlalu, lagian aku ikhlas melakukannya, aku tak mau mengambil uang itu karena bukan hak ku, kalian lebih memerlukannya".
Dia teringat bagaimana dia memanfaatkan Nayma untuk kuliahnya, dia tahu jika bukan dari desakan sang ibu untuk memanfaatkan Nayma dia tidak akan pernah kuliah".
"Jadi seperti itu, apa yang kau lakukan pada kakak itu juga desakan ibumu?? Tanya Nayma dengan tatapan penuh tuntutan.
Andin hanya mengangguk tak ingin menatap sang kakak ipar karena tak ingin menunjukkan kerapuhan yang dia miliki. Bagi setiap anak hal memalukan dilakukan seperti ini karena desakan orangtua membuat beban mental yang kuat pada anak-anak.
"Jadi kamu sengaja mentransfer semua uang itu pada kakak tempo hari, dapat dari mana kamu?? Tanya Nayma menelisik.
"Itu uang yang selama ini ku tabung saat memanfaatkan kakak, aku hanya mengambil biaya kuliahku saja selebihnya itu aku tabung untuk dikembalikan, berikan aku waktu untuk bekerja, aku akan mencicil membayarnya".
Nayma mengangguk, ternyata adiknya ini tidak serta merta memanfaatkannya, dia butuh biaya kuliah karena ibunya tidak sanggup makanya dia memperalat nya tapi dia malah hanya mengambil biaya kuliah, uang jajan dan lainnya dia simpan dan kembalikan.
"Jika masih ada sisa, anggap saja kakak ikhlas berikan kepadamu". Ucap Nayma menatap adik iparnya itu dengan sendu.
Dia tidak menyangka gadis yang selalu membuatnya kesal dan jengkel setengah mati adalah gadis baik tapi selalu mengikuti apa perkataan sang ibu walau itu perbuatan tidak baik.
"Kak, aku tidak bisa menerimanya, aku akan bekerja, doakan aku lulus, aku akan menggantikan uang kuliahku perlahan". Kini Air mata Andin turun dengan perlahan.
"Tidak apa, simpan saja untukmu jika ada sisanya, jika kau ingin membalas budi padaku, jadilah mata-mata untukku dan carikan aku bukti agar kakakmu tidak bisa berkutik di pengadilan agama saat melawan ku, bagaimana??
Mata Andin membulat seketika dengan perkataan sang kakak ipar, dia disuruh menghianati keluarganya sendiri denganenjadi mata-mata.
"Aku hanya ingin lepas dari keluargamu Andin, kamu tahu seperti apa mereka memperlakukan ku, dan kamu mau aku selamanya berurusan dengan mereka?? Tanya Nayma dengan tatapan tajam.
Andin menunduk dengan khawatir, dia ingin membantu, masalahnya yang dia lawan adalah kakak dan ibunya sendiri. Bagaimana jadinya nanti jika dia ketahuan
"Aku tidak akan menjadikanmu saksi Andin, cukup berikan aku bukti-bukti berupa foto dan video serta rekaman suara, atau apapun itu yang bisa menjadikanku menang di pengadilan agama nanti".
"Apa yang dikatakan kakak iparmu benar, Andin, kamu harus membantunya agar lepas dari keluargamu, kamu harus bisa". Ucap Raka dengan penuh semangat.
"Baiklah, akan kulakukan, maafkan keluargaku karena menyusahkan mu kak, bahkan aku juga ikut-ikutan menindasmu".
"Aku hanya tidak menyangka ternyata kamu anak yang baik, aku pikir kamu sama saja dengan ibumu".
"Iya aku hanya menurut segala perintah ibuku, apa daya jika aku selalu didoktrin bentuk bakti dengan menurut kata orangtua". Andin menghela nafasnya dengan kasar.
"Jadi kamu dan Aldo belum bersentuhan?? ". Tanya Nama dengan gamblang.
Andin menggelengkan kepalanya, " Aku hanya pikir dia orang kaya karena ibu selalu menyuruhku mencarinya, ya aku malah tertipu, aku tidak melakukan apapun dengannya, aku tidak menyukainya dia hanya sesuai dengan ibu katakan jadi aku menurut".
"Jadi pernikahan mewah itu atas keinginanmu??
Lagi-lagi Andin menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Nayma itu.
"Terus?? Tanyanya dengan penasaran.
"Ibu itu selalu menginginkan yang wah apalagi aku adalah bungsu dan dia menganggap keluarga Aldo kaya, tidak mungkin membuat pesta pernikahan yang biasa saja apalagi waktu itu rumah kami sudah sangat mewah, dia tidak mau menjadi bahan ejekan orang lain dan memaksaku membantunya mencari perhiasan kakak dan mencurinya ".
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.