PENGKHIANATAN CINTA
Aqila yang baru selesai mandi, mendengar ponselnya berdering, tanda ada pesan masuk. Wanita itu awalnya mengacuhkan suara pesan masuk itu. Dia terus saja memakai baju tidur. Tubuhnya sudah terasa remuk. Capek pulang kerja.
Namun, Aqila tidak bisa menagabaikan saat bunyi pesan masuk secara bertubi. Gadis itu penasaran juga siapa yang mengirim pesan itu. Aqila mengambil ponsel, dan membuka pesan masuk itu.
Aqila membaca pesan masuk itu dengan tangan gemetar. Dalam pesan itu juga ada foto kekasihnya Alen sedang berpelukan tanpa busana dengan seorang wanita yang wajahnya tidak terlihat jelas.
"Jika kamu ingin tahu apa yang sedang kekasih kamu lakukan datang saja ke hotel xx kamar nomor 314 lantai 3." Itulah isi pesan yang Aqila baca.
Aqila mengambil jaketnya. Dengan hanya memakai baju tidur dilapisi jaket, gadis itu pergi. Dia ingin membuktikan kebenaran foto yang dikirim seseorang itu.
Aqila mengacuhkan pertanyaan mamanya, yang ingin tahu kemana dia pergi. Dengan kecepatan tinggi gadis itu menyetir mobil menuju hotel yang disebut dalam pesan.
"Tidak mungkin itu Alden. Dia begitu mencintaiku. Selama ini Alden tidak pernah sekalipun mengecewakan aku. Pasti ini semua rekayasa," ucap Aqila pada dirinya sendiri.
Selama ini memang Alden tidak menyakiti Aqila. Pria itu sangat mencintai gadisnya. Sekalipun belum pernah dia mengecewakan Aqila. Selalu saja melakukan hal manis buat dirinya.
Sampai di hotel, setelah memarkirkan mobilnya, Aqila langsung menuju kamar yang dimaksud. Gadis itu berjalan tergesa, agar cepat sampai di kamar tersebut.
Tiba di depan nomor kamar yang dicari, Aqila berdiri terpaku. Berharap semua itu hanya rekayasa. Cukup lama gadis itu berdiri di depan pintu. Akhirnya dia beranikan diri buat mengetuk. Ketika akan mengetuk, Aqila mengurungkan niatnya.
"Jika aku mengetuk, pasti orang yang di dalam akan bersembunyi dulu. Apa aku minta tolong dengan petugas hotel saja? Tapi itu tidak mudah, mereka tidak akan mau memberikan kunci dengan mudah," ucap Aqila dalam hati.
Aqila yang berdiri dengan bersandar pada pintu kamar terkejut saat merasakan pintu itu terbuka. Didorong pelan pintu itu. Ternyata memang tidak terkunci.
Gadis itu masih berdiri terpaku di depan pintu. Takut jika ini hanya candaan saja dan foto yang dikirim hanya rekayasa. Bagaimana jika yang di dalam kamar orang lain, pasti dia akan marah? pikir Aqila.
Akan tetapi rasa penasaran membuat Aqila akhirnya melangkahkan kaki masuk ke kamar. Didorong pintu perlahan, dan Aqila mulai melangkah. Baru beberapa langkah, kakinya tersandung baju. Aqila melihat ke bawah, tampak mata gadis itu melotot. Dia sangat mengenal baju yang berserakan di lantai itu.
Aqila mengutip baju itu. Tercium bau parfum yang sangat dia hafal. Itu memang parfum Alden, kekasihnya. Gadis itu terus melangkah dan makin kaget melihat sepasang manusia yang sedang tertidur dengan posisi saling berpelukan dan dada terbuka tanpa busana.
Hati Aqila hancur berkeping-keping melihat semua itu. Terlebih wanita yang tidur dengan kekasihnya Alden adalah Viona, sahabatnya.
Dengan sekuat tenaga, Aqila menarik selimut yang menutupi tubuh kedua orang terdekatnya itu. Alden dan Viona serempak membuka mata. Betapa kagetnya Alden melihat Aqila yang berdiri dihadapannya.
"Jadi ini yang kalian lakukan dibelakangku. Menjijikan. Kenapa kalian tidak jujur saja. Terutama kamu, Alden. Jika kamu memang tidak mencintai aku, putuskan aku. Baru kau bisa bercinta sepuasmu dengan Viona," ucap Aqila dengan suara gemetar menahan tangis.
Alden membuka selimutnya. Dia kaget melihat tubuhnya yang masih telanjang. Pria itu menutup kembali badannya. Mengambil celananya yang kebetulan berada di dekat ranjang.
"Kau juga sama menjijikkan dengan Alden. Bukankah kau tahu jika Alden itu kekashku. Kenapa kau mau bercinta dengan kekasih sahabatmu? Apa tidak ada pria lain yang menarik bagimu selain Al?" tanya Aqila dengan memegang dadanya.
Dada Aqila terasa sakit. Tidak menyangka dua orang terdekatnya, menusuk dari belakang. Apa salah dia selama ini? Yang Aqila tahu, satu-satunya kesalahan dirinya hanyalah dia terlalu percaya dan terlalu mencintai Alden.
Alden yang telah menggunakan celananya, mendekati Aqila. Pria itu ingin meraih tangan Aqila, tapi gadis itu mundur.
"Jangan sentuh aku. Aku jijik sama kamu!" ujar Aqila. "Hari ini, detik ini juga, kita putus!"
"Qila, dengar dulu. Ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku ...." Suara Adel terhenti karena wwjahnya yang ditampar Aqila. Gadis itu menampar pipi Adel dengan sekuat tenaganya.
"Tidak seperti yang aku bayangkan. Apakah sebenarnya lebih dari ini yang sering kalian lakukan?" tanya Aqila dengan suara lantang.
"Tapi semua memang tidak seperti yang kamu lihat, aku ...." Ucapan Alden kembali terhenti karena kembali Aqila melayangkan satu tamparan lagi ke pipi pria itu.
"Kau, semoga kau bahagia karena telah berhasil merebut kekasihku. Terima kasih, karena aku jadi tahu jika Alden bukanlah pria baik seperti yang selama ini aku pikirkan," ucap Aqila sama Viona.
Viona, sahabatnya Aqila itu hanya diam di atas ranjang. Tanpa rasa bersalah, dia hanya memandangi sepasang kekasih itu bertengkar.
Dengan langkah gontai, Aqila berjalan perlahan meninggalkan kamar hotel itu. Air matanya sudah tidak bisa dibendung.
"Aqila, tunggu! Aku bisa menjelaskan. Ini nggak seperti yang kamu bayangkan," ucap Alden masih berusaha membela dirinya.
Alden mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Dengan tergesa pria itu memakainya. Dia berlari mengejar Aqila, sang kekasih.
"Aqila ... tunggu! Kita harus bicara," teriak Alden.
Tanpa pedulikan teriakan Alden, gadis itu tetap berjalan menuju lift. Saat akan masuk, tangannya di tahan Alden. Kekasihnya itu menarik tangan Aqila keluar dari lift. Aqila berusaha melepaskan.
"Lepaskan ...!" teriak Aqila.
"Aku nggak akan melepaskan, sebelum kamu mendengar penjelasan dariku."
"Apa lagi yang harus aku dengar. Semua yang aku lihat telah menjelaskan."
"Itu nggak seperti yang kamu pikirkan."
"Lalu, apa?" tanya Aqila.
"Aku dan Viona hanya berteman. Aku ...."
"Teman biasa di ranjang?" tanya Aqila dengan suara tinggi memotong ucapan Alden.
"Dengar dulu Aqila. Jangan mengambil kesimpulan dari apa yang kamu lihat. Terkadang apa yang kita lihat itu tidak seburuk apa yang terjadi sebenarnya."
"Apa yang lebih buruk saat melihat kekasih kita sedang tidur berdua dengan wanita lain dalam keadaan tanpa busana! Dan yang lebih menyakitkan wanita itu sahabatku!" ucap Aqila masih dengan nada tinggi.
"Aku mengaku salah. Kemarin aku dan teman-teman kuliah ke klub. Kami mabuk, dan seperti yang kamu lihat. Aku tidak tahu kenapa aku berakhir di ranjang bersama Viona!" ucap Alden berusaha menjelaskan.
"Aku tidak tahu apa yang lebih buruk, orang yang berbohong atau orang yang menganggapku cukup bodoh untuk mempercayai kebohongan! Jangan pernah menipu seorang gadis. Kamu tidak pernah tahu apa yang telah dia korbankan untuk bersamamu."
"Aku nggak bohong, Aqila. Aku nggak ada hubungan apa-apa dengan Viona. Kamu juga mengenalnya. Aku dan Viona nggak sengaja, itu semua di bawah kesadaran. Aku mengaku salah. Aku janji nggak akan mengulangnya lagi."
"Selingkuh dan berbohong tidak terjadi begitu saja. Itu adalah pilihan yang disengaja, jadi berhentilah bersembunyi di balik kata "kesalahan" saat kamu ketahuan." Aqila menarik napasnya dan kembali melanjutkan ucapan.
"Suatu hari kamu akan mengingatku dan menyadari betapa aku mencintaimu, maka kamu akan membenci diri sendiri karena membiarkan aku pergi.Suatu saat semua akan berbalik. Yang menyakiti akan disakiti. Yang mengkhianati akan dikhianati. Yang melukai akan dilukai. Yang meninggalkan akan ditinggalkan."
"Apa maksud kamu, Aqila?"
"Kita putus! Jangan pernah temui aku lagi!"
...***************...
Selamat siang. Mama datang dengan karya terbaru mama. Mohon dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
ilyaskhais😍
thor part ini sama kya SELINGKUH DG CAMER ..tp aku tetep penasaran dg kryamu . selalu favorite ..selalu menarik ceritanya
2023-04-25
1
aliffzharif
best... bru smpat baca.
2023-03-18
0
Arsyad Al Ghifari 🥰
mama Reni KA Santi aku baru mampir atas rekomendasi KA Santi ♥️♥️
2023-03-07
1