Oh My Dosen

 Pagi hari di ruang makan keluarga wiyata. Tanpa Abila mereka sarapan bersama.

"Gimana abila fa?" ken bertanya keadaan adiknya.

"Tadi agak demam sedikit kak, tapi udah fa kasih obat tadi."

"Nanti habis makan kita ngobrol bareng-bareng di ruang kerja ya! papa juga ikut sekalian."

"Iyaa kakak ipar." ~Fachri

"Jelas kalau papa mah ikut ken tanpa diminta pun."

Diruang kerja.

Ken menaruh sebuah foto serta bukti bukti dari hasil penyelidikannya kemarin.Terlihat foto seorang wanita yang cukup asing untuk mereka.

"Siapa ini Ken? tanya papa indra."

"Papa baca aja semua, disitu udah lengkap, namanya Fio pa!"

"Kamu kenal fa sama Fio ini?." Lagi lagi papa indra bertanya.

" Enggak pa! Fa juga nggak pernah lihat." Jawab fachri sambil membaca identitas fio.

"Apa motifnya dia menyebarkan foto itu ken?" papa nggak menemukan laporannya disini."

"Untuk motif masih ken selidiki pa!" Sekarang lebih baik kita pikirkan dulu membersihkan nama kalian berdua Fa."

"Sebenarnya kalian itu tinggal memberi bukti kalau kalian sudah menikah, nanti selesai semua itu fa!" ~papa indra.

"Kalau soal itu saya harus bilang dulu sama abila pa!" karena kemarin yang meminta disembunyikan pernikahan kita itu Abila."

"Iya lebih baik kamu bicarakan dulu sama istri kamu! tapi meskipun abila tidak setuju cuma ini satu satunya cara! jadi harus tetap kamu umumkan."

"Iyaa pa, siang ini kebetulan saya juga ada jadwal mengajar pa, pagi ini sebenarnya saya juga sudah di telfon rekto untuk menghadap karena gosip ini."

"Nanti meskipun Abila menentang saran kita kamu harus tetap umumkan fa! nanti papa ikut bujuk istri kamu itu!"

"Bener apa yang dibilang papa fa, hanya itu yang bisa dipakai buat mengembalikan nama kalian."

"Saya juga berencana seperti itu pa, ken! Kasian istri ku kalau di hina mereka terus."

"Nanti untuk mencari motif fio biar jadi urusan saya fa, kamu fokus aja sama urusan kampus." ~ Ken

"Yaudah kalau gitu kamu susul istri kamu, bicarakan berdua, papa juga mau mancing dulu."

Mereka bertiga berjalan keluar dari ruang kerja. ken pergi ke kantor sedang kan papa ke kolam ikan, Fachri sendiri terlihat memasuki kamar istrinya.

.

.

Ceklek...memasuki kamarnya, terlihat sang istri sudah rapi.

"Udah mandi yang? mau ke kampus?"

"Iya mas, tadi aku dapat panggilan dari rektor tentang ki mas!"

Fachri mendekat, menggenggam telapak tangan istrinya.

"Jangan takut! tadi aku juga di panggil kok yang, nanti ada aku juga disana."

"Nanti mau gimana mas?"

"Sebenarnya mas mau bilang sama kamu, kalau nanti pada saat kita ketemu rektor, mau nggak mau kita harus mengumumkan pernikahan kita."

"Ta...tapi mas! Aku takut."

"Nggak usah takut, karena kita berdua juga single sebelum menikah kok."

"Aku nurut mas aja! Aku juga bingung mau gimana menyelesaikan masalah ini kalau nggak nurut mas Fachri."

Fachri mencium kening istrinya sedikit lama sambil memejamkan matanya.

"Makasih sayang! Ayo kita ke kampus sekarang, nanti setelah kelas baru kita ke ruang rektor bersama."

"Tapi aku mau makan dulu mas, laper tadi belum sarapan."

Mereka berdua meninggalkan kamar, Fachri tetap menggandeng tangan sang istri.

"Hai anak mama yang paling cantik!" Mau ke kampus ya?" mama iren yang melihat anak dan menantunya turun dari tangga lansung menyapa.

"Mama, maafin Abila kemarin ya!"

"Nggak masalah sayang, mama sudah tau apa yang menimpa kalian, mudah mudah cepet beres ya!"

"Makasih ma." Abila sayang mama deh." Abila sudah kembali ceria.

.

.

Di perjalanan menuju kampus fachri menanyakan tentang fionpada istrinya.

"Sayang, ada yang mau aku tanyakan."

"Ada apa mas? kok kayak penting banget."

"Sayang apa kamu tau perempuan yang bernama fio?"

"Fio mas? kayaknya aku nggak kenal deh mas, nggak ada juga temenku yang namanya fio, memang ada apa mas?

" Yang mengunggah foto foto kita di situs kampus dan grup whatsapp itu namanya fio sayang, maka aku tanya kamu kenal enggak."

"Padahal mas aku itu nggak kenal lho sama fio itu, kenapa dia nyebarin foto kita mas."

"Kalau tadi aku lihat hasil penyelidikan ken itu, fio dari jurusan ekonomi yank, kamu kenal nggak?"

"Enggak deh mas! Aku nggak kenal tu mas sam fio itu."

"Nanti kita tunggu kabar dari kakak kamu yank, apa motif fio menyebarkan foto foto itu."

Diperjalanan uang panas itu Fachri bersikap sangat manis sama istrinya.Tangan kanannya memegang setir sedangkan tangan kirinya memegang tangan istrinya.