CEO perusahaan literasi ternama, Hyung menjual dirinya di situs online sebagai pacar sewaan hanya karena GABUT. Tak disangka yg membelinya adalah karyawati perusahaannya sendiri. Ia terjebak satu atap berminggu-minggu lamanya. Benih-benih asmara pun muncul tanpa tahu jika ia adalah bosnya. Namun, saat benih itu tumbuh, sang karyawati, Saras malah memutuskannya secara sepihak. Ia tak terima dan terpaksa membongkar jati dirinya.
"Kau keterlaluan, Saras. Kau memperlakukanku semena-mena tanpa menimbang kembali perasaanku. Lihat saja! Kau akan datang padaku secara terpaksa ataupun patuh. Camkan itu!"
Ia pun ingin membalas terhadap apa yang pernah Saras lakukan padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gaharu Wood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJANJIAN
Dinginnya semilir angin AC menjadi saksi Hyung dan Saras yang duduk berhadapan di depan meja kerja. Mereka tengah berada di ruangan Hyung saat ini. Yang mana sangat mengesalkan sekali bagi Saras. Namun, Saras seperti tidak bisa lari darinya. Hyung mengunci Saras dengan ancamannya. Ancaman yang bisa merusak harga diri Saras sampai jatuh berkeping-keping dan tak punya muka lagi. Alhasil Saras pun hanya bisa diam menuruti.
Hyung memberi lembaran kesepakatan kepada Saras. "Ini surat yang harus kau tanda tangani. Suka atau tidak, kau harus menandatanginya," kata Hyung yang membuat dada Saras bergemuruh.
Saras enggan membacanya. "Pak, Anda memaksa saya. Anda tidak bisa melakukan ini kepada saya," sahut Saras, menolaknya.
"Sudah baca dulu. Jangan banyak bicara." Hyung pun dengan arogan memintanya.
Raut kesal itu tersirat di wajah Saras. Tapi Saras juga tahu jika keinginan bosnya tidak bisa ditolak. Apalagi ia belum mengundurkan diri dari kantor literasi. Pada akhirnya Saras pun hanya bisa membaca isi dari lembaran itu satu per satu. Pelan-pelan membacanya, tapi semakin lama semakin kesal saja.
Dia ingin mengajak ku berkelahi rupanya. Arrrgh!
Bibir Saras mengerucut saat membaca lembaran demi lembaran yang harus ditandatanganinya. Sedang Hyung terlihat biasa-biasa saja. Ia seperti senang karena Saras kini tidak mampu melawannya.
"Aku adalah pihak pertama dan kau adalah pihak kedua. Pihak kedua mempunyai kewajiban kepada pihak pertama dan jangan sampai melanggarnya. Karena jika hal itu dilakukan, pihak kedua harus membayar sejumlah uang kepada pihak pertama." Hyung berkata pada Saras.
"Pak! Anda gila!" Saras pun tidak terima. Ia mulai emosi meladeni segala sikap Hyung.
"Kau ingin kupecat?" tanya Hyung dengan raut wajah tak enak dipandang.
Seketika Saras terdiam. Tidak bisa berkata lagi. Namun, dadanya naik turun karena menahan kesal di hati.
Pria sialan! Dia memutarbalikkan keadaan. Dan bodohnya aku mau tak mau harus menurutinya. Awas kau, Pak!
Saras kesal tertahan. Ia seperti dipermainkan. Hyung pun mendekatkan wajahnya ke arah Saras.
"Turuti semua keinginanku. Jika tidak, kau akan menderita kerugian sepanjang hidupmu," ancam Hyung. "Aku tidak akan segan berbuat sesuatu yang di luar perkiraanmu. Camkan itu!" katanya lagi dengan tatapan tajam yang mengarah ke Saras.
Saras pun menelan ludahnya. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Sepertinya ia sudah benar-benar terjebak hingga tidak bisa melarikan diri. Situs penyewaan jasa pacar itu ternyata berdampak buruk baginya. Dan kini Saras harus menanggung derita dengan menandatangani lembaran itu. Sebuah perjanjian kontrak antara dirinya dan Hyung, bosnya sendiri.
Sepulang kerja...
Suasana ibu kota tampak padat merayap saat memasuki jam pulang kantor. Satu per satu karyawan kantor literasi pun berpamitan pada Saras yang masih sibuk mengerjakan tugas tambahan. Hyung meminta Saras untuk mengerjakan tugas yang seharusnya bukan ia lakukan. Tapi karena bawahan, mau tak mau harus siap bekerja di bawah tekanan. Dan kini Saras diminta untuk menyelesaikannya hari ini juga. Tidak bisa tidak.
"Ras, aku duluan ya."
Teman dekat Saras bernama Stefany berpamitan karena hari semakin petang. Ia tampak kasihan kepada Saras. Tapi ia juga tidak berdaya untuk bantu melawan. Karena Stefany juga karyawan.
Stefany adalah angkatan pertama di kantor literasi. Ia juga yang membimbing Saras untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Tapi ada satu hal dari Stefany yang membuat Saras iri. Yaitu Stefany sudah berkeluarga dan mempunyai buah hati. Sedang Saras masih sendiri. Lima tahun terakhir ini ia merana dalam sepi.
"Hati-hati, Stef."
Dan pada akhirnya tinggal lah Saras sendiri di kantor. Ia pun kembali meneruskan pekerjaannya agar bisa cepat pulang. Dengan sepenuh hati ia mengerjakannya. Hingga malam tiba, akhirnya Saras bisa bernapas lega. Tugasnya selesai dan kini tinggal pulang saja.
Aku harus segera menyerahkan pekerjaan ini pada pria gila itu.
Saras pun segera menuju ke ruangan Hyung untuk menyerahkan pekerjaannya. Berharap Hyung tidak lagi memberi pekerjaan tambahan karena hari sudah malam.
Di ruangan Hyung...
Ruangan bernuansa elegan nan luas menjadi saksi Saras yang kembali menyerahkan apa yang dipinta oleh Hyung. Terlihat Hyung yang sedang tertidur di sofa ruangan. Ia seperti sengaja menunggu Saras untuk menyelesaikan pekerjaan. Saras pun berjalan mendekatinya. Menarik pelan ujung lengan kemeja Hyung seraya membangunkannya.
"Pak, sudah selesai," kata Saras pada Hyung.
Hyung diam. Tidak menyahutinya. Saras pun kembali membangunkannya dengan pelan. Tapi, lagi-lagi Hyung hanya diam.
Dia ini tidur atau mati?
Saras pun kesal karena merasa dipermainkan. Ia merasa Hyung hanya pura-pura tidur saja. Lantas Saras pun menarik kuat lengan kemeja Hyung hingga tubuh Hyung tersentak di sofa. Saat itu juga Hyung bangun dan melihat Saras di hadapannya.
"Saras?! Apa yang kau lakukan?!" Wajah arogan itu kembali terlihat di mata Saras.
"Em, maaf, Pak. Saya sudah selesai. Ini." Saras pun menyerahkan tugas yang telah selesai dikerjakannya.
Hyung menerima lalu membacanya. "Baik." Dan hanya kata itu yang Hyung ucapkan.
Asik, aku bisa segera pulang. Saras merasa senang. "Kalau begitu saya permisi, Pak." Saras pun tersenyum kepada Hyung.
"Tunggu!" Tapi baru saja ingin pergi, Hyung kembali meminta Saras menunggu. "Mau ke mana?" tanyanya pada Saras.
Saras menarik napas dalam-dalam. Ia merasa jengkel kepada bosnya.
Jelas saja ingin pulang karena hari sudah malam. Dasar bodoh!
Saras pun menggerutu di dalam hati. "Saya mau pulang, Pak," jawab Saras pada Hyung.
"Pulang ke mana?" tanya Hyung lagi yang beranjak berdiri.
"Pulang ke rumah kontrakan, Pak." Saras pun menjawabnya lagi.
Hyung menatap Saras sambil memegang berkas yang diterima. "Tidak. Mulai hari ini kau pulang ke apartemenku," kata Hyung lalu berlalu.
APA?!!
Saat itu juga Saras terkejut bukan main. Jantungnya berdetak kencang bak sedang lari dikejar harimau. Ia berharap salah mendengar.
Pulang ke apartemennya? Bagaimana bisa aku pulang ke apartemennya? Apa aku salah mendengar?!
Saras tak percaya. "Pak, apa Anda sedang mengigau?" tanya Saras harap-harap cemas.
Hyung berhenti melangkahkan kakinya. Ia menoleh ke arah Saras. "Lupa perkataanku? Baca kembali perjanjian yang telah kau tanda tangani itu," katanya yang membuat Saras menyadari statusnya sekarang.
Arrghh ... dia ... benar-benar menyebalkan!
Pada akhirnya Saras pun tidak bisa berkata apa-apa lagi saat perjanjian itu teringat kembali. Hyung meminta Saras untuk menuruti semua keinginannya. Saras pun merasa terjebak ke dalam perangkap Hyung. Dan sialnya, Saras tidak bisa melarikan diri. Hyung mengikat Saras dengan kontrak perjanjian sebelah pihak.
Satu jam kemudian...
Saras tiba di sebuah kawasan apartemen elit yang ada di ibu kota. Royal Elit Apartemen dengan segala kemewahannya. Ia terpaksa menuruti kemauan Hyung. Mau tak mau ia memenuhi perintah Hyung. Walaupun sampai detik ini Hyung belum pernah menyentuhnya, tetapi tetap saja Saras takut jika sanksi atas pelanggaran perjanjian itu dilakukannya. Saras begitu menjaga nama baik dan harga dirinya.
"Masuk!" pinta Hyung kepada Saras agar segera masuk ke apartemennya.
Kaget ya karena dia tamvan 😁