My Bodyguard My Obsession

Ethan menghentikan kunyahan nya dan memandang Leona dengan pandangan heran. "Apaaa...!!!??? Apa kau bilang???" Tanya Ethan.

"Aku sedang mencari bodyguard jadi kau mau tidak menjadi salah satu nya??? Gajimu akan jauh lebih banyak daripada kau bekerja di kedai kopi itu.. "

Ethan tertawa hingga membuatnya tersedak. Dia mengambil gelas dan minum air. "Kau memang tidak waras... Apa kau pikir aku akan menerima tawaranmu??? Hahaha yang benar saja.... Maaf aku tidak tertarik sama sekali.. "

"Aku akan membayar mulai 2 kali lipat dari gajimu... " Ucap Leona.

"Tidak...!!!! Aku tidak tertarik.. " Jawab Ethan lagi.

"Aku berani membayarmu tiga kali lipat kalau begitu.. " Ucap Leona lagi.

Ethan menghentikan kunyahan nya dan kembali menatap Leona. "Tidak...!!! Sekali aku bilang tidak ya tidak...!!! Aku tidak punya keahlian bela diri, dan pasti akan sangat membosankan harus menjaga orang menyebalkan sepertimu... Aku sama sekali tidak tertarik... "

"Kau bisa belajar nanti untuk bela diri... "

"Tidak...!!!"

"Ini kesempatan bagus untukmu.. Kau bisa mendapatkan uang lebih banyak lagi.. Tugasmu hanya mengikutiku saja kemana aku pergi, menjadi supir hanya itu saja.. " Leona terus mencoba untuk membuatku Ethan.

"Tidak... Aku tidak tertarik bekerja dengan orang sepertimu... Percuma saja kau membujuk ku, jawabanku akan tetap sama.. Lagipula kau bisa mencari bodyguard di jasa penyedia, disini pasti ada banyak kan...?"

Leona mengernyit dan menggerutu di dalam hati. Ternyata benar apa yang dirasakannya bahwa Ethan adalah laki-laki yang sangat angkuh dan sok. Penawaran sebesar itu dan lelaki itu menolaknya. Padahal itu adalah gaji tertinggi yang akan dia berikan jika Ethan mau. Lebih tinggi dari pada

bodyguard nya yang lain. Laki-laki ini memang harus di beri pelajaran.

"Oke baiklah jika kau menolak tawaranku, tidak masalah... Aku hanya menawarkan pekerjaan yang baik, tidak terlalu melelahkan dan gaji yang cukup tinggi padamu, tetapi kau justru menolaknya... It's okay.. " Ujar Leona kemudian.

"Baguslah kalau kau mengerti... " Ethan meletakkan pisau dan sendok di sebelah piring. Dia sudah menghabiskan sarapan buatan Leona, dan dia meminum jus hingga habis. "Aku sudah menghabiskan sarapan mulai dan juga jus nya, jadi bisakah kau membiarkanku pergi dari tempat ini???" Tanya Ethan.

Leona menatap Ethan. "Siiaaalll.... Disaat seperti ini dia masih saja bersikap angkuh... " Gerutunya.

"Setidaknya cuci wajahmu, kalau kau tidak mau mandi... Aku harus mengganti pakaianku, jadi kau bisa mencuci wajahmu sembari menunggu ku.. Aku akan mengantarmu.. " Ucap Leona.

"Tidak perlu, kau tinggal meletakkan jarimu dan pintu itu akan terbuka sehingga aku bisa keluar dan aku akan pulang sendiri.. "

Leona berdiri, mengambil piring dan gelas kotor bekas pakai nya dan juga bekas Ethan. Dia membawa nya ke dapur untuk mencuci nya. "Terserah kau saja... Aku akan melakukan apa yang harus aku lakukan, jika kau menolak permintaanky ya biarkan saja... Membusuk lah disini.. " Ucap Leona kesal.

Ethan tidak mempedulikannya dan dia berdiri lalu kembali menuju lift. Sementara itu, setelah selesai mencuci piring dan gelas, Leona pergi dari dapur dan naik ke kamarnya. Membiarkan Ethan berdiri lagi di depan lift.

Leona mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga raga. Dia akan berolahraga pagi untuk mengisi hari liburnya dan persettan dengan Ethan. Leona tidak suka jika ada orang yang coba membantahnya, dan dia ingin orang menurut dengan ucapannya. Jika ada yang seperti itu tentu Leona akan mengambil sikap untuk mengabaikannya. Hingga akhirnya orang itu akan menyerah padanya dan menuruti nya.

Setelah berganti pakaian, Leona turun dan menuju ke balkon dimana disana ada ruang gym kecil miliknya di dekat kolam renang. Saat turun tentu saja Ethan melihatnya. Lelaki itu tampak bingung. "Hei.... Kau mau kemana???? Bukankah kau sudah berjanji untuk membiarkan aku pergi!!!" Teriak Ethan tetapi Leona sama sekali tidak menengok atau mengatakan apapun dan berlalu begitu saja.

Leona mulai melakukan pemanasan terlebih dulu baru setelah itu dia memilih untuk treadmill.

Ethan mengernyit memandangi Leona yang sedang asyik berolahraga. Dia merasa jengkel sekali dengan sikap Leona. Perempuan itu benar-benar tidak waras. Bila-bila nya dia menunggu untuk pulang malah perempuan itu berolah raga. Sudah jam segini, yang ada dia akan terlambat pergi ke tempat kerja nya. "Oh ya Ampun.... Kenapa dia menyebalkan sekali... Tadi dia bilang akan membiarkanku pergi..??? gerutu Ethan. Karena kesal, Ethan akhirnya menghampiri Leona.

" Apa kau sudah tidak waras...???? Aku sudah menuruti mu dan makan, kau hilang akan membuka kan liftnya dan membiarkan aku pergi????" Ethan setengah berteriak pada Leona. Kanan tetapi perempuan itu tidak menghiraukan nya dan justru sibuk berolah raga. Kali ini Leona memilih untuk berhenti treadmill dan beralih duduk di atas matras untuk melakukan yoga.

Leona mulai melakukan gerakan-gerakan yoga. Dan waktu berlalu, sudah sekitar sepuluh menit tetapi Leona sama sekali tidak memperdulikan ocehan Ethan padanya. Hal itu semakin memantik emosi Ethan. Dia sudah menunggu terlalu lama, dan dia harus bekerja hari ini karena jika tidak, dia akan dapat masalah yang besar.

"Kau ini toIoI atau bagaimana??? Kau sudah gila, apa maksudku menahan ku disini??? Aku punya pekerjaan dan tanggung jawab....! Bisakah kau menghargai waktu orang lain.???" Teriak Ethan dengan penuh kemarahan. Leona masih bersikap sama dan hanya fokus pada gerakan yoga nya.

Waktu terus berlalu, Ethan mondar-mandir seperti orang gila. Semua ucapan nya sama sekali tidak di oedulikan oleh Leona. Perempuan itu adalah perempuan paling keras kepala yang pernah di temui nya. Ethan tidak tahu harus bagaimana agar dia bisa keluar dari tempat ini. Dia sangat mengkhawatirkan pekerjaannya. Ini sudah hampir jam sembilan, dan dia harus bekerja di jam sepuluh. Panik dan marah sekali.

"Oh ya Ampun.... Kau ini benar-benar tidak waras.. Kau gila... Perempuan gila..... Jika saja kau bukan seorang perempuan aku pasti sudah akan menghajar mulai... Dasar tidak waras....!!!" Teriak Ethan. Dia mengusap kepala nya dengan kasar, merasa frustasi dan bingung harus bagaimana, karena Leona sama sekali tidak mendengarkannya.

Sampai akhirnya Ethan memilih pergi meninggalkan Leona. Dan dia berjalan mencari kamar yang kemarin. Ethan kemudian masuk ke kamar itu dan dia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mungkin dengan ini Leona akan membukakan lift untuknya. Ethan berpikir mungkin Leona kesal kepadanya karena tidak dia tidak meneururi kemauan perempuan itu. Akhirnya jalan terakhir yang Ethan amabil adalah pergi mandi dan merapikan diri. Berharap Leona akan membiarkannya pergi. "Dasar perempuan tidak waras... Dia pikir dia siapa bisa memperlakukan ku seperti ini??? Mentang-mentang dia kaya raya, sehingga bisa bersikap seenaknya seperti itu.. " Gerutu Ethan amabil masuk ke kamar itu. Leona hanya tersenyum ketika melihat Ethan akhirnya menyerah dan menuruti kemauannya. Dia tidak terbiasa di tolak, dan akan membuat siapapun mau menuruti nya.