[Note : Update jika Author tidak sibuk]
Seorang siswa bernama Ash Kisaragi mendapati dirinya terpanggil ke dunia lain bersama teman sekelasnya. Kala itu mereka bertemu dengan seorang Dewi dan mendapatkan sebuah skill sesuai dengan yang mereka inginkan sebagai bekal ke dunia lain. Namun, berbeda dengan teman sekelasnya Ash mengambil semua skill yang tidak masuk dalam kategori skill petarung.
Setelah perpindahan dunia, Ash langsung pergi meninggalkan teman satu kelasnya. Ternyata ini bukan kali pertama Ash dipanggil ke dunia lain, ia tak ingin menjadi seorang pahlawan dan ingin hidup santai.
Kisah Pahlawan Yang Pernah Mengalahkan Raja Iblis Dan Dipanggil Kembali Untuk Menjadi Pahlawan Sekali Lagi. Namun Dia Menolak Dan Ingin Hidup Bebas Dimulai!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
Setelah situasi mulai tenang Ash memasukkan jasad para kesatria yang telah ditutupi dengan kain ke dalam inventory miliknya. Selesai dengan itu salah satu Kesatria yang paling muda mendekat dan membungkuk di hadapan Ash.
"Sungguh... Anda telah menjadi bantuan yang sangat besar bagi kami, bagaimana kami bisa membalas kebaikan Anda?" ucapnya.
"Tolong jangan khawatirkan hal itu. Setelah lukamu sembuh sebaiknya kamu perbanyak istirahat, luka memang sembuh tapi darah yang keluar tidak akan kembali," balas Ash.
Ash terperanjat saat melihat pria tua yang ditolongnya beberapa saat lalu juga membungkuk di hadapannya.
"Terima kasih, Ash-sama! Anda tidak hanya menyelamatkan Sebastian dan para Kesatria, tetapi juga telah menyelamatkan hidup saya!" Gadis itu mengucapkan kata-kata terima kasih pada Ash dengan begitu anggun.
Ash tersenyum masam, Gadis ini sepertinya putri dari seorang bangsawan, batinnya.
Kereta kuda itu memiliki kualitas yang bagus, ditambah lagi ada sejumlah kesatria yang mengawal dan seorang pria tua yang tampak sebagai pelayan keluarga, lalu seorang gadis dengan keanggunan serta sopan santun yang baik memberikan kesan seorang bangsawan dari ucapan dan auranya.
Sepertinya tebakanku tak salah, pikir Ash.
"Maaf atas ucapan terima kasih yang terlambat dari saya, perkenalkan nama saya adalah Sebastian. Saya adalah pelayan dari keluarga bangsawan Rosetta. Lalu Nona Muda adalah putri duke, Flora Rosetta Sirius," ujar Sebastian dengan sopan.
"Flora Rosetta Sirius, senang berkenalan dengan Anda, Ash-sama," ucap Flora dengan anggun.
"Ya, salam kenal juga," balas Ash tampak biasa saja.
Hal itu tentunya membuat rombongan Flora heran, biasanya orang-orang akan langsung berlutut dan memberi hormat saat mengetahui dirinya putri seorang duke.
"Kalian tampak tak terkejut sama sekali, apa kalian semua sudah tahu tentang diriku?" Flora mencoba menerka.
"Ash, ada apa?" Luna yang merasa penasaran bertanya.
"Oh, ini... sebenernya orang yang kita tolong ini adalah putri dari penguasa kota yang kita tuju," jawab Ash dengan santai.
Mendengar jawaban itu para gadis terdiam dengan wajah kaget, "Eeeee!!!" mereka berteriak secara bersamaan.
Para gadis hendak berlutut memberi hormat tapi dihentikan oleh Ash, "Hentikan, tak perlu melakukan hal itu."
"Itu benar, bersikaplah seperti biasa, lagi pula kita tidak berada di keadaan yang mengharuskan formalitas. Terlebih lagi kalian adalah penyelamatku," sambung Flora dengan senyum indah di wajahnya.
Aku tak peduli dengan formalitas atau nilai dari seorang bangsawan, mengingat kejadian dulu mau itu raja sekalipun aku tak akan pernah menundukkan kepalaku, batin Ash.
Menghela nafas pendek, "Jadi, apa yang dilakukan putri bangsawan di sini?" Ash langsung bertanya tanpa ragu.
Flora menceritakan alasan kenapa dia bisa ada di sini, satu bulan yang lalu dia pergi ke tempat neneknya dan tinggal di sana. Lalu ia mendapatkan kabar kalau ayahnya jatuh sakit, sebab itu dengan buru-buru ia melakukan perjalanan untuk kembali ke kota Sirius. Tapi di tengah perjalanan tiba-tiba mereka diserang oleh seseorang.
"Perampok... tidak, kurasa ini bukan kerjaan perampok biasa," gumam Ash.
Aku tak bisa membayangkan perampok atau bandit menyerang dengan sihir pemanggilan. Ditambah lagi dia bisa memanggil Fang Wolf dalam jumlah yang sangat banyak dan bisa memerintahkan-nya seorang diri. Masuk akal jika berasumsi kalau penyerang tahu siapa yang ada di dalam kereta kuda ini, lalu motifnya mungkin penculikan atau pembunuhan terhadap putri duke, pikir Ash.
"Sepertinya kita harus menginterogasinya," ucap Ash berbalik melihat ke arah pria berjubah itu. Melemparkan sebuah life potion tingkat rendah ke arah pria itu agar memulihkan sedikit luka dan menyadarkannya. Tak lupa Ash juga telah mengikatnya dengan kencang di pohon.
Pria itu terbangun secara perlahan, ia menatap ke arah Ash dengan penuh amarah.
Ash sedikit terkejut, hawa membunuh yang dipancarkan oleh pria itu begitu besar, haus akan darah, penuh akan amarah dan dilengkapi oleh dendam.
Apa ini? Dimana aku pernah merasakannya? batin Ash merasakan perasaan yang cukup familiar.
Pria itu menjulurkan lidahnya keluar, tampak bersinar membentuk sebuah lingkaran sihir kecil di atas lidahnya.
"Sial!" Ash dengan cepat meloncat menjauh dari pria itu.
Sebuah bayangan hitam muncul, menelan pria itu bulat-bulat. Bayangan itu tetap berada di sana, membentuk sebuah bola hitam seperti telur.
-Kretak!
Suara retakan terdengar jelas, cangkang bola hitam itu pecah. Sebuah tali panjang, berupa cambuk melesat keluar, menuju ke arah Flora yang sedang berdiri di dekat kereta kuda.
Ash menarik pedangnya keluar, mencoba menebas tali itu, namun pedangnya terpental.
"Nona!" para Kesatria dengan sigap berlari untuk melindungi Flora.
-Stab!
Dari kelima Kesatria, tiga orang telah kehilangan nyawanya akibat tali yang keluar dari cangkang itu menembus jantung mereka, memberikan pemandangan layaknya daging yang telah ditusuk menjadi sebuah sate.
-Tas!
Cangkang itu akhirnya pecah, menunjukkan makhluk yang terlahir darinya. Sebuah monster berkaki dua, memiliki tanduk dua pasang yang panjang, tubuhnya berwarna hitam abu-abu dengan duri-duri tajam yang menutupi bagian tubuhnya layaknya sebuah zirah. Matanya merah menyala dengan gigi seperti gergaji, namun dari itu semua yang paling berbeda adalah bagian tangannya.
Pada umumnya monster akan memiliki tangan yang penuh akan cakar yang tajam, namun monster ini berbeda, tangannya adalah sebuah cambuk. Benar, kedua tangannya adalah cambuk yang memiliki panjang lima meter dan ujungnya sangat tajam hingga bisa menembus zirah besi.
Mata Ash terbelalak saat melihat sosok monster itu.
Kenapa... Gudon bisa muncul di sini? batinnya penuh kebingungan.
Monster itu bernama Gudon, salah satu monster yang memiliki tingkat Rank-S. Biasanya dia hanya muncul di dungeon bagian dalam atau hutan kematian yang berada di pulau terlarang. Kulitnya sangat keras serta serangan cambuknya yang sulit untuk diprediksi membuat monster ini menjadi mimpi buruk setiap orang yang menemuinya.
-Grroooaarrr!!!
Monster itu merang dengan sangat keras hingga memekakkan telinga.
"Sial...!" Ash langsung berlari ke arah kereta kuda, menarik setiap orang, menyuruh mereka untuk naik ke dalam kereta kuda. Saat semua orang naik, Ash langsung memacu kuda untuk melaju secepat mungkin.
Mustahil aku bisa melawannya, disaat energi sihirku yang masih kacau serta tak memiliki senjata yang bisa menembus pertahanan Gudon, jika melawannya kami hanya akan menyetor nyawa saja...! batin Ash.
Monster itu menoleh ke arah laju kereta kuda, namun dia hanya diam tak ada tanda-tanda mengejar. Ash menoleh kebelakang merasakan ada yang aneh.
Benar saja, tiba-tiba monster itu kembali masuk ke dalam bayangan dan menghilang tanpa jejak. Sehingga membuat Ash bingung untuk bernafas lega atau menjadi lebih waspada.
...****************...
...----------------...
...****************...
"Heeee... kukira siapa ternyata dia... hahaha!" di balik kegelapan di ruang yang lembab nan sunyi. "Pahlawan yang mengalahkan raja iblis, Kisaragi Ash... ternyata kau sudah kembali."
"Berterima kasihlah, Pahlawan Ash... aku menarik kembali Gudon, akan kutunggu... sampai kau dalam kondisi yang sempurna, kekeke," tawa yang menyeramkan bergema di dalam ruangan itu.
