(KARYA EVENT TERJERAT BENANG MERAH)
Menceritakan tentang seorang gadis bernama Lucy yang dipaksa mengorbankan masa mudanya sebagai tumbal pelunas hutang.
Suatu hari paman Robert berlutut diruangan tuan Dev sembari menunjukkan dua foto,
Bukan memilih Margareth yang cantik spek supermodel, tuan Dev justru memilih gadis berpenampilan cupu yaitu Lucy.
Rumah tangga Lucy dan tuan Dev seperti neraka tak berkesudahan, semakin sering menyiksa dan menyakiti demi kepuasan pribadi, disaat bersamaan membuat tuan Dev kecanduan semua tentang Lucy.
Seperti apa akhir kisah Lucy yang menjadi istri boneka tuan Dev ?
Akankah Lucy merasakan kebahagiaan seorang istri atau hanya akan terjebak dalam pernikahan dengan status budak berkedok istri ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Ingin cerai
Di dalam ruangan itu hanya ada tuan Dev dan Lucy, keduanya masih sama sama berdiri tanpa merubah posisi,
"Angkat wajahmu !" tuan Dev berucap pelan namun tegas, seketika Lucy mengangkat wajahnya.
bahkan tubuhku masih saja refleks mengikuti perintahnya, kamu benar benar seperti mainan boneka tuan Dev Lucy !!! Lucy hanya merutuki dirinya sendiri.
Tuan Dev menatap tajam membuat netra Lucy bergetar, dalam hatinya ingin sekali mendorong tubuh pria itu.
"Katakan dengan jelas padaku sekali lagi, apa yang kamu inginkan tadi ?" tanya tuan Dev.
"A.. aku.. aku ingin... " terbata mulut Lucy mengucapkan apa yang dia inginkan, tapi..
"Cerai ?? begitukah ?" kata tuan Dev.
Lucy mengangguk kaku, kemudian tuan Dev kembali berkata..
"Apa kamu sudah memikirkan semuanya dengan matang ? Disini aku hanya akan mengajakmu berkompromi tentang apa maumu dan apa mauku.. "
"Aku ingin bebas.. " lirih Lucy kembali berucap.
Tuan Dev terus menatap sambil menghela nafas panjang..
"Listen Lucy.. aku bisa saja mengabulkan keinginanmu toh aku tidak akan rugi, aku bisa mencari wanita lain untuk dijadikan istri.. Kamu mengerti kan maksudku, diluar sana ada sangat banyak wanita yang lebih segalanya darimu, aku hanya tinggal tunjuk dan wanita itu pasti akan merangkak secara suka rela ke atas ranjangku, apa kamu pikir kamu istinewa ? TIDAK !!"
DHUARR !!! ucapan tuan Dev terdengar seperti dentuman bom di kepala Lucy.
dirinya benar benar tidak dihargai, bahkan terang terangan tuan Dev mengatakan jika dia bisa membuang kapan saja wanita manapun jika sudah bosan.
"Tuan Dev... tega sekali kamu mengatakan hal seperti itu denganku hiks, aku tahu aku tidak sempurna dibandingkan wanita lain diluar sana aku kalah jauh tapi.. aku juga manusia yang punya perasaan dan perkataanmu sangat menyakitiku, tidak ada kah sedikit rasa untuk menganggap aku ini istrimu bukan mainan ranjangmu ?? hiks.. "
Lucy mengurai air mata semakin deras, dalam hatinya sangat yakin bercerai adalah keputusan yang terbaik.
""Ceraikan aku secepatnya tuan Dev, aku mohon bebaskan aku dari belenggu neraka rumah tangga bersamamu, CERAIKAN AKU !!" Lucy memukul dada bidang tuan Dev beberapa kali.
Tentu saja tidak sakit, pukulan Lucy terlalu lemah bagi seorang Devan Sanders.
"Jangan menangis dihadapanku Lucy, itu tidak akan berguna, aku membebaskanmu sekarang juga, kamu puas ?" tiba tiba terucap begitu saja dari mulut tuan Dev.
"Benarkah ?" binar netra Lucy mendengar ucapan tuan Dev yang akan membebaskan dirinya.
"Tapi.. " tuan Dev menjeda perkataannya beberapa detik, kemudian Lucy yang sudah merasa sebentar lagi akan bebas menatap ke dalam netra tuan Dev dan berkata,
"Tapi apa ?"
Keduanya masih saling menatap, tuan Dev memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana dan masih dengan pose gagahnya tuan Dev kemudian tersenyum Smirk penuh arti.
"Tapi bersiaplah untuk melihat kehancuran keluarga pamanmu Lucy, aku akan benar benar menghancurkan semuanya tak bersisa, itu pasti akan menyenangkan bagaimana melihat keluarga itu jatuh miskin hahhaaa... oh iya dan semua aset peninggalan orang tuamu juga akan aku ambil alih, kurasa itu semua akan sepadan dengan kebebasan yang kamu mau bukan ?"
Tuan Dev tiba tiba tersenyum manis, sungguh sangat menyebalkan untuk dilihat.
"Jangan lakukan itu tuan, aku mohon jangan hancurkan keluarga paman Robert, hanya mereka keluarga yang aku punya. Dan Aset peninggalan orang tuaku juga adalah warisan yang tidak boleh jatuh ke tangan orang lain, aku mohon tuan... "
Lucy menakupkan kedua tangan memohon, namun tuan Dev masih bertahan dengan posisinya saat ini.
"Apa kamu sudah sadar sekarang Lucy ? apa menurutmu kamu memiliki hak untuk sebuah kebebasan ? apa menurutmu kamu layak untuk pergi dari cengkeramanku ?? sayang sekali, itu hanya akan terjadi dalam mimpimu !!"
"Tuan Dev.. hiks.. "
"Hidupmu adalah milikku, setiap nafas kehidupanmu adalah atas seijinku, bahkan jiwamu hanya akan terlepas dari ragamu hanya jika aku berkehendak !! Lalu kamu mau pakai hak yang mana lagi untuk bebas dariku ??"
"i.. itu... "
"Aku beri waktu untuk kamu memikirkan sekali lagi, aku akan menuruti apapun keputusanmu.. " ucapan tuan Dev melembut tapi tetap saja dengan aura beruang kutub.
Tuan Dev mundur beberapa langkah kemudian duduk kembali di sofa tempatnya tadi.
Sedangkan Lucy masih tetap diposisi berdiri bingung sendiri.
"Waktumu hanya satu menit untuk memutuskan Lucy.. " kata tuan Dev sembari menunjuk waktu di tangannya.
Astaga Tuhan !!! apa yang harus aku lakukan sekarang ?? Aku bisa bebas saat ini juga tapi tuan Dev akan menghancurkan keluarga paman Robert dan mengambil alih semua peninggalan orang tuaku, apa yang harus aku putuskan sekarang ??
detik terus berputar hingga tuan Dev menghitung mundur dari angka sepuluh.
"Berpikirlah lebih cepat Lucy waktumu tidak banyak, "
sepuluh..
sembilan..
delapan.
Lucy semakin panik sendiri, benar benar bingung harus bagaimana, dia ingin egois tapi..