Karena CINTA Itu Ada

Bia melihat penampakan suaminya membuat matanya pun melotot.Bagaimana tidak,dirumah saat sarapan dia hanya melihat suaminya pakai dalaman warna putih dan celana yang saat ini dia pakai.Walaupun baju yang saat ini Harraz pakai saat ini adalah pilihannya namun, dia tidak punya ekspektasi tinggi saat memberikan sentuhan fashion nya untuk Harraz.

"Wahhh...lihat Bi,pak Harraz si dosen killer tampil beda.Apalagi gue bayangin kalau kancing kemejanya di buka tuh,hemmm..dijamin rahim gue langsung anget..hihihi."bisik Naila membuat Bia makin kesel.

Bia kesal dengan penampilan Harraz membuat banyak para mahasiswa memujanya.Wajah yang ke araban,ada campuran bule nya,rambut sedikit panjang membuat terkesan macho.

"Hemm...nggak bisa di biarin,awas saja dia tebar pesona."batin Bia

.

.

Kini Bia dan Naila sudah di dalam kelas mereka. Mereka menunggu dosen pengganti Pak Markus.

"Selamat pagi semuanya ."seru seseorang yang melangkah masuk ke dalam kelas mereka.

"Pagi..."jawab mereka serentak

Melihat siapa yang masuk ke dalam kelas mereka sontak membuat heboh seisi kelas.

"Ternyata dosen Killer yang sekarang berubah jadi dosen Idaman mahasiswi gantiin pak Markus."bisik Naila

"Hemmm,kenapa Aa nggak ngomong dia gantiin pak Markus,awas saja..kalau ngajar masih bikin bininya kesulitan.."batin Bia memandang lurus ke depan mengikuti pergerakan sang dosen yang tak lain suaminya sendiri

Nama siswa pun satu persatu Harraz panggil

"Abia Kiradzki Al... Mahardika.."ucap Harraz

"Hampir saja aku ganti belakang nya dengan Al'Gifari.Kenapa tampangnya judes gitu,apa dia marah sama aku."batin Harraz melihat istrinya yang menatapnya dengan tatapan mata yang tajam.

"Bi,nama Lo di panggil."bisik Naila.

"Ahhh.. sa_saya pak."ucap Bia dengan mengangkat tangan kanannya keatas.

"Kalau mau melamun atau mengkhayal mendingan keluar dari kelas saya,dalam kelas saya tidak bisa di tolerir apapun itu harus fokus dengan apa yang saya sampaikan.Mengeti semuanya..."ucap Harraz bicara dengan tegas.

"Mengerti pak,"jawab semuanya.

"Baiklah saya tak perlu banyak basa basi,silahkan tutup buku kalian.Hari ini kita quiz ."ucap Harraz membuat semuanya menjadi terkejut dan kelimpungan

"Yah,pak belum belajar pak".

"Bapak kehendak amat.."

"Baru juga masuk udah quiz saja."

"Gil* ini sih..."

Ucapan-ucapan sumbang tak di hiraukan oleh Harraz dia langsung membagikan lembaran soal dan kertas jawaban.

"Ini sih sama aja jebak kita ,apa buat kita mati .Gil* baru juga gantiin Pak Markus ,tambah killer saja walaupun tampang makin up ."ucap Naila dengan wajah di tekuk dan menggerutu kesal.

Bia pun kesal ,kenapa bisa-bisa nya suaminya mendadak bikin quiz.Bikin otak mumet pagi-pagi.

Bia mengerjakan dengan teliti.Harraz melihat istrinya yang terlihat berbeda dengan teman_temannya apalagi dengan penampilan nya.

Harraz mendekat ke deretan kursi yang Bia dan Naila duduki.Sekilas Harraz lewat sangat tercium bau parfum nya .Bia tahu betul parfum Harraz bukan yang di pakai saat ini.Yang tercium di tubuh hmHarraz saat ini adalah harum parfum yang dia punya

Saat Bia sedang mengendus bbau wangi yang tertinggal di udara .Tiba-tiba Harraz sudah ada di sampingnya.

"Ada apa , mencari sesuatu?"tanya Harraz dengan tanpa dosa

Bia menggeram pulpennya dengan kencang membuat Harraz tersenyum..

"Sorry,Aa minta sedikit parfum adek..kelupaan beli "ucap Harraz saat setengah jongkok pura-pura membenarkan sepatutnya.

Tanpa menunggu jawaban dari Bia Harraz beranjak dari sisi Bia dan berkeliling kembali.

Satu jam berlalu begitu cepat.Waktu pun habis.

"Waktu habis ,silahkan kumpulkan.Tolong Abia bawa keruangan saya."ucap Harraz mengintruksikan kepada Bia.

"I_iya pak."sahut Bia sedikit terbata.

.

.

Bia pun menuruti perintah dosen killer itu dan masuk ke dalam ruangan sang dosen yang terpisah dari dosen lain.

Tok tok tok

"Masuk.." terdengar suara orang dari dalam ruangan itu.

Bia pun membuka pintu ruangan si dosen yang di bilang killer itu.

Ceklek.

"Assalamualaikum."salam dari Bia terdengar

"Wa'alaikumsalam,masuk dek..kita sholat Dhuha bareng."ucap Harraz dengan entengnya langsung ketoilet yang ada di ruangannya.

Mendengar ucapan suaminya pun Bia melongo di buatnya.

"Bapak ngajak saya sholat Dhuha bareng?"tanya Bia takut salah denger saat melihat Harraz keluar dari toilet

"Iya,salah...?"tanya Harraz dengan santai merentangkan dua sajadah .

"Kita kan di kampus pak."ucap Bia.

"Tapi, kita cuma berdua.Sekarang cepat sebelum pada curiga kalau kamu lama diruangan A'a."ucap Harraz

Akhirnya Bia pun langsung masuk dalam toilet dan mengambil wudhu.

Bia pun langsung berdiri di belakang suaminya guna menunaikan ibadah sholat Dhuha.

Setelah selesai sekitar sepuluh menit Bia menyalami suaminya seperti biasanya.

"A'a kok nggak ngomong sama aku kalau Aa gantiin pak Markus?"tanya Bia sambil merapihkan kembali penampilan nya.

"Itu kan kerjaan aku,memang harus aku bilang sama kamu?"tanya Harraz memandang sang istri.

"Nggak juga sih,terus parfum Aa beneran habis?" tanya Bia

"Masih sedikit,tadi buru-buru makanya aku pake punya kamu saja lah yang gampang."

"Owhh.."jawab Bia dengan berbagai O ria.

"Iya ,nanti kalau parfum kamu habis aku beliin kok."ucap Harraz.

"Soal itu nggak usah,tenang aja..mama selalu ready buat kirim parfum aku."

"Lho kok mama,sekarang kamu itu tanggung jawab aku,harusnya kamu mintanya ke aku dek..Jangan minta-minta sama mama sama Daddy lagi yah,minta sama A'a ."ucap Harraz

"Okelah,yakin yaa...Bia ngomongnya sama A'a."

"Yakin lah,Oh iya..nanti sore mobil kamu sampai."

"Baiklah,tapi..nanti Bia mau pergi sama Naila ketemu sahabat aku nggak papa kan,cuma makan-makan saja kok."ucap Bia pada Harraz.

"Boleh tapi, jangan kesorean yaa..sini Hp kamu."ucap Harraz meminta ponsel istri nya.

"Buat apa,Aa mau kepo yaa?"

"Mana ada,jangan su'udzon gitu dong sama suami.Aa cuma mau ngasih nomer handphone aa ke kamu,masa suami istri nggak punya nomer pasangannya.Selama seminggu ngurusin ini itu pun lewat kak Aisyah."ucap Harraz sambil mengetik nomer hpnya di hp Bia.

"Nih .."Harraz menyodorkan tangannya memberikan ponsel Bia pada Bia lagi.

"Ya udah,Bia keluar ya A... Assalamualaikum.."ucap Bia

"Wa'alaikumsalam.."jawab Harraz menatap punggung istrinya yang kian menjauh dan akhirnya hilang dari penglihatannya.

.

.

.

"Bia,Lo lama amat di ruangan pak Harraz ngapain Lo?"tanya Naila langsung memberondong pertanyaan pada Bia

"Nggak ngapa-ngapain,cuma ngasih tugas tadi terus sedikit nanya-nanya soal ngaji..iya ngaji .."ucap Bia.

Naila mendengar jawaban Bia sontak mengernyitkan dahinya ,jawaban dari Bia membuat dirinya makin kepo.

Bersambung