NovelToon NovelToon
Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

"Menjadi prajurit butuh perjuangan, butuh pengorbanan. Berjuang untuk bumi tempat berpijak, demi setiap tarikan udara yang kita hirup dan demi orang-orang tercinta beserta kedaulatan. Berkorban, mengorbankan segala yang kita miliki sekalipun sebuah sumpah setia di ujung senapan."

~Teuku Al-Fath Ananta~

"Aku tak akan membuat pilihan antara aku atau bumi pertiwi, karena jelas keduanya memiliki tempat tersendiri di hatimu. Jadilah sang garuda meski sumpah setia kau pertaruhkan diujung senapan."

~Faranisa Danita~

Gimana jadinya kalo si sarjana desain grafis yang urakan dan tak suka pada setiap jengkal tanah yang ia pijaki bertemu dengan seorang prajurit komando pasukan khusus nan patriotisme dalam sebuah insiden tak terduga, apakah mereka akan seirama dan saling memahami satu sama lain, dalam menjejaki setiap jalanan yang akan mereka lalui ke depannya di belahan bumi pertiwi ini? Ikuti kisahnya disini yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MELAMPAUI BATASAN DIRI

Pagi ini cukup olahraganya bersama Kirani. Hiburannya dapet, keringetnya dapet, rumah juga beres, kan--kan sekali dayung 2, 3 pulau ia raup pake sendok sayur.

Fara menjatuhkan badannya di karpet ruang depan, terlentang pasrah melepas lelahnya, otaknya kembali berputar kaya gasing kira-kira besok ia harus apalagi demi mengusir rasa tak nyamannya yang selalu mengkhawatirkan Al Fath, jika sendiri begini suara kerinduan akan bergema lebih kencang ketimbang alarm tsunami, semoga ia selalu dalam lindungan Allah.

Matanya menoleh pada sebuah foto nikah berbingkai hitam yang terpajang di ruang tamu, Fara terkekeh...ia ingat dengan proses pengambilan foto itu, dengan susah payah ia meminta Al Fath mengekspresikan dirinya dengan mencabut mode datar Al Fath sampai berjongkok di depan Al Fath sambil merengek kaya bocah minta permen padahal jelas-jelas dirinya tengah memakai baju pengantin.

Fara baru tau jika Al Fath ternyata menyukai musik keras, seperti Linkin park, Guns 'N roses, Cranberries dan lainnya. Wajah Al Fath begitu...metal! Meskipun dengan pakaian PDH dan Fara dengan baju Daro Baro-nya, Fara tertawa mengingat itu. Biasanya para pasangan akan memajang foto kalemnya yang sedang good looking, tapi Fara ya Fara...ia adalah sarjana desain grafis yang melihat keindahan dari sisi yang tak biasa, menurutnya foto ekspresif begini akan lebih memancarkan aura semangat dan kebahagiaan bagi siapapun yang melihat.

Ia bersiap untuk ikut pertemuan, semoga para ibu persit adalah orang-orang yang menyenangkan.

"Fara!" Dari luar bu Fani mengetuk pintu dan memanggilnya.

"Iya bu, sebentar!" Fara memoleskan liptin untuk sentuhan terakhir, ia mematut sekali lagi pantulan dirinya di cermin, memastikan jika dirinya sudah siap. Baju hijau, cocok juga! Dengan rambut yang ia sanggulkan di belakang layaknya spg kosmetik.

"Ayuk bu," ajak Fara keluar dari rumah, bu Fani tersenyum simpul, "wah, cocok--cocok! Keliatan banget kharisma-nya om Fath nempel di kamu, Ra!" Puji bu Fani.

Fara terkekeh, "ah bisa aja!"

Fara mengunci pintu rumah dan berjalan bersama bu Fani, mungkin saat ini hanya bu Fani tetangga sekaligus temannya, entah kalau besok, semoga saja bertambah.

"Siang bu!"

Di sepanjang jalan menuju tempat biasa para persit melakukan kumpulan, tak sedikit tentara yang menyapa Fara dan bu Fani.

"Bu Regan, bareng!" salah seorang ibu lainnya ikut bergabung.

"Ayok bu, kenalin ini..."

"Istrinya om Fath kan? Letnan Kolonel Al Fath?" Fara mengangguk pasti.

"Owhhh," mulutnya membulat sempurna, tapi raut wajahnya seolah mencerminkan hal berbeda, seolah sedang men-scan Fara dari ujung rambut sampai ujung sepatu.

Fara terbiasa hidup diantara masyarakat dengan berbagai karakter, sudah biasa baginya menghadapi manusia-manusia beragam jenis mulai dari alien dari mars, kalong wewe gondol cewek, nene lampir mulut tapir hingga makhluk sebangsa jin ivrits sering ia jumpai. Yang jadi pertanyaan, Fara itu hidup di galaksi mana sebenarnya??

Baru saja ia dan bu Fani keluar blok, mbok ya sudah disuguhi dengan drama lambe turah nyemil balsem! Entah memang kebanyakan mulut makhluk berjuluk wanita jika sudah berkumpul akan membentuk satu detasemen khusus juga kaya bapak-bapaknya, detasemen khusus ghibah-ghibah, yang kalo si A dan si B bersatu ngomongin si C, giliran si A dan si C jalan bareng ngomongin si B, lalu si B dan si C kebetulan beli sop-sop'an di tukang sayur ngomongin si A, dunia macam apa ini?!!!

Berulang kali mulut Fara hanya bisa membentuk O, lama-lama saat Al Fath pulang ia akan heran kenapa mulut Fara jadi mony onk.

Bu Fani sengaja memperlambat langkahnya, menarik Fara agar tetap seirama dengannya, "ngga usah di dengerin, mau persit mau ibu-ibu warga biasa sama saja, yang namanya perempuan kalo udah ngumpul ya begini. Jangan ikut campur atau ikut-ikutan layanin," sarannya, bu Fani ini memang tim adem, mirip-mirip umi pipik gituh. Niat hati jadi tim minyak tanah yang seneng nyiramin api biar tambah berkobar, Fara mengurungkan niatannya berhubung bu Fani sudah mewanti-wanti dengan siraman kalbu sepaket ancaman pangkat Al Fath yang jadi taruhan.

Ia masih cukup waras untuk menjaga nama baik suami, tak mau sampai gaji suami yang didapat dengan darah dan keringat tersia-siakan karena dirinya yang ceroboh dan mulut com beran. Kan ngga lucu, disana Al Fath sedang berjuang dengan taruhan nyawa, tapi ia malah asyik berghibah tak berfaedah.

"Bu Fath ini pendiam ya, ngga banyak ngomong! Padahal tadi pagi kata bu Evan rame banget karokean sambil joget-joget. Om Al Fath sedang bertugas di Born3o kan ya bu, mbok ya harusnya sedih, berdo'a gitu."

Wajah Fara meng-asin. Bolehkah ia menyumpal mulut ibu satu ini dengan sepatunya sekarang? Jika tidak mengingat aturan persit sudah ia ajak ke ring tinju si ibu julid ini.

Oke! Tadi tuh dia keluar dari blok mana ya, gua tunggu di perempatan! Si alan!

"Masa sih seheboh itu? Berarti saya terkenal dong bu?! Aduh, makasih loh udah dikasih infonya, kalo ibu ngga bilang, mungkin saya ngga tau kalo saya lagi viral!" balas Fara, jika orang mengusiknya secara halus maka Fara akan membunuhnya secara lembut. Bu Fani tertawa renyah, tak menyangka mental Fara mental-mental taruna Kopaska.

"Awas bu, nanti kena tegur bu komandan! Oh ya, denger-denger sebelum menikah dengan bu Fath, om Al Fath ini sudah dilirik jendral, sampai ngajak keluarganya makan malam buat meminang om Fath," ucapnya lagi. Fara berulang kali menarik nafas dan mengeluarkannya mirip orang mau lahiran, terlihat sekali ia sedang menahan emosi. Tapi berkali-kali otaknya mengatakan untuk tak mengajak si ibu berduel.

"InsyaAllah engga bu, toh saya juga stel musik ngga sekeras orkes dangdut, justru karena suami saya lagi bertugas, saya ngga mau dia kepikiran sama saya. Kalo saya disini sedih-sedihan sampe nangis darah sambil guling-guling di tengah jalan terus ketabrak mobil barakuda gimana, yang susah siapa? Yang ada suami saya ngga tenang kerjanya. Kalo masalah dilirik jendral saya ngga bisa larang, kan itu matanya jendral bukan mata saya, kalo bang Fath ngga jadi menikah sama pimpinan itu artinya mereka bukan jodoh, lagian bang Fath masih normal, sukanya sama perempuan!" balas Fara, kedua ibu yang bergabung bersamanya dan bu Fani ini langsung melongo mendengar jawaban Fara.

"Loh, kok sama pimpinan?! Maksud saya om Fath kan sudah digadang-gadang akan menjadi menantu pimpinan, banyak loh petinggi yang mau om Fath jadi mantunya, tapi tau-tau om Fath sudah punya calonnya sendiri," lama-lama ia kesal sendiri, disindir kok malah ngajak muter-muter kaya lagi ngomong sama si sinchan.

"Lah saya ngga salah dong. Kan tadi ibu yang bilang kalo pimpinan yang lirik bang Fath, bukan anaknya. Terus bilang mau minang bang Fath, ngga bilang mau minang buat dijadiin apa? Jadi saya kan nyangkanya pimpinan yang suka sama bang Fath sampe lirik-lirik, pake mau minang segala,"

Weduzzz!

"Maksud saya..." ia menahan gemertak giginya kesal, "katanya sarjana tapi bo donya kebangetan," gumamnya. Tanpa mereka sadari Fara tengah membalikkan keadaan, yang tadinya ia berniat membuat Fara kesal kini malah ia sendiri yang mencak-mencak tak karuan, ingin ngemil rawit rasanya. Fara tersenyum, rupanya harapan semalam tak terijabah, sambutan untuknya begitu ramah, seramah senyuman ibu tiri Cinderella, lebar tapi nusuk!

Kedua ibu yang diketahuinya istri dari para Mayor itu rupanya langsung bergabung dengan ibu komandan di kursi depan sana, seraya cipika cipiki, ketawa ketiwi kamvret. Penjilat...! Keliatan banget haus kedudukan dan harta, juga perlindungan.

Fara tersentak dengan sapaan ibu persit lainnya, tidak semua disini seperti kedua ibu tadi.

"Bu Fath, bu Fani," mereka tersenyum ramah.

"Fara, ini bu Gina...istri Kapten Wildan." tunjuk bu Fani.

"Ini bu Susi, istri Kolonel Ambar. Dan ini bu Nasya, istri Lettu Dimar."

Fara tersenyum lebar nan tulus, selain mungkin karena mereka yang umurnya tak jauh-jauh amat dengan Fara, kelihatannya mereka cukup berakhlak untuk dijadikan teman.

Baru saja Fara meneguk manisnya perkenalan, namanya sudah disebut di depan sana,

"Apa lagi sih! Ngga bisa apa liat orang tenang barang sejam aja!" gerutu Fara tanpa bersuara, katanya sih penyambutan anggota baru, tapi kok auranya kaya ospek penerimaan camaba.

"Kami keluarga besar Kartika Markas CiParu Mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung untuk ibu Faranisa Danita, istri dari Letnan Kolonel Teuku Al Fath Ananta," sambutnya tersenyum, senyuman yang mungkin sedikit ramah namun menyisakan tanda tanya besar di dalamnya.

Mau tak mau Fara melangkah maju demi memperkenalkan diri lalu kembali duduk bergabung dengan bu Fani dan yang lain.

"Membahas acara 2 minggu ke depan, apa kiranya yang akan kita adakan demi menjalin silaturahmi Makko dengan warga sekitar, plus menjaga image hangat nan ramah tentara negri di mata masyarakat ibukota?"

"Apa ada usulan?" tanya nya.

Ibu Dibyo, orang yang sejak awal kehadirannya saja sudah Fara tandai dengan spidol hitam itu menginterupsi, "iya bu?"

"Bagaimana kalau kita serahkan sama bu Fara," Fara bukan lagi melotot, bahkan lehernya refleks menoleh cepat melihat kearah bu Dibyo, tak ada angin tak ada hujan, bahkan ia pun tak menyalakan api tau-tau asap sudah mengepul bikin sesak. Fara yang tak terlalu memperhatikan topik pembicaraan dan lebih fokus bermain games di ponsel barunya mendadak oleng.

"Bu Fara kan sarjana, masih muda. Pikirannya pun pasti sudah kekinian, jelas pasti tau harus apa?!"

"Bagaimana bu Fara?" bu Fani meliriknya dengan dagu yang mendongak singkat, seolah ikut bertanya.

Fara nyengir lebar, seperti sedang di todong senjata tajam, dalam hal ini ia harus cepat membuat keputusan. Si alan tuh emak-emak! Ketemu gua gantung di tiang jemuran! Apa coba maksudnya, mau bully nih ceritanya?!

P'cuuuuwww!

Kalo bisa ia lempar suriken dari sini tepat di jidat bu Dibyo, ngeselin banget suer!

"Sudah pasti ide-idenya bakalan cemerlang kalau anak muda, apalagi mantan anak kuliahan!" setuju si ibu yang satu frekuensi tadi.

Dari balik pintu ruangan seorang gadis tengah cekikikan melihat ekspresi panik Fara.

"Kalau ngga mampu, bilang saja ngga bisa Ra," usul bu Fani menyarankan, daripada nanti Fara menderita sendiri.

"Emhhh," mana tadi dirinya tak fokus mendengarkan apa yang sedang dibahas oleh para kumpulan istri tentara ini barusan, lengkap saja penderitaannya.

"Maaf, bisa tolong dijelaskan sekali lagi, biar saya paham duduk permasalahannya. Mungkin barusan saya kurang fokus dan kurang paham," balas Fara, si ibu jendral itu tersenyum meski menghela nafasnya, baru menjadi anggota baru sudah berulah.

"Lain kali fokus bu," ia kembali menjelaskan topik pertemuan kali ini. Mata Fara melirik mengilat pada 2 persit yang sedang tersenyum menang melihatnya dipermalukan.

"Oke bu, makasih. Jika mendadak seperti ini mungkin saya hanya bisa memberi usul secara garis besarnya saja. Untuk hal-hal mendetail akan butuh waktu untuk berfikir, merencanakan dan menghitungnya matang-matang, jadi beri saya waktu sekitar 1 atau 2 hari untuk merancangnya," jawab Fara diplomatis, anggap saja kemampuan berpikirnya yang secepat kalkulator sedang diuji.

"Memangnya usulnya apa bu?"

"Mungkin kita adakan semacam senam pagi di hari minggu dengan market day dan sosialisasi untuk membangun kedekatan keluarga besar tentara negri dengan masyarakat?"

"Ide bagus bu!" seru bu Fani, diikuti yang lainnya.

"Iya ide bagus!" di luar dugaan para persit lain setuju dengan usulan dadakan Fara, semendadak tahu bulat. Senyum bu Dibyo dan bu Sigit meredup jadi kesal, gagal sudah produk skincare mahal dan voucher belanja di mall...

Fara memang bar-bar, ia memang akan selalu melawan tapi tingkat kedewasaan, pola pikir dan kebijaksanaannya sudah teruji klinis hari ini. Ia adalah wanita berpendidikan, istri seorang yang disegani dan dihormati, tak mungkin Fara mencoreng nama Al Fath hanya dengan tindakan bo doh dan emosi sesaat macam manusia purba. Jika memang ini cara orang lain mempermalukannya maka ia akan merubah kata memalukan jadi menakjubkan. Ia akan buktikan jika dalam kamusnya tak ada kata tak bisa, tapi hanya ada kata mampu! Ia akan melampaui batasan diri, seperti Al Fath.

"Lu jual gua beli!" gumamnya.

"Saya bantu, Ra." Anggukan bu Fani.

"Iya, kita sama-sama." timpal wanita-wanita di sampingnya.

.

.

.

.

1
laelatul qomar
Luar biasa
laelatul qomar
bacanya sampe tahan napas thor..hohoho
laelatul qomar
aku syuka banget karya othor yg bergenre militer lho..rasa nasionalisme dapet,romantis jg ad kocaknya jg ada..keren bget karya2 nya..entah ini sdh novel othor yg keberapa ak baca..syuka smua mua nya
Anonymous
o
Susilawati
mungkin utk saat ini Fara emang belum cinta tapi kalo bang Fath udah jatuh cinta pada pandangan pertama 🤭🤭🤭
Isra Nariah
mau atuh lihat tentara bawa baskom, aslina ngakak/Grin/
Susilawati
cinta pertama dan idolanya bang Fath itu umi Salwa, jadi ketika ketemu sama cewek yg 11 12 sama umi nya langsung jatuh cinta deh 🤭🤭🤭
Anita Choirun Nisa
seru pol
Yatie Amoya
bagus ceritanya
Yatie Amoya
suka ceritanya
maaaaaciii Thor 🥰
Ani
karya karya keren kok kak aku baru baca 2 cerita Kapt. Rayyan dan lanjut Letkol Al Fath.. bener bener amazing 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Ani
dua duanya sudah saya coba rasanya mantul. menurutku yang paling manis matoa papeda
Nur Halima
Luar biasa
dwigar maja
shangri-la..
inget sama Dj amber kan jadi nya 😁
dwigar maja
ceritanya bagus, udah baca 3x.. hahahha gak bosen
As Ngadah
FARANISA kita bestie😃😃😃😃
As Ngadah
Sagara otewe
As Ngadah
oalah ra fara
Attaya Zahro
Ikut terharu Q kak 🥺🥺🥺
Nana Niez
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!