Sesion Pertama Mafia Psikopat Jatuh Cinta
Sesion Ke dua Pemuas Ranjang Sang Mafia
Daka putra pertama adalah seorang mafia yang sangat di takuti di negara itu hingga dirinya bertemu dengan seorang gadis yang bernama Veni dan ingin menikah dengannya tapi demi karirnya sebagai artis Veni menolaknya. Daka mengijinkannya merintis karir di luar negri asalkan mau menyerahkan harta berharganya yang selama ini di jaga dan Veni terpaksa menyetujuinya. Sebenarnya itu alasan Daka agar agar Veni segera hamil dan berhenti menjadi seorang artis karena dirinya ingin menikah.
Veni yang tidak ingin dirinya hamil terlebih Daka seorang pria miskin terpaksa menjebak kakak kembarnya yang bernama Venisa di sebuah hotel bintang lima dan berakhir Venisa menikah dengan Daka.
Siapa yang di pilih Daka istrinya yang baru dinikahi atau Veni yang menyesali perbuatannya dan ingin kembali padanya?
Ikuti yuk novelku dengan judul Pemuas Ranjang Sang Mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Venisa Di Culik
"Tidak ada, aku di mana?" tanya Venisa sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.
"Di rumah sakit, tadi pingsan," jawab Daka sambil mengecup punggung tangan Venisa.
"Aku sakit apa?" tanya Venisa.
"Mami tidak sakit tapi mami hamil," jawab Daka.
"Apa hamil?? Kok panggilannya berubah menjadi Mami?" tanya Venisa dengan wajah masih bingung.
"Iya Mami hamil, panggilannya sekarang dan seterusnya berubah menjadi Mami," jawab Daka.
"Papi dan Mami, apakah Mami suka?" tanya Daka.
"Tentu saja suka," jawab Venisa sambil tersenyum bahagia.
"Oh ya tadi Daddy telepon mau masakin buat mami," ucap Daka.
"Kalau begitu kita ke rumah Daddy dan Mommy," ucap Venisa sambil bangun dari ranjang.
"Apakah Mami kuat? Soalnya tadi Mami pingsan," ucap Daka.
"Mami kuat kok Pi," ucap Venisa.
"Papi akan panggil dokter tapi sebelum pergi kita ke dokter kandungan dulu," ucap Daka.
"Ok," jawab Venisa singkat.
Daka menekan bel yang menempel di dinding yang tidak jauh dari kepala Venisa. Tidak berapa lama pintu ruang perawatan di buka tampak dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu tuan dan nyonya?" tanya dokter tersebut.
"Istriku ingin pulang, apakah diperbolehkan pulang?" tanah Daka.
"Sebentar tuan," ucap dokter tersebut.
Dokter itu pun mulai memeriksa keadaan Venisa dengan di bantu oleh perawat setelah beberapa saat perawat tersebut melepaskan selang infus.
"Kondisinya sudah membaik dan boleh pulang," ucap dokter tersebut.
"Terima kasih dok," ucap Venisa.
"Sama-sama Nyonya, sudah menjadi tugas saya Nyonya," jawab dokter tersebut sambil tersenyum.
"Apakah ada yang lainnya tuan dan nyonya?" tanya dokter tersebut.
"Tidak ada dok," jawab Venisa.
"Kalau begitu, kami pergi dulu untuk mengecek kondisi pasien lainnya," ucap dokter tersebut.
"Sekali lagi terima kasih banyak dok," ucap Venisa sambil tersenyum.
"Sama-sama Nyonya dan sudah menjadi tugas saya," jawab dokter tersebut.
("Nyonya Daka memang sangat berbeda tidak seperti wanita lain yang sangat sombong dan angkuh sama semua orang," ucap dokter dan perawat itu dalam hati).
("Aku sangat bahagia dan bersyukur bisa menikah dengan Venisa karena Venisa sangat menghargai orang lain tidak seperti Veni yang selalu merendahkan orang lain," ucap Daka dalam hati).
Dokter dan perawat tersebut pergi meninggalkan ruang perawatan sedangkan Daka membantu istrinya untuk turun dari ranjang. Daka memeluk istrinya dari arah samping membuat Venisa membalas pelukan suaminya.
Daka dan Venisa keluar dari ruang perawatan dan berjalan ke arah ruang dokter kandungan dan tidak perlu antri Daka dan Venisa. Venisa berbaring di ranjang dengan di bantu Daka kemudian perawat mengangkat perlahan dress milik Venisa ke atas kemudian menyelimuti tubuh Venisa sampai ke pinggang.
Perawat tersebut memberikan gel dingin di perut Venisa kemudian dokter memberikan stik ke perut Venisa.
"Selamat ya tuan dan nyonya, anaknya kembar dua," ucap dokter tersebut sambil menunjuk ke arah layar monitor di hadapan mereka.
"Kok bentuknya seperti itu?" tanya Daka dengan wajah polosnya.
"Memang seperti itu tuan nanti dengan bertambahnya bulan akan berubah bentuknya," jawab dokter tersebut.
Daka hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Dokter itupun melanjutkan ucapannya memberikan informasi ke Daka dan Venisa.
Setelah selesai perawat tersebut membersihkan sisa gel di perut Venisa dengan menggunakan tissue kemudian membantu Venisa menurunkan dress-nya.
Daka membantu istrinya turun dari ranjang kemudian mereka berjalan ke arah kursi dan duduk berhadapan dengan dokter kandungan yang hanya di batasi oleh meja.
"Oh ya dok, selama hamil apakah kamu boleh melakukan hubungan suami istri?" tanya Daka vulgar.
Bugh
Venisa sangat malu membuat Venisa memukul bahu suaminya tapi Daka tidak marah tapi malah tersenyum melihat wajah merah Venisa membuat dokter tersebut ikut tersenyum.
"Untuk saat ini jangan dulu tuan sampai kandungannya kuat," jawab dokter kandungan.
"Oh ya, ini saya berikan resep untuk memperkuat kandungan dan vitamin," ucap dokter kandungan sambil menulis resep kemudian diberikan ke Venisa.
"Terima kasih dok," ucap Venisa sambil menerima resep tersebut.
"Sama-sama Nyonya," ucap dokter kandungan.
"Kalau begitu saya permisi dok," pamit Venisa.
"Silahkan Nyonya, tuan," ucap dokter tersebut.
Venisa hanya tersenyum kemudian pergi meninggalkan ruang dokter kandungan sambil membalas pelukan suaminya menuju ke ruang apotik.
"Papi, Mami pergi ke toilet dulu," ucap Venisa.
"Papi temani ya?" ucap Daka.
"Tidak usah Pi, dekat ini kok," jawab Venisa.
"Ok," jawab Daka.
Venisa berjalan ke arah toilet sedangkan Daka duduk di kursi menunggu di panggil untuk mengambil obat vitamin dan penguat kandungan.
Tanpa curiga Venisa berjalan ke arah toilet hingga tiba - tiba tengkuknya di pukul dari belakang dengan menggunakan dua tangan.
Bugh
Bruk
"Cepat bawa wanita ini keluar dari rumah sakit," perintah seorang pria.