NovelToon NovelToon
DISAYANGI TUAN VAMPIRE

DISAYANGI TUAN VAMPIRE

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Spiritual / Vampir / Manusia Serigala / Cinta Beda Dunia / Epik Petualangan
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nita

Claire terjebak dalam pernikahan yang tak diinginkannya, hingga sebuah kecelakaan misterius membuatnya melarikan diri di tengah hujan dengan gaun pengantin yang compang-camping. Cedric, seorang pria asing dengan batu langit peninggalan kuno, menyelamatkan hidupnya. Cedric seorang pria dengan masa lalu penuh rahasia.

Siapakah Cedric di dalam kehidupan Claire, dan mengapa pria asing itu memilih menyelamatkannya?

Ini adalah sebuah cerita fantasi tentang kekuatan magis, dendam keluarga, dan cinta tak terduga. Akankah cinta itu akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DIBALIK BAYANGAN

Ketika Cedric kembali ke apartemen, wajahnya menunjukkan kepuasan dingin. Claire yang sedang duduk di sofa langsung bangkit ketika mendengar langkah kakinya. Logan yang berdiri di ambang pintu dapur hanya menatap Cedric dengan tatapan bertanya-tanya.

"Ke mana saja kau?" tanya Logan, mencoba menyembunyikan rasa ingin tahunya.

Cedric melemparkan jasnya ke sandaran kursi dan menatap mereka berdua. "Mengurus sesuatu yang tidak akan lagi menjadi masalah."

Claire menyipitkan mata, penasaran. "Maksudmu?"

Cedric hanya tersenyum tipis. "Hanya memastikan segala sesuatunya berjalan lancar."

Logan langsung melangkah maju, memasang wajah serius. "Apa yang baru saja kau lakukan, Cedric? Apa kau baru saja melakukan sesuatu yang... ekstrem."

Cedric menatap Logan tanpa berkedip, menantang. "Terkadang, ekstrem adalah satu-satunya cara untuk menangani sesuatu yang tak berguna."

Cedric memanggil tuan Gregory dengan kata benda ‘sesuatu’ itu karena dia tidak menganggap Tuan Gregory adalah manusia.

“Oh ya, kau bilang besok adalah semester baru?” tanya Cedric mengalihkan pembicaraan.

“Eum… iya!” jawab Claire sedikit meragu.

“Aku akan mengantarmu tenanglah?” janji Cedric.

Meski sedikit meragu, Claire tetap mengangguk. Di sisi lain, seorang pria berpakaian serba hitam berdiri di depan cermin besar di ruang kerja Gregory yang kini kosong. Pria itu memiliki aura dingin yang tak kalah dari Cedric. Dia menatap cermin itu dengan tatapan tajam, seolah-olah berbicara dengan sesuatu yang tidak terlihat.

"Jadi, ini yang kau dapatkan karena bermain-main dengan kekuatan yang tidak kau pahami," gumamnya sambil mengetuk permukaan cermin. Bayangan Gregory yang terperangkap di dalam cermin tampak berteriak tanpa suara, memohon belas kasihan.

Pria itu menyeringai lalu menghilang seraya membawa buah pikirannya. "Cedric. Sepertinya kau semakin kuat!"

Keesokan paginya, Cedric menepati janjinya. Ia mengantar Claire ke kampus dengan mobil hitamnya. Mobil yang terparkit terlihat kerena. Tentu saja ini langsung menarik perhatian gadis yang akan dia antar.

“Ini mobil siapa?” tanya Claire.

“Bos-ku yang meminjami!” jawab Cedric dengan santai.

“Wah beruntung sekali bisa mendapatkan Bos sebaik itu!” puji Claire yang langsung membuka pintu mobil depan dan duduk dengan tenang.

Dalam perjalanan, Claire mencoba mengabaikan kegelisahan yang merayap di hatinya.“Cedric,” Claire memulai, memecah keheningan. “Apa sebaiknya aku hari ini absen dari kelas?”

Cedric meliriknya sekilas sebelum kembali fokus pada jalan. “Hari pertama kuliah, sudah membolos?”

“Aku tidak tahu. Rasanya seperti ada sesuatu yang besar sedang terjadi. Seperti ada yang mengintai kita di balik bayangan,” Claire mengakui, suaranya bergetar.

Cedric tersenyum kecil, mencoba menenangkan. “Kau terlalu banyak berpikir, Claire. Fokus saja pada kuliahmu!” katanya seraya berkata dalam hati.” Aku yang akan menangani sisanya.”

Namun, Claire merasa Cedric menyembunyikan sesuatu. Tatapan matanya terlalu tenang, terlalu terlatih untuk menunjukkan emosi sesungguhnya.

Setibanya di kampus, Cedric turun dan membuka pintu untuk Claire. Beberapa mahasiswa yang lewat menatap mereka dengan penasaran, terutama pada sosok Cedric yang karismatik dan misterius.

“Aku akan menjemputmu nanti, oh ya ini, pasti milikmu kan, kau menjatuhkannya waktu di pondok tua?” kata Cedric sebelum Claire melangkah pergi. Lalu dia berkata lagi “Kalau ada apa-apa, kau tahu harus menghubungi siapa.”

Claire mengangguk, meski dalam hati ia masih diliputi keraguan sambil memandangi liontin miliknya itu. “Sebenarnya dia kerja apa, sampai memiliki waktu luang untuk mengantar dan menjemputku!”

Tanpa disadari keduanya, ada seorang pria berpakaian hitam yang kini berdiri di atas atap salah satu gedung tinggi di dekat kampus. Matanya menatap tajam ke arah Claire yang berjalan memasuki gedung kampus.

“Jadi, kau orangnya ya,” gumamnya. “Gadis yang dipilih Cedric. Menarik.”

Dia mengeluarkan sebuah benda kecil dari kantongnya – sebuah liontin dengan simbol aneh. Dengan satu gerakan tangan, ia mulai merapal mantra. Udara di sekitarnya tiba-tiba menjadi dingin, dan awan gelap mulai berkumpul di atas kampus.

Di dalam kelas, Claire merasakan bulu kuduknya berdiri. Ia melirik keluar jendela dan melihat langit yang tiba-tiba menjadi gelap. Perasaan tidak nyaman itu kembali menghantuinya.

“Ada apa, Claire?” tanya seorang teman sekelasnya, Elena, yang duduk di sebelahnya.

“Aku tidak tahu,” jawab Claire, mencoba tersenyum. “Mungkin cuaca saja yang aneh.”

Namun, dia merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar cuaca. Di luar kampus, Cedric merasakan perubahan energi itu. Dia segera menyalakan mobil dan melaju kembali ke arah kampus. Wajahnya menunjukkan ketegangan yang jarang terlihat.

“Jadi, kau akhirnya menunjukkan dirimu,” gumamnya sambil mempercepat laju mobil.

Di atas gedung, pria berpakaian hitam itu tertawa kecil. “Mari kita lihat seberapa jauh kau bisa melindunginya, Cedric.”

Langit semakin gelap, seolah malam tiba lebih cepat dari biasanya. Claire duduk di kelasnya, mencoba fokus pada penjelasan dosen, tetapi pikirannya terusik oleh firasat buruk. Hawa dingin yang tak wajar menyelimuti ruangan, membuat beberapa mahasiswa bergumam pelan tentang AC yang mungkin terlalu dingin.

Claire menggigil pelan dan meremas liontin kecil yang sudah dia kenakan lagi. Entah kenapa, benda itu terasa lebih hangat dari biasanya, seolah merespons sesuatu yang tidak kasat mata.

Di sisi lain, Cedric memarkir mobilnya dengan tergesa-gesa di dekat gerbang kampus. Matanya menyapu lingkungan sekitar, mencari sumber energi gelap yang ia rasakan. Ia tahu ini bukan ancaman biasa. Sosok pria berpakaian hitam yang sebelumnya berdiri di atap kini telah menghilang, meninggalkan jejak samar energi gelap yang menyebar di sekitar kampus.

Cedric berjalan cepat menuju gedung tempat Claire berada. Di setiap langkahnya, ia merasa semakin berat, seperti melawan arus tak terlihat yang mencoba menahannya.

Di dalam kelas, Claire tak bisa lagi menahan rasa cemasnya. Ia memandang Elena dengan tatapan gelisah. "Elena, aku perlu keluar sebentar," katanya sambil berdiri.

Elena mengerutkan dahi. "Kenapa? Kau baik-baik saja?"

"Aku... aku hanya butuh udara segar. Aku akan kembali." Tanpa menunggu jawaban, Claire melangkah keluar kelas.

Begitu kakinya menginjak koridor sepi yang ada di belakang kampus, hawa dingin itu semakin terasa. Langkahnya terhenti ketika melihat sosok pria berpakaian hitam berdiri di ujung koridor, jauh dari jangkauan cahaya. Matanya yang tajam menatap langsung ke arah Claire, membuat bulu kuduknya berdiri.

"Claire Sanders..." Suara pria itu terdengar rendah namun jelas, seperti menggema di seluruh koridor. "Akhirnya kita bertemu."

Claire terdiam, tubuhnya membeku seketika. "Siapa... siapa kau?"

Pria itu berjalan mendekat perlahan, setiap langkahnya membuat udara di sekitarnya semakin dingin. "Kau tidak perlu tahu siapa aku. Yang perlu kau tahu adalah... kau telah menjadi bagian dari permainan ini. Dan aku di sini untuk memastikan kau memahami posisimu."

Sebelum Claire sempat bereaksi, Cedric muncul di ujung koridor, matanya menyala dengan intensitas yang mengintimidasi. "Jangan berani-berani menyentuhnya," serunya, suaranya dingin seperti pisau tajam.

Pria berpakaian hitam itu tersenyum sinis. "Ah, Cedric. Kau selalu muncul tepat waktu. Seperti biasa, kau sangat suka dengan status ‘pahlawan’ ya!"

"Pergi sekarang, atau kau akan menyesal," ancam Cedric.

Pria itu tertawa kecil. "Kita lihat saja siapa yang akan menyesal." Dengan gerakan cepat, dia mengangkat tangannya, melepaskan serangan energi gelap ke arah Cedric.

Cedric berlari ke arah Claire, melindunginya dengan tubuhnya. Hanya dengan satu kali sentuhan, dia membuat gadis itu pingsan. Dengan gerakan yang sama cepatnya, Cedric mengangkat tangan kanannya, menciptakan penghalang energi yang menahan serangan itu. Dentuman energi yang terjadi membuat kaca jendela di sepanjang koridor pecah.

Cedric menggendong Claire. Membawanya ke tempat yang aman. langkahnya terhenti ketika ia melihat langit yang semakin gelap, hampir hitam sepenuhnya. Hujan mulai turun, tetapi bukan hujan biasa, tetesan airnya terasa dingin seperti es.

1
tatik soliha
sumpah thoorr pas baca keterangan sejarahwan kaum serigala aku benar² merinding..
sangat mengagumkan aku membayangkan nya..
bagaimana bisaa imajinasimu melampaui batas seperti ini thoorr..😱🤩😘😍😍
tatik soliha
apakah keturunan darah tengah itu adalah Claire..😱
Gendis Kamila
selalu suka dengan karyamu ka nita, dan selalu ku tunggu
Mey Aisyah
keren banget dink
Nirwana
lanjut kk
Al Fatih
Koq aq jadi ikutan grogi yaa Cedric 😅
Al Fatih
Aria.....,, maaf yaa Abang Cedric hanya utk nona Claire....
tina
lanjut kak
Tika
pilih hatimu cedric,,,akan ada jalan utk perjuanganmu😇
semakin penasaran aja ni
Yuni Rahayu
/Angry//Angry//Angry/
💞🖤Icha
LIONTIN buat penasaran...Archie dengan percaya diri tantangan dari Raven..
" Aku tidak akan gagal "... benar Archie harus yakin kamu. bisa 👍👍
💞🖤Icha
Luar biasa sebuah karya yang menambah wawasan dan keren...aq berulang" readnya...jadi ingat " Kebon Raya Bogor " seram menurut aq...apalagi bayangin
" Hutan Jiwa "..seperti makhluk yang tak bisa kasar mata....aq gk mau melihatnya jauh"in..

Apalagi Cedric bertemu dengan Ahli sejarah...pendapat" mereka yang berbeda" dan mengerikan seperti " Kafhar " yang haus darah..dua ahli d jadikan satu menjadi " Darah Tengah " seperti mediasi Darah Vampir dan Darah Manusia.
💞🖤Icha
Cedric yang masuk k fikiran Claire dengan meniru suara Dosen Prof.Hamwish..begitu lancar mengerjakan Aljabar...buat Helenpun gk percaya...
Cedric selalu care and attention k Claire..
Anastasia yang selalu menjaga dan memberi info k Cedric..👍👍💖💖
💞🖤Icha: Aljabar sama dengan Matematika...
total 1 replies
tina
lanjut kak
Tika
cedric punya pasukan yg luar biasa,,
aku juga penasaran sama liontinnya...kayaknya claire liontin cahaya😆😆😆😆
Tika
tegang sekali... kira2 apa ya yg berkaitan...
Tika
liontin bagian lain punya claire kah?
tatik soliha
benar² cerita yang penuh dengan misteri..
tak pernah bisa aku coba menebak alurnya..🤩🫰🏽
tiap bab selalu penuh kejutan..
tatik soliha
waauuu indra ke 6 mu sudah terbuka Claire..😱
tatik soliha
kata² mu mengandung misteri terselubung profesor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!