Koki Cantik Sang Raja

Baiyue dan Chen Sisi segera meninggalkan kedalaman lembah. Namun saat mereka kembali ke titik semula, rasanya ada yang janggal. Jejak kaki di salju sepertinya bukan hanya miliknya saat. Tapi ada beberapa jejak kaki manusia lainnya.

Bukan hanya jejak kaki manusia, tapi juga kaki binatang buas. Chen Sisi seketika merinding.

"Xiaobai, apakah zombie itu mulai berkeliaran saat malam tiba?" tanyanya.

"Aku tidak tahu pasti tentang ini. Tapi bukankah mayat hidup sensitif terhadap sinar matahari?" Baiyue memperhatikan sekitar dan menguarkan energi spiritualnya.

Dia terkejut karena menemukan beberapa mayat hidup yang berkeliaran. Dan sejak lama, semua mayat hidup yang ada di sekitar sudah tahu keberadaan keduanya.

"Ada beberapa mayat hidup manusia dan serigala hitam. Sepertinya sudah menunggu waktu malam. Tuan, kita mungkin akan terlambat pulang saat ini." Baiyue menjelaskan.

"Apa maksudmu?"

"Kita harus menghabisi mereka dulu dan jangan meninggalkan jejak kita di sini. Jika tidak, mereka akan melacak kita dan meninggalkan lembah ini. Jelas tidak mungkin."

Chen Sisi kesal saat memikirkannya. "Jika mereka enak dimakan, aku sudah pasti memasak mereka menjadi sup!"

"Tuan, ini bukan waktunya bercanda."

"Aku tahu, aku tahu."

Chen Sisi hanya kesal. Tidak bisakah dia memiliki pemikiran seperti itu?

Chen Sisi mengeluarkan pedang dari ruang gelang giok putih. Melalui ingatan seni bela diri tubuh pemilik asli, ia bisa bertarung dengan baik. Meskipun sebelumnya dia berhasil mengalahkan serigala ketika tak sengaja bertemu Chen Yelang dan Tianlong Heyu, melawan sekumpulan mayat hidup tampaknya sedikit lebih sulit.

"Baiyue, apakah kamu siap?"

"Aku selalu siap." Kucing Persia putih itu menunjukkan semua kuku tajamnya.

Untuk menarik perhatian para mayat hidup itu, Chen Sisi akhirnya berlari menuju ke satu sisi. Dan benar saja, semua mayat hidup baik dari manusia ataupun binatang buas langsung mengejarnya seperti orang gila.

Mereka mengeluarkan suara-suara yang agak mengerikan.

Untuk pertama kalinya, Chen Sisi melihat mayat hidup dari kalangan manusia. Ternyata tidak seram seperti di film-film zombie yang pernah ditontonnya.

Manusia yang terinfeksi virus dan menjadi mayat hidup itu masih sama seperti sebelumnya, manusia utuh. Tapi kulit mereka lebih putih pucat serta dipenuhi oleh eritema kehitaman. Mata mereka merah darah, memiliki taring serta kuku-kuku panjang yang runcing.

Jauh dari kesan menjijikkan.

Dari bayangan Chen Sisi, setidaknya mereka akan memiliki mulut sobek atau bagian luka besar yang menjijikkan. Tapi hanya pakaian kotor dan ada bercak darah. Rambut acak-acakan, ada juga yang rontok parah.

Semuanya beragam ....

"Xiaobai, bagaimana cara membunuh mereka?" tanyanya seraya menyerang mereka.

Melawan binatang zombie lebih merepotkan ketimbang manusia zombie.

"Incar jantung atau kepalanya."

Chen Sisi menusuk dada mereka, kadang menusuk kepala mereka. Darah hitam keluar dari luka tusukan, membuat Chen Sisi mual. Darah hitam yang ada di tubuh mereka mengeluarkan bau busuk yang menyengat.

Tapi Chen Sisi harus bertahan. Jika tidak, dia akan menjadi mayat hidup berikutnya.

Sepertinya mayat hidup di zaman kuno ini tidak seserius yang dibayangkan. Lagi pula, mereka yang terjangkit virus sebenarnya hanya jatuh sakit. Karena tidak ada obat yang tepat untuk mereka, akhirnya menjadi gila dan virus yang menyebar di tubuh telah merusak semua organ dalam dan jaringan tubuh.

Tapi virus mayat hidup seperti ini harus menemukan induknya untuk mengakhiri masalah.

Kurang dari satu jam, keduanya berhasil membunuh semua mayat hidup yang menyerang mereka. Salju putih dipenuhi oleh darah hitam yang mengeluarkan bau busuk. Semua mayat hidup tewas.

Chen Sisi sedikit pucat karena kelelahan saat memegang pedang yang berat. Dia ingin beristirahat tapi tempat ini tidak cocok untuk ditinggali lagi.

"Tuan, ayo cepat pergi. Kita tidak tahu apakah ada yang lainnya atau tidak." Baiyue segera berlari kecil ke arah jalan keluar lembah.

Chen Sisi mengikuti. Dan keduanya berhasil meninggalkan lembah terlarang. Hari sudah gelap sehingga Chen Sisi mengeluarkan lentera untuk penerangan.

Baiyue memastikan tidak ada binatang buas atau mayat hidup lainnya di sekitar sehingga bisa bernapas lega.

Saat kembali ke rumah, Chen Sisi melewatkan makan malam.

Kakek Yi sudah menunggunya untuk kembali dengan ekspresi cemas. Jika gadis itu tidak pulang sebelum tengah malam, ia akan pergi untuk mencarinya. Bukannya dia meremehkan kemampuan gadis itu, namun bencana tidak tahu kapan menghampiri.

Mendengar suara pintu dibuka, Kakek Yi mengeceknya. Ia melihat sosok gadis itu kembali bersama kucingnya. Kakek Yi menghela napas lega tapi kemudian menegang.

"Si'er, apa yang terjadi?" Kakek Yi menghampirinya.

Pakaian Chen Sisi dipenuhi bercak darah hitam yang mengeluarkan bau busuk. Kakek Yi mengerutkan kening, mengingat sesuatu.

Memikirkan kemungkinan itu, dia memintanya untuk segera mandi dan menjelaskannya nanti. Jelas ekspresi Kakek Yi lebih serius daripada sebelumnya.

Ia melihat ke luar dan tidak ada sesuatu yang mengikuti. Akhirnya menghela napas. Jika ada sesuatu, penjaga gelapnya yang selama ini tersembunyi dengan baik akan segera mengurusnya.