NovelToon NovelToon
Bahu Bakoh

Bahu Bakoh

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:3.5M
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Sebuah cerita perjuangan hidup seorang ayah yang tinggal berdua dengan putrinya. Meski datang berbagai cobaan, selalu kekurangan, dan keadaan ekonomi yang jauh dari kata cukup, tapi keduanya saling menguatkan.

Mereka berusaha bangkit dari keadaan yang tidak baik-baik saja. Ejekan dan gunjingan kerap kali mereka dapatkan.

Apakah mereka bisa bertahan dengan semua ujian? Atau menyerah adalah kata terakhir yang akan diucapkan?
Temukan jawabannya di sini.

❤️ POKOKNYA JANGAN PLAGIAT GAESS, DOSA! MEMBAJAK KARYA ORANG LAIN ITU KRIMINAL LHO! SESUATU YANG DICIPTAKAN SENDIRI DAN DISUKAI ORANG MESKI BEBERAPA BIJI KEDELAI YANG MEMFAVORITKAN, ITU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA KARYA JUTAAN FOLLOWER TAPI HASIL JIPLAKAN!❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Kenangan Pahit

Saat akan keluar dari rumah Ayu bu guru menemukan Teguh sudah ada di depan rumahnya. Teguh agak terkejut dengan adanya bu guru di rumahnya. Lebih terkejut lagi setelah mendengar cerita bu guru jika Ayu demam. Teguh bergegas masuk ke dalam rumah.

"Tadi Ayu bilang jika bapaknya akan pulang sebelum maghrib.." Ucap bu guru yang melihat jelas raut kekhawatiran dalam diri Teguh.

"Iya bu. Biasanya saya memang pulang jam segitu. Tapi, tadi kerjaan sudah beres. Saya diijinkan pulang." Terang Teguh.

Bu guru lantas meminta ijin pulang. Teguh bergerak menuju dapur, membuat teh hangat serta bubur nasi untuk Ayu. Dia menghembuskan nafas berat. Ternyata ini yang membuatnya tidak fokus bekerja seharian tadi.

Yang sebenarnya adalah, Teguh meminta ijin pulang lebih awal karena pikirannya selalu tertuju pada Ayu. Dan benar saja, anaknya itu sekarang sedang sakit.

Bukan makanan mewah, hanya bubur nasi dengan teh hangat yang Teguh siapkan untuk makan Ayu saat Ayu bangun nanti. Untuk orang lain membuat bubur nasi di penanak nasi listrik atau mejikom akan sangat mudah dan praktis dilakukan. Tapi, bagi seorang Teguh yang bahkan kompor gas saja tak punya, dia harus sabar menunggu nasi yang dia masak berubah jadi bubur. Harus memastikan jika api dari kayu bakar tidak terlalu besar yang akan membuat buburnya gosong dalam panci.

Semua selesai, Teguh memastikan jika api dalam tungku sudah padam. Akan sangat berbahaya jika membiarkan api atau bara masih menyala.

"Bapak udah pulang, kok Ayu enggak tahu..." Ternyata Ayu sudah bangun. Dia duduk bersila di bangku.

"Sudah Yu, baru saja." Teguh menyentuh kening Ayu. Masih terasa sedikit panas, bibir Ayu juga terlihat kering.

"Sini bapak suapi.." Suara Teguh bergetar.

"Bapak jangan nangis.. Ayu enggak apa-apa kok."

Mungkin Ayu tidak tahu jika saat ini sekuat hati Teguh tidak menjatuhkan air matanya. Ayu terlihat pucat, badannya kecil bisa dikatakan kurus. Saat melihat anaknya tidur meringkuk di kursi panjang itu membuat hatinya teriris. Seandainya tadi dia tidak nekat pulang, bagaimana keadaan Ayu? Di rumah sendirian, badan sakit, dan meringkuk seperti tadi tanpa ada yang menemani.. Buru-buru Teguh mengusap netranya yang mengembun. Dia tak ingin Ayu melihatnya menangis.

"Sesuap lagi ya.." Bujuk Teguh. Dan akhirnya bubur nasi buatannya hanya tersisa sedikit. Hanya bubur nasi biasa yang di beri sedikit garam agar tidak terasa hambar. Tapi, dibalik rasa yang biasa saja dari bubur itu terdapat kasih sayang Teguh untuk Ayu yang tersalur lewat tiap suapan.

Teguh mengambil jaket untuk Ayu. Saat akan memakai jaket sendiri, Ayu kesulitan karena nyeri pada lengannya. Teguh merasa ada sesuatu yang Ayu tutup-tutupi.

"Yu.. Ini tanganmu kenapa?" Kaget. Sepintas Teguh bahkan berpikir hal yang tidak tidak. Dulu, Nur juga sering mengalami lebam membiru di bagian tertentu tubuhnya. Demam, serta sering mimisan membuat Nur makin lemah setiap hari.

Teguh menggeleng cepat. "Ayu bilang sama bapak ini kenapa nduk? Ya Allah..." Teguh makin khawatir mengingat penyakit Nur bisa saja menurun kepada anaknya.

"Pak.. Kalau Ayu cerita bapak jangan marah ya pak.." Teguh langsung berjongkok di hadapan Ayu. Memeluk kepala anaknya, dia sangat takut saat ini. Perasaan kehilangan orang yang dia cintai kini muncul lagi. Teguh sudah sesak hanya dengan memikirkan semua itu.

"Bapak dengerin.. Cerita nduk, bapak enggak akan marah.."

"Pak.. Tangan Ayu sakit karena.. karena dicubit bu Vera..." Pelan tapi masih bisa tertangkap oleh indera pendengaran Teguh. Matanya membulat seketika.

"Kenapa dia nyubit kamu?" Sorot mata itu berubah. Ada kemarahan di sana.

"Pak.." Panggil Ayu memelas saat Teguh berjalan ke luar rumah. Sudah bisa dipastikan dia akan menuju ke rumah Vera.

Cukup sudah. Cukup sudah Teguh menahan diri selama ini, jika hanya dia saja yang mendapat perlakuan tak mengenakkan dari Vera, dia masih bisa terima. Tapi, sekarang Vera sudah berlebihan.

"Assalamu'alaikum!" Suara berat itu membuat si pemilik rumah keluar dari dalam sana.

"Wa'ala.. Idiiiieh ngapain kamu ke sini?? Mau minta sumbangan? Mau ngadu beras di rumahmu abis? Mau ngutang?" Vera mencibir. Melipat kedua tangannya di dada.

"Jangan lagi kamu berbuat kasar sama anakku! Kalau sampai itu terjadi, bukan hanya di sini.. Di mimpi sekalipun kamu akan menyesal sudah berurusan denganku!" Tangan kiri Teguh meninju pintu rumah Vera yang terbuka sempurna. Membuat Vera berlonjak kaget.

Tatapan tajam, suara berat, serta pandangan mengintimidasi itu ternyata berhasil membuat Vera diam di tempat. Dia tergugup, bahkan sampai lupa ingin mengucapkan apa.

Teguh melangkah kembali ke rumah, sebelum itu dia berbalik lagi menatap Vera yang masih terpaku di ujung pintu. Sorot mata tak bersahabat Teguh berikan pada Vera.

Vera mengatur nafas. Berusaha menghilangkan kegugupan serta ketakutan yang muncul bersamaan.

'Ayu.. Bocah sial_an itu udah bikin aku dua kali kena labrak orang hari ini! Emang buah tak kan jatuh jauh dari pohonnya, kalau pun jatuhnya jauh itu pasti karena ada yang ingin mengambilnya!'

Duduk di dalam ruang tamu.. Vera masih bisa mengingat kenangan pahit sepuluh tahun lalu. Kenangan yang membuat dirinya sangat membenci Nur serta Teguh sampai di titik paling rendah. Kalau bisa dia bahkan ingin menghapus kenangan itu. Tapi, semakin ingin dilupakan ingatan masa lalu itu justru semakin jelas berputar di kepalanya. Mengikis sisi baik seorang Vera dan menciptakan Vera dengan sifat yang dikenal angkuh seperti sekarang ini.

______

"Ver.. Aku mau merantau.." Ucap lelaki yang sekarang melepas pegangan tangan Vera pada tangannya.

"Merantau? Kenapa mas? Kamu mau ninggalin aku?" Vera.. Dia menatap dengan tatapan mengiba.

"Maaf Ver, tapi.. hubungan kita memang enggak bisa diterusin. Kamu udah menerima perjodohan dari orang tuamu. Kamu sendiri bahkan yang meminta pernikahanmu dipercepat. Lalu kamu anggap aku ini apa? Bodoh kalau kamu menyuruhku menjalin hubungan denganmu yang jelas-jelas sudah menerima pinangan lelaki lain. Atau kamu memang berpikir aku sebodoh itu?" Ucap lelaki yang akan melangkah pergi menjauh itu.

"Maaass... Aku sayangnya sama kamu. Aku lakuin ini agar kita bisa hidup enak nanti. Kamu tahu mas, bandot tua yang papah jodohkan kepadaku itu penyakitan! Paling nikah satu dua bulan juga udah wassalam. Dan.. dan kita bisa sama-sama lagi.. Mas dia kaya mas, kita bisa hidup tanpa susah payah nanti setelah dia enggak ada."

Lekaki itu menatap tak percaya dengan apa yang Vera ucapkan.

"Jadi karena harta? Ver.. Maaf.. Sebelumnya aku masih mikir-mikir mau ninggalin kamu, tapi setelah kamu ngomong kayak gitu tadi justru membuatku yakin. Yakin untuk pergi dari kehidupanmu."

Vera menangis. Apa yang salah? Dia sudah berkorban habis-habisan untuk cintanya. Vera bahkan rela menikah dengan pria tua yang mungkin tak akan lama akan mendapat gelar almarhum di depan namanya.

Hatinya remuk saat lelakinya tak menoleh sedikitpun meski berkali-kali dia meneriakkan namanya. Apa yang salah? Dia yang berkorban dan dia juga yang ditinggalkan?

"Baiklah mas.. Mas boleh pergi tapi, ingat suatu hari nanti saat mas menyesal.. Saat mas butuh aku lagi di sisimu... Aku mungkin tak akan mau kembali lagi sama kamu." Tantang Vera. Dia tahu lelakinya itu sangat mencintainya, tak mungkin dia sanggup kehilangan Vera untuk selamanya. Saat ini mungkin dia hanya marah, lihat saja.. gertakan itu pasti ampuh membuat lelakinya kembali mengemis cintanya.

"Aku pastikan hari itu tidak akan pernah datang." Dengan sorot mata dingin dan muka datar dia melontarkan kalimat yang membuat hati Vera perih.

Beberapa bulan berlalu, Vera benar-benar menikah dengan lelaki yang dijodohkan orang tuanya untuknya. Tapi, hal yang dia prediksikan meleset. Suaminya yang dulu sakit-sakitan malah terlihat makin sehat setelah menikah dengannya. Rasa marah, kecewa, benci menumpuk jadi satu.

Apalagi setelah tahu lelakinya pulang ke desa mereka dengan calon istrinya. Calon istri yang dia kenal sebagai temannya. Teman yang sering menampung segala keluh kesahnya kini akan bersanding manis di pelaminan bersama lelakinya..

Apakah sebutan lelakinya itu masih pantas dia sematkan untuk lelaki itu? Lelaki yang bahkan tak memandangnya sama sekali.

Vera benci dua orang yang tersenyum bahagia itu! Demi apapun Vera ingin menjambak rambut pengantin perempuan itu pergi meninggalkan pelaminan. Demi apapun Vera ingin berteriak jika dia tidak rela lelakinya menikah dengan perempuan sok alim itu!

Lelakinya.. Teguh Prastyo.

1
nia kurniawati
Luar biasa
Win Wins
habis nangis jadi ngakak, sial si djaduk... nggak lihat situasi
Win Wins
kadang manusia dipaksa untuk menjadi lebih dewasa karena suatu kondis/Sob//Sob/
Win Wins
/Sob//Sob//Sob/
Fikri Alam
untung ada Ervin yg jadi penghalang air mata 😁
Fikri Alam
ahhh .. bukannya nangis cuma mata ini kebanyakan air makanya tumpah /Sob/
Gung Sri
bagus
wong jowo
jadi ingat bapak
Kaif Ĝazala
Luar biasa
Dfe: 🙏 terimakasih
total 1 replies
Nik momRiz&Ga
nyebelin nyuyok,,, 😁😁😁
Nik momRiz&Ga
thor km bener2 the best,,,
Nik momRiz&Ga
thor,,, cerita apa sih ini? knp bawang nya banyak bget,,, 😭
Nik momRiz&Ga
🥺🥺
Nik momRiz&Ga
😢🥺😢🥺,, ayu,,,
Irma Minul
Luar biasa
Diana Puji Astuti
sediihhh
Diana Puji Astuti
wkwkwk... othor
Diana Puji Astuti
wkwkwk...othor
Diana Puji Astuti
ceritanya bagus banget Thor...
Diana Puji Astuti
keren
Diana Puji Astuti: bagus banget ceritanya Thor..Dr awal mewek bacanya...mesem baca Komen othor..mewek lg...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!