Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 26
"Pefft...." Tawa Via hampir pecah. Ia tidak bisa lagi menahan tawanya.
"Hahahaha." Tangan mungil Via memegangi perutnya karena begitu geli dengan pemikirannya sendiri.
Membuat Bintang mengerutkan keningnya heran. "Apa yang Kau tertawakan?" Suara Bintang membuat Via terdiam. Matanya berbinar menatap kearah suaminya.
"Akhirnya suaramu kembali lagi Bi. Kau tahu? Aku sampai bingung bagaimana harus mengembalikan suaramu yang menghilang. Ku pikir ada alien yang mengambil alih tubuh mu." Via merasa senang akhirnya Bintang kembali bersuara. Via lebih baik mendengar Bintang yang sering menggodanya atau mengomelinya daripada melihat Bintang yang terdiam dan nampak begitu menyeramkan.
Bintang menatap tajam Via. Suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja saat ini. Tawa Via membuatnya seolah-olah sedang mengejeknya.
Bintang mulai memelankan laju mobilnya dan segera berhenti.
"Turun!" ucap Bintang.
Via terkekeh, ia berpikir suaminya sedang bercanda dengannya. Hingga ia pun terus saja tertawa geli melihat tingkah Bintang.
"Kau menyuruh istri cantik mu ini turun Bi? Apa Kau sedang mengigau saat ini? Lihatlah,ini di jalan loh. Kita masih belum sampai di rumah," seloroh Via.
Namun Bintang tak mengindahkan ucapan Via. Ia sudah membuka kunci pintu mobilnya. Wajahnya nampak begitu garang saat ini.
"Aku bilang turun!" Bintang mulai meninggikan suaranya. Membuat Via seketika menghentikan tawanya. Suaminya benar-benar tidak bercanda. Via merutuki dirinya. Ia tidak mengerti mengapa Bintang tiba-tiba menjadi semarah itu. Ah, kenapa harus terkejut? Bukankah sifat Bintang memanglah seperti itu? Via hanya bisa menuruti perintah Bintang.
Dengan terpaksa Via akhirnya turun dari mobil Bintang.
Setelah Via menutup pintu mobil tersebut, Bintang segera melajukan mobilnya. Dia benar-benar meninggalkan Via di jalan.
"Dasar suami luknut, Kau sudah berani menurunkan ku di jalan seperti ini huh! Lihat saja Aku tidak akan mau lagi memasak untuk mu! Dan Aku mengutukmu, tidak ada satu wanita pun yang tertarik dengan mu!" Via berteriak sembari menatap mobil Bintang yang mulai menjauh.
"Ah, tapi itu tidak mungkin. Suamiku terlalu tampan. Wanita manapun pasti akan menyukainya, termasuk Aku," ucap Via menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tapi dia adalah suami yang kejam, dia tidak pantas mendapatkan cinta dariku!" Via terus bergumam.
Ia sangat kesal, Bintang benar-benar meninggalkan dirinya di jalanan. Kini Via terus saja mengumpat suaminya.
Via merasa begitu senang saat melihat ada taksi yang melintas di jalan itu. Dengan segera, Via menghentikan taksi tersebut.
"Taksi! Berhenti!"
Taksi itu pun berhenti tepat di depannya. Via segera masuk kedalamnya.
"Lihat saja, Aku akan pulang setelah Aku puas berputar-putar," sungut Via. Ia ingin tahu apakah Bintang akan khawatir kepadanya.
"Jalan pak! Kita berputar-putar di jalan kota ya pak," ucapnya kepada supir taksi tersebut.
"Baiklah Nona." Supir taksi menyetujuinya. Tentu saja, pasti ia akan mendapatkan bayarannya yang lumayan.
Taksi itu segera meninggalkan tempat itu.
Sesaat setelahnya, mobil Bintang kembali ke tempat Bintang meninggalkan istrinya. Tak ada siapapun di sana. Via sudah tidak berada di sana lagi.
"Kemana gadis itu?" Bintang turun dari mobilnya. Mencari dan memanggil ke sekitar jalan itu. Namun tak ada Via di sana.
Jalanan itu terlihat begitu sepi. Bintang memperhatikan ke sekeliling tempat itu. Pikirannya mulai memikirkan hal yang tidak-tidak. Ia merutuki kebodohannya yang menurunkan Via di sana.
Bintang mulai menghubungi nomor Via. Samar-samar ia mendengar bunyi ponsel Via dari dalam mobil. Bintang terkejut melihat ponsel Via di sana. Via pasti melupakan ponselnya di mobil. Dan itu semakin menambah kecemasan Bintang terhadap istrinya.
"Kau kemana Vi!?" Bintang menjambak rambutnya sendiri. Ia bingung harus mencari Via kemana. Ia begitu cemas memikirkannya. Kekesalan kembali membuat Bintang menjadi begitu bodoh.
Bintang segera memasuki mobilnya dan melajukannya pelan. Siapa tahu Via masih tak jauh dari sana. Bintang terus saja memperhatikan ke arah kanan dan kiri di sekitar jalanan itu. Berharap menemukan Via di sana.
Sudah berpuluh kilometer, Bintang tidak menemukan Via. Sekarang kecemasan benar-benar menggerogotinya.
Bintang memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Ia berharap Via sudah berada di rumah.
***
Bintang menapaki tangga menuju kamar Via dengan terburu-buru. Ia ingin melihat apakah istrinya sudah pulang atau belum.
Dan ternyata, kamar Via kosong melompong tak ada pemiliknya di dalamnya. Bintang sungguh merasa cemas saat ini. Apalagi petir mulai menyambar, dan hujan mulai mengguyur. Istrinya belum ia temukan di manapun.
Bintang memutuskan lagi untuk mencari Via. Ia kembali turun kebawah.
Bintang membuka pintu depan dan ingin menuju ke mobil. Bila ia tidak menemukan Via juga, maka Bintang memutuskan untuk melaporkannya ke kepolisian.
Namun langkahnya terhenti. Dari kejauhan Bintang melihat selulit tubuh Via yang berlarian semakin mendekat, dan terlihat basah kuyup.
Bintang menajamkan pandangannya. Apakah itu hanya bayangannya saja karena dirinya terlalu mengkhawatirkan istrinya? Namun Bintang tersenyum lega saat melihat bahwa itu benar-benar Via.
Bintang berlari secepat kilat mendatangi Via yang terus berlarian berusaha menghindari hujan.
"Ah, kenapa harus hujan segala sih! Aih... kenapa sepertinya kaki ini tidak sampai-sampai di rumah." Via menggerutu. Ia berlari berusaha menghindari hujan dari gerbang depan. Ia terus berlari berharap langkah kakinya segera sampai di rumah.
Namun tiba-tiba saja ia menabrak tubuh seseorang di depannya.
"Akhirnya Kau pulang, Aku sangat mencemaskan mu," ucap sebuah suara. Tangannya sudah memeluk tubuh Via dengan erat.
Via terkejut, ia mendongak menatap siapa yang tengah memeluknya. Tapi hujan menghalangi pandangannya. Walaupun begitu, ia masih bisa melihat dengan jelas bahwa yang memeluknya adalah Bintang. Hingga tiba-tiba bibirnya terasa begitu hangat saat pria di depannya membenamkan bibirnya pada bibir Via yang begitu dingin.
Mereka berciuman di tengah hujan yang mengguyur bumi. Menikmati setiap detik kehangatan di tengah-tengah dinginnya hujan yang membasahi keduanya.
***