kawasan 18+, bijaklah dalam membaca.
Axel Brian pemuda miskin yang mepunyai cita - cita menjadi seorang milyarder
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
Tanti mencoba menepis anggapan itu, dia berpikir kalau dia terlalu memikirkan Brian jadi dia melihat orang lain seperti sosok Brian.
" ada apa Tan..?" Pria yang sedang bersamanya bertanya.
" bukan apa - apa Dave " Tanti menggelengkan kepala.
Mereka kembali mengobrol , Tanti tidak menyadari jika dirinya akan mendapat sebuah masalah , dia masih asyik mengobrol dengan pria yang bernama David.
Brian berjalan keluar dari kafe dengan langkah gontai, perutnya yang tadi keroncongan minta di isi ,seakan kenyang karena melihat Tanti dan David.
Brian memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya, dia ingin memenuhi janji dengan ibunya, untuk datang ke rumah dan membahas pernikahan dirinya.
......................
di rumah pak seto dan ibu Risma orang tua Brian, kebetulan Sindi sedang bersama mereka, Sindi akhir - akhir ini memang sering ke rumah orang tua Brian, dia ingin membangun kembali hubungan yang dulu sempat terputus.
mereka sedang berbincang - bincang dengan orang tua Brian di ruang tamu ,sesekali mereka tertawa kecil, jika ada orang yang melihat itu, mereka pasti mengira Sindi adalah anak pak seto dan bu Risma.
Tak berselang lama, sebuah mobil berhenti di depan Rumah mereka.
pak seto melongok jendela " mobil siapa yah ?"
" ibu juga tidak tahu pak ." Bu Risma menjawab dengan jujur.
" apa temen kamu Sindi ?" Pak seto bertanya pada Sindi.
Sindi menggelengkan kepalanya, dia juga tidak mengetahui sipa pemilik mobil tersebut.
ketika Sindi akan berbicara ,Brian keluar dari mobil, Sindi berteriak dan langsung berlari menghampiri Brian " Brian.. kamu pulang !"
wajah Sindi berseri - seri , Dia tidak menyangka jika Brian akan pulang secepat itu, Ayah dan ibu Brian yang berjalan di belakang Sindi menghampiri mereka.
" ah.. anak ibu sudah pulang " bu Risma tersenyum simpul.
Brian menyalami mereka dan mencium kedua tangan orang tuanya.
Mereka menyuruh Brian masuk, Sindi merangkul lengan Brian dengan senyum terukir di wajahnya.
Brian mengerutkan keningnya, dia bingung mengapa tingkah laku Sindi seperti itu, pasalnya Sindi bukanlah tipe wanita yang agresiv.
semenjak Brian berpacaran dengan Sindi dulu, mereka hanya bergandengan tangan, mereka tidak pernah melakukan hal di luar kewajaran.
saat memasuki rumah orangtuanya ,Brian menghempaskan tubuhnya di sofa, dia memijat pangkal hidungnya dan menghela napas kasar.
Sindi yang tahu jika Brian sedang memiliki masalah ,dia bertanya sambil tersenyum " ada apa sayang ?"
Brian menghela napas lagi " hufft.. aku tadi melihat Tanti di Santai kafe dengan Seorang pria , mereka tampak akrab "
Sindi tersenyum kecut, pasalnya Tanti sudah bilang padanya jika dia akan menemui temannya di Santai kafe, tetapi Tanti tidak bilang jika temannya seorang pria.
Sindi menyenderkan kepalanya di bahu Rian dan berkata " mungkin itu teman dia sayang.., soalnya dia juga bilang ke aku kalau dia akan ketemuan dengan temannya, mending kamu jangan berpikiran aneh - aneh dulu, nanti kita bicarakan dengan Tanti oke !"
Brian menyetujui ucapan Sindi, dia tidak ingin mengambil keputusan sepihak ,lebih baik dia bicarakan baik - baik dengan Tanti dulu.
Tak berselang lama ,orang tua Brian keluar membawa makanan , kebetulan sudah waktunya jam makan siang, Sindi bergegas membantu calon mertuanya menata meja, sementara brian menyenderkan tubuhnya di sofa dengan mata terpejam.
dia masih memikirkan pria yang bersama Tanti.
" Brian .. makan dulu !!" bu Risma berteriak memanggil anaknya.
Brian bangkit dari duduknya dan menyaut " iya bu.."
Mereka makan bersama ,setelah sekian lama tidak bertemu, ibu Risma begitu bahagia memandang putra semata wayangnya yang sudah menjadi orang sukses.
dia tidak menyangka jika anak yang dia besarkan dengan keadaan serba kekurangan, akan menjadi orang hebat.
setelah selesai makan Brian berpamitan untuk ke kamarnya, ibu Risma kemudian berkata " Brian katanya kamu akan membahas..."
belum selesai bicara ,Brian memotong ucapan ibunya " bu Brian lelah.. besok saja yah membahas itu !" Brian berkata sambil berjalan meninggalkan orang tuanya.
bu risma menghela napas " hufft.. ya sudahlah.."
Sindi memeluk calon mertuanya " Bu Brian kan baru pulang dari perjalanan jauh.., jadi dia mungkin ke capean, kita tunggu besok saja bu.. ,lagi pula dia juga tidak akan kemana - mana ."
pak seto menimpali " benar kata Sindi bu.. ,Brian masih lelah ."
Ibu Risma mengangguk ,dia juga mengerti jika Brian pasti masih lelah sehabis perjalanan jauh, jadi bu Risma mengurungkan niatnya untuk membahas pernikahan mereka.
Sindi membantu calon mertuanya membereskan ruang makan .
setelah itu dia duduk di sofa dan menelpon Tanti " Halo.. Tan .. kamu dimana ?"
di seberang telepon Tanti menjawab " aku masih di kafe sama David ,habis makan siang , ada apa sin.. kamu menelpon aku?"
Sindi menghela napas " hufft.. Brian tadi ke Santai kafe ,apa kamu tidak melihatnya ?"
Tanti terlonjak kaget ,dia langsung berdiri " apaa...!, Sin bukankan Brian masih di kalimantan ?!"
" hmm.. dia baru pualang tadi, saat melihat mobil kamu dia mampir ke Santai kafe, setelah dia masuk dia melihat kamu dan..." Sindi menjelaskan semuanya.
Tanti tersenyum kecut " astaga.. pasti dia salah paham !,Brian sekarang dimana Sin?"
" di rumah orang tua Brian, aku juga sedang ada di sini ,kemarilah dan selesaikan masalah kalian !" Sindi berkata dengan jujur.
" Baik..!, Dave ayo ikut aku !" Tanti menutup teleponnya
Tanti membayar tagihannya ,setelah itu dia bergegas ke rumah calon mertuanya.
di jalan David bertanya " ada apa sih Tan.. kamu kok tergesa - gesa begitu ?"
" Brian melihat kita berdua di kafe !" Tanti menambah kecepatan mobilnya.
" astaga.. jangan bilang Tuan Axel salah paham sama kita ?!" David terlonjak kaget.
Tanti mengangguk " sepertinya begitu, makanya kamu harus jelaskan semuanya nanti !"
" mati aku.. kamu sih Tan .. aku bilang juga hubungi langsung saja Tuan Axel, biar aku ngobrol di telepon !" David panik, karena pria yang menjadi panutannya marah padanya.
...****************...
David merupakan kerabat jauh keluarga Wijaya, David dan Tanti bisa di bilang kakak, adik, mereka pernah sekolah bersama saat SD sampai SMA.
setelah lulus SMA itu mereka memasuki Universitas yang berbeda, David menemui Tanti tujuannya ingin bekerja di perusahaan Brian, pasalnya saat Axel Capital mulai besar, dia langsung tertarik dengan perusahaan tersebut.
satu tahun dia mengikuti perkembangan Axel Capital ,dia makin takjub dengan perkembangannya, bersamaan dengan itu ,pemilik Axel Capital menunjukan dirinya.
saat David melihat sosok Brian dia langsung mengaguminya, masih seumuran dengannya tetapi dia sudah bisa membuat perusahaan berkembang dengan sangat cepat.
Semenjak saat itu David terus mencari cara, bagaimana dia bisa masuk Axel Capital.
pucuk di Cinta ulam pun tiba, kebetulan dia mendengar Tanti Bertunangan dengan Brian, Mata David langsung berbinar ,mimpinya untuk menemui Brian akan segera terwujud.
untuk itulah David menemui Tanti, walaupun dia tidak di terima bekerja ,tetapi setidaknya dia bisa melihat dan mendengar nasehat dari Brian.
...****************...