NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Sambung

Menjadi Ibu Sambung

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Duda / Ibu Pengganti / Pengasuh / Pernikahan rahasia / Tamat
Popularitas:44.5k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Naila hanya ingin kuliah dan menggapai cita-cita sebagai jaksa.
Namun hidup menuntunnya ke rumah seorang duda beranak dua, Dokter Martin, yang dingin dan penuh luka. Di balik tembok rumah mewah itu, Naila bukan hanya harus merawat dua anak kecil yang kehilangan ibu, tapi juga melindungi dirinya dari pandangan sinis keluarga Martin, fitnah, dan masa lalu yang belum selesai.

Ketika cinta hadir diam-diam dan seorang anak memanggilnya “Mama,” Naila harus memilih: menyelamatkan beasiswanya, atau menyelamatkan keluarga kecil yang diam-diam sudah ia cintai.

#cintaromantis #anakrahasia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Terselip di Antara Rindu

Wajah Rindu refleks merah, dan meluncur turun dari gendongan sang ayah.

"Papa pulang sendili aja ya. Lindu mau bobok di sini cama mama. Pokonya, ini mamanya Linduuuu."

Ia berlari ke arah belakang Naila dan bersembunyi di sana.

Melihat kejadian ini, Bu Juwita memijit pelipis kepala. "Aduh, anakmu ini. Kayaknya lebih sayang sama Naila dari pada kita."

"Kemana-mana, Rindu nempel terus sama gadis itu. Tadi hampir aja celaka gara-gara nempel gak mau lepas. Mana bisa bekerja kalau begitu terus?" keluh Bu Juwita melipat kedua tangan.

Naila yang mendengar komentar wanita paruh baya ini tertunduk. Namun apa boleh buat, Rindu benar-benar tak mau kehilangannya meski sebentar.

‘Mungkin, Rindu benar-benar merindukan mamanya. Dia kehilangan belaian kasih sayang di usia yang masih membutuhkan sosok seorang ibu.'

Gejolak di dalam pikiran duda tampan itu, terus meledak. Dengan menghela napas panjang, ia melirik putrinya yang bersembunyi di balik gadis yang terus membuatnya semakin merasa bersalah. Tak berapa lama, beralih pada Reivan yang ada di dalam gendongan Naila.

"Rindu, ayo kita pulang dulu," ucapnya berjalan mendekat ke arah mereka.

"Kalo mama ga ikut, Lindu di sini aja sama mama."

"Adik kamu sudah lelah dan mengantuk." Martin membuka kedua tangannya berharap Reivan yang berada di dalam gendongan Naila mencondongkan badan ke arahnya. Namun, ternyata nihil. Reivan seakan tak menatapnya hingga menyisakan tangan hampa menggenggam angin.

"Papa ga bole bawa adek. Papa bole pulang sendili," celetuk sang putri mengintip di balik kaki Naila.

"Oh, begitu. Kalau gitu, Om mau tidur di sini juga ah." Marvel merangkul tubuh mungil Rindu yang ada di belakang Naila.

"Om bisa puas-puasin main sama keponakan, Om," tambahnya lagi, sedikit melirik Martin yang jelas mencoba menahan rasa jengkelnya.

"Ga mau. Om bauk!" Rindu menggeliat mencoba melepaskan diri dari pelukan adik papanya.

Marvel tersentak mendengar ucapan keponakan lucunya. Ia pun mencoba mengendus sisi kiri kana ketiaknya. "Ah, Om masih wangi kok. Pake parfum asli dari Paris ini lho, wanginya bisa tahan hingga bulan depan walau gak mandi-mandi," candanya lagi.

Kali ini ia mengangkat Rindu dari belakang membawanya kabur ke kamar biasanya menjadi kamarnya sebelum memilih hidup sendiri di apartemen tengah kota.

Martin menatap kelakuan adiknya itu dalam diam. Setelah itu tak sengaja ia beradu pandang tepat ke dalam bola mata Naila. Dengan cepat, ia membuang muka beralih pada sang ibu yang duduk di sofa tampak memijit-mijit kaki sendiri.

"Pak, tolong pegangin dedek Reivan dulu ya?"

Tiba-tiba, Reivan telah melayang di hadapannya. Tentu saja Martin gelagapan menyambut bayinya itu. Setelah berpindah, terdengar suara rengekannya memutar kepala ke arah Naila.

Namun, Naila telah bergerak menuju Bu Juwita. Tanpa berpikir panjang, ia duduk di lantai samping kaki Bu Juwita dan langsung memijit kaki itu. Sejenak Bu Juwita tampak kaget dengan sikap gadis yang disiksanya seharian ini.

"Kamu mau apa?" Bu Juwita mengerutkan kening.

"Apa boleh, saya pijitin kaki Ibu?"

"Pijitin saya? Emang kamu bisa?" Kerutan pada dahi Bu Juwita terlihat mulai mengendur.

Naila mengangguk. "Saya biasa memijit ayah dan ibu di kampung. Setiap malam, saya bantu memijit mereka bergantian," terang Naila sembari memiji kaki majikan.

Sejenak Bu Juwita memejamkan mata mencoba merasakan pijatan yang dilakukan Naila.

Di sisi lain, Martin mengeluarkan senjata andalannya dalam menenangkan sang bayi.

“Ssstt... Sstttt... Ayo kita bikin susu dulu,” ajaknya berjalan ke arah dapur.

“Ah, enak sekali pijitanmu, Nai.” Pundak Bu Juwita tampak mulai mengendur. Kali ini tak ada lagi bentakan Bu Juwita. Ia tampak benar-benar rileks.

“Enak, kan Bu? Walau saya gak pengalaman menjadi pengasuh sesungguhnya, sebenarnya saya ini jago memijit, Bu,” ucapnya membanggakan diri.

Bu Juwita tersenyum mendengar cerita Naila. “Lagakmu? Ngomong-ngomong, kenapa bisa sampai di sini? Apa kamu gak takut, sendirian, perawan, pergi jauh dari orang tua?"

"Nah, itu lah, Bu. Saya juga baru sadar, ternyata memang sulit kalau jauh dari orang tua. Tapi bagaimana lagi, Bu. Seperti kata orang kan? Hidup itu pilihan. Saya memilih untuk meraih cita-cita daripada menjalani hidup seperti harapan orang tua."

Naila terdiam sejenak. Namun, tangannya masih bergerak memijit kaki yang mulai mempertegas usia wanita beruban ini. "Kadang, saya sadar diri, Bu. Banyak cobaan yang datang ini, mungkin karena saya tak berbakti pada mereka. Tapi, yasudah lah. Saya ingin membuktikan saya akan sukses pada mereka."

Bu Juwita membuka matanya menatap Naila sejenak. Di sana ia melihat gadis itu tampak mengawang dalam pikiran yang mungkin sudah kembali ke kampung halamannya. Tanpa ia sadari, tangannya pun bergerak mengusap kepala Naila membuat gadis berkerudung itu tersentak.

“Kamu harus kuat ya. Buktikan bahwa pilihanmu ini paling tepat daripada pilihan mereka!”

Naila tersenyum dan menganggukan kepalanya dengan penuh rasa yakin.

Tiba-tiba terdengar teriakan kecil dari arah kamar Marvel.

“Papaaaa... Papaaaa....”

Tampak gadis kecil berlari seakan berhasil bebas dari penjara. Semua mata pun beralih pada Marvel yang tampak tertawa jahil di belakangnya.

“Marvel? Berhenti lah mengganggunya!” terdengar suara datar yang berasal dari dapur.

“Apa gunanya keponakan kalau bukan sebagai alat balas dendam kelakuan bapaknya dulu.” Marvel terkekeh dan duduk di sofa yang berhadapan dengan ibunya.

“Kamu ini? Ingat! Kamu itu sudah tiga puluh tahun! Masa, kamu melawan anak tiga tahunan?” Bu Juwita mengernyitkan keningnya.

“Wah? Jadi Pak Martin sudah berapa umurnya dong, Bu?” Naila terlihat cukup terkejut mendengar informasi ini. Adiknya saja sudah tiga puluh tahun, tentu kakaknya lebih?

“Kenapa nanya-nanya dia? Kamu beneran suka sama dia?” sela Marvel dengan nada sumbang.

“Bu-bukan begitu, Pak,” elak Naila.

“A-apa? Kamu memanggilku ‘Pak’ heiii, ini penghinaan! Saya belum setua bapak-bapak seperti yang kamu sebutkan!”

“Tapi, guru-guru saya di sekolah saja, belum tiga puluh pun tetap saya panggil ‘pak’ atau ‘ibu.’ Malah mereka marah kalau kami bercanda dengan panggilan ‘kakak,” terang Naila tak mau kalah.

“Beda dong, mereka itu statusnya guru di sekolah. Ya memang harus panggilan hormat demikian! Kalau saya ini bukan berprofesi guru, jangan panggil begitu juga dong!”

“Baik lah, maafkan saya, Om,” ucap Naila memanyunkan bibirnya.

“Jangan Om juga kaliiik!”

Bu Juwita terlihat geli atas polah kedua orang ini sembari menikmati pijatan yang dilakukan Naila.

“Mamaaaaa, Maaaamaaaa!”

Dari arah dapur, Rindu berlari-lari kecil mendekati Naila dan langsung menarik lengan Naila memasang muka merajuk.

“Ayo, Ma. Kita pulang!"

^^^Revisi tanggal 16 Mei 2025^^^

1
MomyWa
waaahh, udah tamat aja thor? pdhl pnasaran sm marvel dan azwa
MomyWa
nyeselnya setelah naila terlihat cantik 🤣
MomyWa
cemburu nih yeee
FieAme
semangat selalu thor. gpp gagal..gagal itu awal dari keberhasilan.ssmangat selalu untuk berkarya
Safira Aurora
semangat ya thor. semoga membawa rezeki cerita yang baru.
Eva Karmita
semangat otor semoga di karya yg baru bisa menghasilkan rejeki yang berlimpah aamiin 🤲🤲
Syahril Maiza
semangat terus untuk berkarya yah
Syahril Maiza
semoga karya author berikutnya bisa menghasilkan thor
Cookies
menarik ceritanya
SoVay: terima kasih kakak, sudab bantu rate cerita kami 🙏
total 1 replies
Syahril Maiza
aroma penyelesaian paksa thor
Syahril Maiza
walaaaahh, udah jualan mereka
Syahril Maiza
kok bingung /Facepalm/
Syahril Maiza
akhirnya Naila pulang kampung
Syahril Maiza
tone ceritanya kayaknya dipercepat ya
Syahril Maiza
Alhamdulillah, turut lega
Syahril Maiza
semangat semua tim medis
Syahril Maiza
duh, kasihan sekali 😭
arielskys
aku turut berduka thor, emang regulasi ini kabarnya bikin banyak author gugur. semangat ya. semogayang berikut bisa mendapat rezeki
arielskys
lah? tamat aja thor? waalaaaaaahhhh
arielskys
enak kali kalau suami punya segala
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!