NovelToon NovelToon
Langit Bumi

Langit Bumi

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perubahan Hidup / Identitas Tersembunyi
Popularitas:364.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Abil Rahma

Hafidz tak pernah menyangka jika dirinya ternyata tak terlahir dari rahim ibu yang selama ini mengasuhnya. Dia hanya bayi yang ditemukan di semak dan di selamatkan oleh sepasang suami istri yang dia kira orang tua kandungnya, membuatnya syok dengan kenyataan itu.

Sebenarnya dia tak ingin mengetahui siapa orang tua kandungnya, karena dia merasa sudah bahagia hidup bersama orang tua angkatnya saat ini, tapi desakan sang Ibu membuatnya mencari keberadaan keluarga kandungnya.

Mampukah dia menemukan keluarganya?
Bagaimana saat dia tahu jika ternyata keluarganya adalah orang terkaya di ibu kota? Apakah dia berbangga hati atau justru menghindari keluarga tersebut?


"Perbedaan kita terlalu jauh bagikan langit dan bumi," Muhammad Hafidz.


"Maafin gue, gue sebenarnya juga sakit mengatakan itu. Tapi enggak ada pilihan lain, supaya Lo jauhin gue dan enggak peduli sama gue lagi," Sagita Atmawijaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Sinar kebahagiaan terpatri di wajah si kembar kala berhasil membawa Mama Sinta ke luar dari gerbang yang selama ini membelenggu kebebasannya. Bahkan Gita terus bergelayut manja di lengan sang Mama yang duduk di sampingnya dengan wajah ceria. Mereka berdua satu mobil dengan Hafidz dan Indra yang berperan sebagai sopir. Tante Arin dan sang suami berada di depan mobil mereka.

Mama pun tersenyum penuh kebahagiaan, apalagi menyaksikan kedua anaknya yang makin hari makin terlihat akrab, bahkan saling melontar ejekan satu sama lain. Ternyata terpisah selama belasan tahun tak membuat mereka seperti orang asing, mungkin karena ikatan darah yang membuat mereka cepat beradaptasi.

Sesuai tujuan utama, mereka pun kembali ke kota kembang. Meskipun Mama tadi sempat menolak untuk tinggal di rumah Tante Arin, takut jika suatu saat Sita datang tanpa di undang, tapi Om Ari mengatakan memiliki suatu tempat yang bisa di singgahi Mama untuk sementara waktu, tapi belum tahu dimana tempat itu.

"Tante ngasih tahu, katanya kita makan siang dulu di resto depan," beritahu Gita pada dua orang yang duduk di jok depan.

"Siap," timpal Indra.

"Makan siang dulu ya Ma, Mama mau, kan kalau kita makan siang di luar?" tanya Gita, takut jika Mamanya tidak mau makan di restoran.

"Iya, makam dimana pun yang penting sama kalian," sambung Mama, membuat si kembar tersenyum penuh haru. Gita langsung memeluk sang Mama sedangkan Hafidz, menoleh ke arah kursi belakang dengan senyum terbaiknya.

"Restoran ini kan Git?" tanya Indra saat mereka sudah sampai depan restoran tersebut.

"Bentar Bang, aku tanya dulu. Yang ini apa resto depan itu." Dengan lincah jari jemarinya mengetik pesan pada sang Tante, tadi dia lupa bertanya makan di resto mana, karena ternyata di sini ada dua resto yang berhadapan.

🍁🍁🍁

Arini dan sang suami memasuki sebuah restoran mewah, di jam seperti ini restoran tersebut nampak ramai pengunjung, karena memang ini waktunya makan siang. Duduk di sebuah meja yang masih kosong, dan pelayan pun menghampiri, tapi keduanya menolak masih menunggu yang lainnya.

"Gita sama yang lainnya kok belum datang?" tanya Arin pada sang suami.

"Coba di telpon aja Ma, siapa tahu mereka masuk resto yang ada di sebrang, kalo kamu belum ngasih tahu makan di sini," tebakan sang suami benar adanya, karena saat membuka ponsel ada pesan Gita yang mengatakan berada di parkiran resto depan.

"Bener tebakan Papa, mereka di resto depan. Udah aku kasih tahu kalau kita disini," ucap Tante Arin.

Sampai lima menit, tapi mereka belum juga menampakkan batang hidungnya. Entah sedang apa di sana. Tapi suara seseorang mengejutkan dua orang tersebut, bahkan saat mengetahui siapa yang memanggil, mereka berdua nampak panik.

"Mbak Arin, kebetulan kita ketemu di sini. Aku sebenarnya mau datang ke rumah kalian. Pas banget kalo ketemu di sini, enggak usah jauh-jauh ke rumah," ucap orang itu dan tanpa permisi langsung duduk bergabung dengan keduanya.

"Tumben, ada hal apa yang membuat kamu berniat mendatangi gubuk ku?" tanya Arin yang masih dalam keterkejutan.

"Kok gitu sih Mbak, aku kan adik kamu. Wajar dong seorang adik mendatangi rumah Kakaknya," protes orang itu yang tak lain adalah Sita, entah sedang apa wanita itu ada di restoran tersebut. Tak biasanya mereka bertemu di kota kembang ini.

"Hem gitu ya, kalo gitu kenapa enggak ke rumah aja?" tanya Arin, sedikit gelisah, takut jika Gita dan yang lainnya datang.

Ari melihat kegelisahan di wajah sang istri, tapi dia memberi pengertian lewat sorot matanya jika sudah memberitahu Gita. Dan tak lama ponselnya bergetar.

"Sita sebentar ya, aku terima telfon dari klien dulu," pamit Ari pada Sita dan sang istri. Menjauh dari dua orang tersebut.

"Kalian di mana? Jangan masuk dulu, di sini ada Tantemu, bawa Mama kalian ke alamat yang akan Om kirim. Jangan bawa pulang, takut Sita datang ke rumah," ucap Ari tanpa basa basi pada orang di seberang sana.

"Nanti kalau sudah sampai, bilang ke mereka kalau kalian di suruh sama Om. Nanti Om akan bilang juga sama mereka kalau kalian akan datang. Jangan lupa beli makanan, perjalanan kalian cukup jauh dari kota," tambahnya.

Setelah sambungan telfon terputus dengan Gita, dia pun kembali menghubungi seseorang. Setelah itu kembali bergabung dengan sang istri dan adik iparnya.

"Kita makan dulu ya Mbak, aku laper soalnya." Sita memesan makanan karena pelayan datang untuk ke dua kalinya.

Arin pun ikut pesan makanan, bersama dengan datangnya sang suami. Lalu bertanya ingin pesan makanan seperti apa.

Selama menunggu makanan datang, mereka bertiga nampak berbicara tapi hanya ditanggapi tak serius oleh Arin, entah rasanya muak melihat wanita dihadapannya ini. Apalagi mengingat cerita Gita, seperti apa wanita yang dia anggap sebagai adik ini.

"Mbak, aku baru tahu, kalo Papa punya saham lima puluh persen di perusahaan itu," Sita menyebut nama perusahaan.

Mendengar ucapan Sita, Arini tentu saja terkejut. Tak menyangka jika Sita mengetahui hal itu, tapi siapa yang memberitahu?

"Pasti Mbak Arini tahu semuanya, kan? Selain saham itu apa lagi yang Mbak ketahui? Kenapa Mbak enggak ngasih tahu aku?" cerca Sita, kesal karena selama ini dia baru mengetahui hal tersebut.

"Untuk apa? Bukankah Papa sudah memberikan apa yang kamu mau? Rumah yang bisa dibilang bagaikan istana itu, lalu perusahaan yang telah melambungkan nama baik Papa, bahkan sampai sekarang perusahaan itu masih berkembang dengan baik," jawab Arin santai, tak ingin tersulut emosi. Ingin mengetahui seberapa besan pengetahuan Sita tentang harta mendiang Papa.

"Ck, aku merasa dibohongi sama kalian. Berati selama ini kamu lebih banyak makan uang Papa dari pada aku yang anaknya sendiri?" tuding Sita.

Arin menggeleng, dia tahu seperti apa watak Sita, berbanding terbalik dengan kembarannya, Sinta.

"Almarhum Papa memberikan itu untuk Sinta, dia juga anak Papa, tentu saja berhak atas apa yang Papa miliki, bukan hanya kamu," nada bicara Arin masih terdengar santai, tak tersulut emosi sedikitpun.

Sita terkekeh mendengar jawaban Kakak angkatnya itu, merasa memiliki peluang untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Sinta itu udah enggak butuh harta, mana ada orang gila yang masih memikirkan harta," ucapnya masih dengan kekehan kecil.

"Jaga bicara mu Sita!" hampir saja Arin mendobrak meja, jika saja sang suami tidak menahannya.

"Emang bener, kan kalau dia itu gila. Sekarang dimana aja kita enggak tahu, mungkin dia sudah mati," tersenyum sinis saat menjalani hal itu, membuat Arin murka.

"Jaga bicaramu Sita! Dia itu kakak kamu, kalian tumbuh bersama sejak masih dalam rahim Mama," Arin sebisa mungkin menguasai emosinya.

"Ck, males. Udah jangan bahas dia. Aku mau saham itu menjadi milikku, atau kita bagi dua, gimana?" tebakan Arin benar, jika Sita ingin menguasai harta peninggalan sang Papa.

"No! Itu bukan hak kamu, itu hak Gita. Meskipun Sinta tidak tahu keberadaanya dimana, tapi ada Gita, anaknya yang berhak atas itu semua, bukan kamu," tolak Arin mentah-mentah.

"Oke, kalau kamu nolak, aku akan datang ke pengacara Papa, akan aku minta semuanya. Sinta tidak berhak sama sekali, apalagi anak manja itu, dia enggak bakalan tahu soal ini kalau kamu enggak ngasih tahu, dan aku harap kamu enggak ngasih tahu," putus Sita seenaknya sendiri.

"Oh, jadi seperti ini wajah seseorang yang bermuka dua? UPS, maaf, bermuka dua atau berapa ya? Bermuka lima kali, manis kalo dilihat dari depan, tapi dibelakang bagaikan serigala yang siap menerkam," ucapan seseorang tersebut membuat mereka bertiga terkejut, bahkan Sita sampai memundurkan kursinya saking terkejutnya.

Bersambung.....

🍁🍁🍁🍁

1
YuWie
yahhh baguss..walo gak puasss krn disini semua perannya jadi protahonis semua. antagonisnya di maafken malah tambah bahagia..begitulah
YuWie
waguuu
YuWie
anehhh..knpa adrian bebas. bukankah dokter ini kerjasama dg sita membohongi pasien.
YuWie
pastiii sukses kamu fidz
Santi Rizal
keren banget ceritanya
Santi Rizal
pengkhianatan membuat banyak orang yang terluka
Santi Rizal
sita bener bener jahat banget wong edan
Santi Rizal
bagus ceritanya Thor
LENY
ZUVA SAMA REVAN AJA ATAU SAMA RICKY. KL SAMA HAFIZD KETUAAN DAN SDH DIANGGAP ADIK SAMA HAFIZD.
LENY
YA WAJARLAH GITA KECEWA KRN PERBUATAN TANTE NYA SDH KELEWAT BATAS KEJAM NYA 😥
LENY
MAAF THOR KOK AKU GAK ADA TERHARU NYA YA LIHAT SINTA MINTA MAAF SETELAH PERBUATAN JAHAT SITA DIASINGKAN 10 THN DI TMH SAKIT JIWA ANAK DIBUANG DUH BLM BISA DAN GAK RELA SITA SEMUDAH ITU DIMAAFKAN. BAGUSLAH GITA JGN CABUT LAPORAN PERCOBAAN PEMBUNUHAN BIAR SITA RASAKAN DULU AKIBAT PERBUATAN JAHAT NYA🙏
LENY: MALAH SINTA YG DIJAHATIN MINTA MAAF DULU ADUH 🙈🙈
total 1 replies
LENY
YA BENER AKU GAK SETUJU KL DICABUT TUNTUTANNYA BIARKAN SITA DIPENJARA DULU AGAR JERA KRN PERBUATANNYA SDH KELEWAT BATAS. ENAK BENER KL SMPE DILEPAS DARI PENJARA. LAGIAN SINTA KOK MERASA BERSALAH JG ANEH. SITA AJA YG HATI NYA JAHAT IRI DENGKI.
LENY
KRN IRI SAMA SAUDARA SENDIRI TEGA BERBUAT JAHAT DAN KEJAM MELEBIHI BINATANG😡 PADAHAL SINTA BAIK ORANGNYA GAK PANTAS DISAKITIN DGN KEJAM
LENY
PAPA REY INI TERLALU LEMAH MSH AJA GAK MAU CERAIKAN SITA KRN KASIHAN REVAN. PADAHAL PERBUATAN SITA SDH KELEWAT BATAS KEJAMNYA. GAK MIKIR ANAK KANDUNG DIBUANG DAN ISTRI DISAKITIN. JD GREGETAN LIHATNYA.
Santi Rizal
semoga kedepannya LBH bahagia hafizd ..mm dan Gita
Santi Rizal
saudara kembar tapi jahat banget
Santi Rizal
hubungan batin ibu dan anak emang kuat
LENY
LANJUT THOR
LENY
DASAR SAKIT JIWA IRI HATI DENGKI 😡
LENY
CERAI AJA BODOH BENER MSH MAU BERTAHAN SAMA WANITA IBLIS ITU SDH SELINGKUH PEMBUNUH JAHAT LBH DARI BINATANG. PASTI REVAN MENGERTI.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!