seorang profesor Penelitian, diburu oleh sekelompok tentara bayaran dan ia tewas secara mengenaskan, akan tetapi dewa Yama memberikan nya kesempatan sekali lagi, dengan memindahkan jiwa nya ke tubuh tubuh seorang raja idiot ,yang hanya bisa bersenang senang yang tidak memikirkan rakyatnya,Pergilah! kami tidak akan mempercayai raja yang bodoh seperti dirimu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MRG pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembali pulang
......................
...****************...
Deburan kaki kuda semakin kencang, tiap langkah kuda memecah hening senja dengan keanggunan yang tak tertandingi. Ketiga sosok berkuda itu, dikelilingi oleh debu dan keringat perjalanan, akhirnya kembali ke kerajaan yang telah lama menanti kedatangan mereka.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Jam telah menunjukkan pukul 5 sore, sinar senja yang memudar mulai merayap di langit saat mereka tiba di Desa Tebbs. Keheningan malam yang terus menyusup membuat ketiga orang itu memutuskan untuk beristirahat sejenak di desa itu sebelum melanjutkan perjalanan mereka.
Awalnya, rencana mereka adalah berteduh di rumah Yunia, sang tabib cantik. Namun, ketika mereka tiba di halaman rumah, yang menyambut mereka hanyalah pintu yang terkunci rapat dan kesunyian yang menggelayuti bangunan itu. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Yunia.
Dengan langkah cepat, Caspian melangkah mendekati seorang kakek yang melintas di dekat mereka, "Tuan, kemana pemilik rumah ini pergi?" tanyanya dengan suara rendah yang penuh kekhawatiran.
----------------
"Yang Mulia?" hormat kakek itu ketika mengenali Vincent dengan cermat. "Nona Yunia telah pergi ke ibukota sehari setelah kalian berangkat. Ia langsung berangkat ke ibukota kerajaan," lanjut kakek itu dengan suara lembut.
"Oh, begitu. Terima kasih, kakek, atas bantuannya," jawab Caspian dengan penuh rasa terima kasih.
Setelah memberi hormat, kakek itu melanjutkan perjalanan pulangnya, meninggalkan Caspian dan Vincent dalam keheningan. Caspian memandang Vincent, menunggu keputusan selanjutnya.
"Baiklah, mari naik kuda dan segera menuju ibukota sebelum malam tiba," ucap Vincent tegas sambil hati-hati memanjat ke atas kudanya.
Tanpa ragu, Vincent dan rombongannya melanjutkan perjalanan mereka ke Astoria. Meskipun cahaya matahari mulai meredup, mereka terus melaju dengan cepat. Cahaya senja yang semakin suram membuat perjalanan mereka sedikit sulit, namun tekad mereka untuk sampai tidak pernah pudar. Akhirnya, mereka tiba di gerbang megah ibukota kerajaan, menandai akhir dari petualangan mereka yang panjang dan penuh tantangan.
Dengan sigap, para penjaga di gerbang menghentikan langkah Vincent dan rombongannya untuk memeriksa mereka lebih lanjut. Dalam cahaya redup obor yang digenggam para penjaga, wajah mereka perlahan terungkap di bawah hembusan angin malam.
"Ternyata Anda,jenderal. Selamat datang kembali. Silakan melanjutkan perjalanan," ucap salah satu penjaga dengan penuh hormat sambil memberi jalan bagi mereka.
Kembali ke rumah, malam yang gelap hanya diterangi oleh cahaya gemerlap obor yang sering kali terhembus angin, menciptakan suasana kota yang remang-remang.
Vincent, bersama David dan Caspian, telah kembali dari perjalanan melelahkan mereka. Sang Jenderal Elang Hitam segera melaporkan kembali ke kemah tentaranya, sementara David bergegas pulang ke rumah orangtuanya.
Vincent menuntun kudanya menuju depan istana. Dengan gesit, para penjaga membantu Vincent mengembalikan kudanya ke kandang setelah ia turun dari punggungnya, mengakhiri petualangan mereka yang penuh tantangan namun penuh makna.
Berlawanan dengan kegelapan yang menyelimuti pelosok kerajaan, di dalam istana ribuan lilin menyala dengan gemerlap, menerangi setiap ruangan dengan cahaya yang hangat dan mewah.
Vincent melangkah dengan hati-hati menyusuri lorong-lorong istana yang sepi, terdiam sejenak oleh kesunyian yang tak biasa. "Di mana semua orang?" gumamnya pelan, sementara ia terus berjalan menuju ruang kerjanya.
Akhirnya, ia tiba di depan pintu ruang kantor dengan langkah yang perlahan. Suara diskusi yang intens terdengar dari dalam ruangan, membuatnya sedikit terkejut. Dengan hati-hati, Vincent membuka pintu dan memasuki ruangan. Semua mata langsung tertuju padanya, memotong kesibukan mereka.
"hormat, Yang Mulia," sapa Hana dengan memberikan salam hormat ala-ala kerajaan sambil menundukkan kepala. "Kapan Anda kembali, Yang Mulia?" lanjutnya, tatapan Hana penuh dengan kekhawatiran yang terpancar dari matanya yang cantik.
"Apa yang sedang kalian diskusikan?" tanya Vincent sambil perlahan mendekati kursi kerjanya, mencoba memahami situasi yang tengah terjadi di ruangan tersebut.
Untuk tulisan sudah rapih cuman hapus kutip dua yg ada di narasi.
Fokus ke membangun atmosfer atw feelnya terlebih dahulu jangan buru dan cepet bnget gtu.
Fokus dlu terhadap kondisi MC mnurutku
Misal jelasin dlu kesan Maidnya melihat si MC ini terlihat kebingungan atau kok tiba-tiba nanyain pertanyaan aneh.
Ini Pendapatku aja sih
Misal.
"Tuan, apakah kamu ingin makan sesuatu pagi ini?" tanya seorang perempuan berpakaian maid.