Azka Mahespatih (28th) bersembunyi di rumah Nandita (20th) saat ia tengah di kejar oleh beberapa orang preman yang hendak mencelakainya.
Dita yang kaget saat mendapati lelaki asing yang memasuki rumahnya sontak ingin berteriak,tapi sebelum itu terjadi Azka dengan cepat berlari menuju Dita tetapi kakinya tersandung oleh kaki kursi hingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas tubuh mungil Dita,di saat bersamaan para warga sekitar menggrebek mereka dan menikahkan mereka. mau tidak mau mereka menikah juga. bukan tanpa sebab Azka tidak menolak menikahi Dita,karena Azka pernah di tolong oleh Dita maka dari itu ia ingin membalas kebaikan Dita dengan menikahi gadis itu.
bagaimana kelanjutan ceritanya apakah pernikahan mereka akan langgeng atau sebaliknya?
jangan lupa dukung author dengan cara klik love,komen dan subcreb ya...🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yadah elek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#26
#**maaf kalau banyak typo,jangan lupa dukung Mimin ya dengan cara like, favorit dan komenya ya terimakasih 🙏🙏
happy reading**....
sementara itu Dita berjalan mondar mandir menunggu sang suami pulang,dia sudah mencoba menghubunginya tetapi nomornya tak bisa dihubungi.
"mas Azka kemana sih?udah jam dua belas malam juga belum kembali." gumam Dita
lelah berdiri dan berjalan mondar mandir tak jelas, akhirnya ia memutuskan untuk kekamarnya dan menunggu suaminya disana.
Dita merebahkan tubuhnya di atas ranjang,karena sudah terlalu larut akhirnya Dita tertidur.
tak berselang lama Dita tertidur Azka membuka pintu kamar dan melihat sang istri tertidur membelakangi pintu. dia mendekati Dita dan menatap lekat ke arah wajah sang istri.
tanganya terangkat dan mengelus pipi istrinya dengan lembut.
Dita yang merasa ada seseorang yang menyentuh wajahnya menggeliat dan membuka matanya. saat membuka mata ia melihat sang suami yang tengah tersenyum manis kearahnya.
"mas sudah pulang?" tanya Dita dan mendudukan tubuhnya.
"maaf mas menganggu tidurmu."
"tidak apa-apa mas,mas mau makan?"
Ahsan menggeleng lalu tersenyum,
"mas ingin mandi kamu lanjut tidur saja ya."
Dita yang sudah sangat mengantuk menuruti perintah Azka dan tak lama ia tertidur kembali.sementara Azka memilih untuk membersihkan dirinya karena lelah seharian menemani sang mama dan kekasihnya belanja.
🥀🥀🥀🥀
"mas...bangun sudah pagi,hari ini Dita ada jam pagi makanya Dita mau berangkat sekarang."
Azka membuka matanya melihat istrinya yang sudah rapi. Azka menarik Dita ke dalam pelukanya dan membenamkan wajahnya di ceruk leher sang istri,menghirup dalam-dalam aroma mawar yang keluar dari tubuh sang istri.
"kamu wangi sekali dek..." ucapnya
"lepas ih,nanti telat."
"gak ah mas mau satu ronde,baru mas lepasin."
"Dita udah siap loh mas tinggal berangkat."
"mas gak peduli." setelah mengucapkan itu Azka menerjang Dita tanpa persetujuanya.
sementara Dita hanya bisa pasrah dan menikmati setiap sentuhan yang di berikan oleh Azka.
satu jam mereka bergumul dan berbagi peluh,Azka ambruk disamping Dita yang terkulai lemah. dia mencium bahu sang istri lalu mengucapkan terima kasih.
"i love you mas...." ucap Dita sambil mengecup pip Azka.
Azka hanya tersenyum menanggapi ungkapan cinta Dita.
"mas mandi dulu ya,apa mau mandi bareng?" ucap Azka mengalihkan pembicaraan.
Dita hanya tersenyum kecut lagi-lagi tak mendapat jawaban melainkan pengalihan.
"mas mandi saja dulu,aku akan menyiapkan baju buat mas."
Azka mengangguk dan beranjak meninggalkan Dita menuju kamar mandi.
"apa kamu memang tidak mencintaiku mas,tapi kenapa sikapmu seakan menunjukkan kalau kamu mencintaiku?" sekuat tenaga ia tak mengeluarkan air matanya. ia percaya suatu hari Azka akan menjawab ungkapan cintanya.
"dek hari ini mas gak bisa jemput ya,mas harus lembur lagi."
"iya mas,gak apa-apa,mas hati- hati ya."
setalah mendapat jawaban dari Dita Azka langsung menancap gas mengabaikan uluran tangan Dita.
Dita masih berdiri mematung,tak biasanya suaminya tak membalas uluran tangannya hari ini tak ada cium kening seperti ritual biasanya.
"ah...mungkin mas azka sedang terburu-buru." pikir Dita,sekuat hati ia membuang jauh-jauh pikiran negatifnya.
"hei...ngelamun aja." ucapan Ahsan membuyarkan lamunannya.
"eh...kak Ahsan,kok tumben pagi Dateng kak?"
"iya sengaja,pengin ngobrol sama kamu,bisa kan?"
Dita hanya mengangguk dan mengikuti langkah lebar Ahsan menuju kantin kampus.
"Kaka mau ngobrol apa?"
"kamu gak mau pesen sesuatu dulu?"
"gak kak,tadi aku sempet sarapan kok."
"Dita aku mau langsung ngomong aja ya.
bukanya aku mau ikut campur dengan urusan pribadimu,tapi bisakah kau meninggalkan bang Azka?"
"maksudnya?" Dita yang masih bingung dengan arah pembicaraan Ahsan bertanya sambil kening berkerut.
"begini....aku sudah tahu tentang hubunganmu dengan Abang Azka,tapi menurutku bang Azka bukan pria yang baik untuk kamu,jadi aku minta kamu tinggalin dia sebelum kamu tersakiti."
"oh...jadi Kaka sudah tahu?aku tahu maksud Kaka baik tapi aku percaya dengan Abang Azka kok kak,jadi Kaka gak usah kawatir."
Ahsan yang mendengar itu,tak tahu harus bicara apa lagi?sementara Dita sudah berbicara seperti itu. dia meraih tangan Dita dan menggenggamnya dengan erat.
"aku tahu aku tak bisa memaksa keputusanmu,tapi apapun yang terjadi nanti kamu jangan pernah sendirian karena aku akan selalu ada di dekatmu."
Dita tersenyum manis sambil melepaskan tanganya dari genggamannya.
"aku tahu Kaka kawatir,terima kasih karena sudah memberiku perhatian dan aku tahu apa yang terbaik buat aku."
Ahsan hanya tersenyum kecut melihat keyakinan pada diri Dita. ia hanya berharap Dita akan baik-baik saja jika mengetahui apa yang tengah di rencanakan Kaka sepupunya itu. tetapi ia berjanji akan berusaha melindungi Dita.
"Ditaaa...."
teriakan itu membuyarkan lamunan mereka,Dita tersenyum melihat sang sahabat datang ia bersyukur disaat seperti ini Rani datang,karena Rani bisa memecah kecanggungan yang ada.
"eh...kak Ahsan,mau traktir Dita ya?Rani juga mau dong."
"dasar kamu ini Rani,maunya yang gratisan." sungut Dita.
"ya iyalah,yang gratis kan enak."
Ahsan tersenyum melihat tingkah Rani.
"ya sudah kamu pesan apa sana biar saya yang bayar."
"asik...makasih Lo kak,saya kan jadi enak."
sontak kedua orang yang ada dihadapannya hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Dita kalau ada apa-apa kamu bisa langsung menghubungiku."
"iya tentu kak,pasti aku akan menghubungimu kak."
Ahsan menatap Dita lekat,ia sungguh tertarik dengan gadis yang ada dihadapannya ini.tetapi gadis yang ada di hadapannya ini tak tertarik denganya karena dia tahu kalau Dita sudah menjatuhkan hatinya kepada abangnya. meski dia tahu kalau gadis yang membuatnya tertarik telah salah menjatuhkan hatinya,tetapi dia selalu mendukung apa yang menjadi keputusan Dita. dia hanya bisa berharap Azka bisa membuka hatinya untuk Dita dan meninggalkan kekasihnya dan membatalkan rencana untuk menyakiti Dita.
tetapi jika Azka menyakiti Dita dia takkan segan-segan mengambil Dita dari sisi Azka.
karena Dita tak pantas untuk di sakiti.
ingin sekali ia mengatakan kalau Azka hanya mempermainkannya tetapi jika ia mengatakan ya ia takut Dita takkan percaya dan bahkan bisa membencinya karena di anggap memfitnah Azka. biarlah waktu yang mengungkap rencana Azka terhadap Dita,dan Dita akan mengetahui rencana busuk Azka sendiri.
dan saat itulah Ahsan akan selalu siap menemani Dita dan akan memperjuangkan untuk bisa mengambil hati Dita.
"kak Ahsan,ngapain sih lihat Dita sampai segitunya?" tanya Rani dan membuyarkan lamunannya.
"ingat ka,Dita udah ada yang punya."
"memang Dita sudah ada yang punya,tetapi jika yang punya mengabaikannya maka jangan salah kan saya jika saya merebutnya."
ucapan Ahsan sontak membuat kedua gadis itu melongo karena tak menyangka Ahsan bisa berbicara seperti itu.
Dan benar2 bkn orang tuanya yg melakukan
padahal pelakunya bkn ibunya dita.
hanya saksi hidup sdh tdk ada