Seorang siswi kedokteran yang tak lain adalah anak seorang kiyai, suatu saat ayahnya menjodohkan dia dengan anak teman lamannya.
Apesnya laki_laki yan di jodohkan itu, adalah laki_laki yang sangat membencinya dan mendapat fitnah kalau istrinya sudah tidak suci lagi.
Dan tentang lima sahabat, dimana mereka adalah anak-anak sultan. Pewaris tunggal hingga selalu menjadi inceran, para pelakor.
Nah kan penasaran jadinya, daripada bertanya_tanya baca aja yukk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gaji Pertama
"Kenapa mbak diam? apa mbak yang harus saya laporkan, karena sudah menaham gaji Adiba dan sempat mengancamnya" Ucap Dirga sontak laras tubuhnya jadi gemetar.
"Maaf Mas, saya janji akan membayar gaji Adiba. tapi saya mohon jangan laporkan ke polisi" Mohon Laras.
"Saya tidak akan melaporkan Mbak ke polisi, asal Adiba boleh resign dari toko Mbak saat ini juga. Dan saya akan membawa Adiba sekarang, dan jangan lagi Mbak datang lagi kerumah Adiba untuk memaksanya kembali bekerja" Ucap Dirga.
"Iya Mas, saya janji gak akan memaksanya Adiba lagi" Ucap Laras.
"Tapi untuk gaji Adiba, saya minta waktu untuk membayarnya"
"Tidak Perlu" Ucap Dirga dan ia langsung menarik lembut tangan Adiba, dan mengajaknya untuk masuk ke mobil meninggalkan Laras yang sedang bengong begitu saja.
"Abang... makasih ya" Ucap Adiba.
"Iya sama-sama" Sahut Dirga tersenyum.
"Abang dari mana, kok rapi banget terus bawa mobil juga"
"Kan kita mau ke cafe sekarang" Sahut Dirga.
"Tapi memangnya boleh, jika bekerja di cafe memakai pakaian seperti ini?" Tanya Adiba yang memakai gamis, dan kerudung yang menutup dadanya. Hampir sama seperti Zara bedanya Diba tidak memake cadar saja.
"Gak papa dong, kan kamu akan ditempatkan di cashier. Jadi tugas kamu hanya menerima pembayaran saja" Jawab Dirga dan Diba menjadi lega mendengarnya.
"Kita mampir ke mall dulu ya" Dirga hanya menurut saja.
Sesampainya di mall, Dirga langsung mengajak Diba memasuki store handphone.
"Abang mau beli ponsel?" Tanya Diba, dan Dirga hanya mengangguk.
"Ini bagus gak?" Tanya Dirga, yang menunjukan ponsel keluaran terbaru dengan logo apple digigit.
"Bagus Bang tapi sepertinya mahal ya" Bisik Diba.
"Enggak kok yaudah ayo kita bayar aja" Ajak Dirga dan Lagi-lagi Diba hanya menurut saja.
"Totalnya 30 juta Kak" Ucap karyawan store handphone tersebut.
Dirga langsung membayar dengan kartu warna hitamnya.
"Ini buat Kamu" Ucap Dirga menyerahkan handphone tersebut kepada Diba.
"Hah" Diba terkejut dengan mulut sedikit ternganga.
Dirga yang melihat ekspresi jadi semakin gemas.
"Abang jangan bercanda" Ucap Diba.
"Abang gak bercanda loh, ini memang buat kamu anggap aja ini gaji pertama kamu. Dan pengganti gaji kamu di toko pakaian tadi" Ucap Dirga enteng sementara Diba tak habis pikir, dengan apa yang di lakukan saat ini.
"Gaji pertama? ini sih gaji aku setahun lebih bang" Ucap Diba yang masih terkejut, sekalinya punya handphone malah dengan harga yang sangat mahal.
******
Ar sudah sampai di kantor Pak Abimana, ketika mereka memasuki kantor langsung di sambut oleh seluruh karyawan yang ada disana.
"Selamat pagi Pak, Tuan Muda" Sapa john tangan kanan Pak Abimana.
"Pagi" Jawab Pak Abimana, sementara Ar hanya memasang wajah datar.
"Ternyata anak bos besar, sangat tampan gue harus bisa miliki dia" Gumam Shinta dalam hati, kebetulan ia sudah diberi tugas untuk membantu Ar nanti.
"Perkenalkan ini Arsenio, putra tunggal saya. Mulai hari ini dia bergabung dengan perusahaan ini" Ucap Pak Abimana tegas, yang di angguki oleh seluruh karyawan disana.
"Gila, ganteng banget" Ucap Yola pelan tapi dapat di dengar oleh Shintya.
"Kayaknya masih single deh" Sahut Lidya
"Iya, mana anak tunggal lagi pewaris satu-satunya" Ucap Yola kagum.
"Hemm.. biasa aja mata lo berdua jangan mimpi dapetin dia" Ucap Shintya sinis, sementara Yola dan Lidya hanya memutar bola matanya malas.
"Jhon, tolong antarkan Ar ke ruangannya setelah itu kamu ke ruangan saya" Ucap Pak Abimana.
"Baik Pak" Sahut Johan
"Dan kamu Sintya ikut Ar ke ruangannya, bantu dia untuk memeriksa berkas perusahaan" Ucap Pak Abimana.
"Baik Pak" Sahut Sintya
"Dan untuk kalian semua, silahkan kembali bekerja" Ucap Pak Abimana yang diangguki oleh seluruh karyawan, setelah itu Pak Abimana langsung menuju ke ruangannya.
"Kerja ya jangan lihatin calon suami gue terus" Ucap Shintya dengan percaya diri menapat Yola dan Lidya. Sambil mengibaskan rambutnya kemudian ia pergi untuk menyusul John, dan Ar dengan sangat bersemangat.
"Pede banget tuh Nenek Lampir" Ucap Yola kesel.
"Biasalah berasa karyawan kesayangan Pak Abi" Sahut Lidya.
Ar sudah berada di ruangan yang cukup besar, Jhon memberitahunya kembali jika Sintya akan membantunya. Karena John akan pergi ke ruangan Pak Abi mana sekarang.
"Kalau gitu Saya permisi dulu tuan muda" Pamit John yang diangguki oleh Ar.
Ketika John membuka pintu, rupanya Sintya Sudah ada di depannya. "Pak saya langsung masuk?" Tanya Sintya kepada Jhon.
"Iya kamu bantu Pak Ar sekarang" Sahut jhon.
"Baik Pak" Sahut Sintya menurut, ia langsung masuk ke dalam ruangan Ar dengan tersenyum penuh arti.
"Selamat pagi Pak Ar, perkenalkan nama saya Sintya. Saya diutus Pak Abimana untuk menjadi sekretaris Pak Ar, dan saya siap untuk membantu Pak Ar" Ucap Shintya panjang lebar memperkenalkan dirinya.
"hemm" Sahut Ar dengan deheman belaka, bahkan sekedar menatap Sintya pun tidak. Padahal saat ini Sintya sudah berdandan dengan maksimal, bahkan ia sampai membeli pakaian kantor baru, hanya untuk menyambut pewaris tunggal di perusahaan WS Group.
"Sialan gue udah susah payah dandan tapi dilirik aja nggak" Gerutu Shintya dalam hatinya kesal.
"Apa gue kurang seksi, jadinya dia nggak tertarik" Tanya Sintya dalam hatinya lagi, padahal saat ini ia sudah memakai rok span. Warna hitam yang panjangnya hanya sebatas paha, ditambah pakaian dalam yang super ketat sehingga bagian dadanya sampai menonjol. Dan ia sengaja tidak mengancingkan blazernya yang berwarna pink itu, agar belahan dadanya terlihat dengan jelas.
"Mana berkas yang harus saya periksa" Tanya Ar tegas.
"Ini pak, jika ada yang kurang jelas bisa ditanyakan ke saya" Jawab Sintya menyerahkan beberapa berkas ke hadapan Ar, dan ia sengaja membungkukkan badannya agar kelihatan buah dadanya.
Sedangkan Ar sama sekali tidak peduli akan hal itu.
"Mana laporan perusahaan bulan ini" Tanya Ar sambil membaca ulang berkas di hadapannya.
"Sebentar Pak saya bantu cari" Ucap Shintya yang malah menghampiri Ar, dan saat ini ia sengaja mendekatkan dirinya pada Ar.
"Kamu duduk saja disitu, sambil memeriksa berkas saya" Ucap Ar yang sepertinya risih, karena Sintya terlalu mepet kepadanya.
"Baik Pak" Ucap Sintya menurut, padahal di dalam hatinya merasa sebal pada Ar. Sedangkan Ar gak perduli, malah ia fokus memeriksa berkasnya.
"Ini Pak laporan perusahaan bulan ini" Ucap Sintya menyerahkan kembali berkas tersebut.
"Hemm"
"Gila, cool banget deh bikin gue gerah aja" Ucap Sintya sambil mengibas-ngibaskan wajahnya.
"Kenapa gerah?" Tanya Ar yang menatap Sintya aneh.
"Nah gitu dong lihat gue" gumamnya dalam hati.
"Iya nih Pak, gerah banget...maklum cuaca sedang panas belakangan ini" Sahut Sintya yang malah membuka blazernya, sehingga saat ini ia hanya menggunakan kemeja lengan pendek sangat ketat. Sintya sengaja melakukan ini, agar Ar tertarik padanya.
"Kamu ngapain buka blazer kek gitu, pakai lagi aku gak suka kalau ada karyawan yang berpakaian tidak sopan" Ucap Ar tegas dan sinis.
"Baik Pak, maaf"
Sementara di tempat lain Dirga dan Diba sudah sampai di cafe. "Selamat pagi Kak Dirga" Ucap Rosi manager cafe, yang umurnya sama dengan Dirga.
Dirga memang tidak mau dipanggil bapak, oleh karyawannya. Ia lebih senang di panggil Kakak.
"Pagi" Balas Dirga singkat.
"Tumben Kakak visit ke cafe" Tanya Rosi tersenyum.
"Kedatangan saya kesini untuk memberitahu kamu, karena hari ini saya membawa seseorang untuk bekerja di cafe ini" Jawab Dirga.
Rosi menatap Diba dengan tatapan sinis, "Tapi kan kita lagi ngga buka lowongan pekerjaan Kak" Ucap Rosi sedikit tidak terima, karena ia melihat Diba dan Dirga terlihat sangat dekat.
Rossi memang selama ini menyukai Dirga, bahkan sikap Rosi selama ini sudah terang-terangan dan terlalu menunjukkan jika memang ia sangat menyukai bosnya itu. Bahkan sudah menjadi rahasia umum seluruh karyawan di cafe, jika sang Manager memiliki perasaan terhadap bosnya.
__Tbc__
tinggal aa raka yg mau sold out😂😂😍
walaupun nnt Gilang dirawat
mira sudah sah jadi istrinya Gilang dan bisa menjaga Gilang di rumkit nntnya
ikut deg²an
t😁inggal Raka yg yg masih Jomblo