Di saat seorang pria tampan yang sedang tulus mencintai seseorang,tapi tiba-tiba saja pria tersebut di campakkan dan juga di hina oleh sang kekasih karena dirinya yang hidup serba kekurangan.
Dari situlah,dirinya memutuskan untuk tidak akan mau mencintai wanita lagi dan menutup hatinya untuk wanita manapun.Tapi belum sempat luka di hatinya sepenuhnya pulih,di saat itu juga,seorang wanita yang derajatnya sangat berbeda jauh dari dirinya yang jauh dari kata mewah,malah selalu terlibat di dalam kehidupannya dan perlahan-lahan berhasil membuka hatinya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.eliane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26
Selama 3 hari kebelakang,ia memang selalu mendengar suara hatinya yang tertuju untuk Sebastian.Padahal isi hatinya,akan selalu ia ingat tanpa perlu ia hapal,hanya saja saat ini ia sedang kesal,jadi iapun berbicara sesuka hatinya saja.
Sedangkan Sebastian yang masih sibuk dengan gerutuan kesal dan menetralkan semua rasa yang bercampur aduk itu,keningnya langsung mengernyit heran dan juga bingung saat ia mendengar kalimat demi kalimat yang sedang di lontarkan oleh Jennifer.
"Bahkan,ini baru separuhnya saja,masih banyak yang belum aku ungkapkan lagi.Apa kamu sudah mengerti sekarang?" lanjut Jennifer lagi,sambil menatap kesal kearah Sebastian yang sedang menatap heran kearahnya.
"Sejak pertemuan pertama, aku sudah mulai terus memikirkan dirimu.Dan bayang-bayangan wajah tampanmu selalu melintas didalam kepalaku disetiap malam. Apakah kamu sudah mengerti sekarang?" tanya Jennifer lagi,dengan wajah seriusnya saat ia melihat gelengan kepalanya Sebastian yang berarti tidak.
"Sekarang aku tanya sama kamu...Apakah kamu juga merasakan apa yang aku rasakan,seperti yang aku katakan barusan?" tanya Jennifer lagi,dengan menahan rasa kesalnya,saat ia melihat kalau Sebastian kembali memperlihatkan gelengan kepalanya untuk pertanyaannya yang sebelumnya.
Dan lagi-lagi Sebastian kembali menggeleng-gelengkan pelan kepalanya,karena ia memang tidak mengerti dan juga tidak pernah merasakan apa yang dikatakan oleh Jennifer tadi.
Sedari ia mengetahui kalau dirinya telah dikhianati ataupun dijebak hari itu,ia sudah mulai membiasakan diri untuk melupakan tentang pendamping hidup ataupun tentang wanita,dan ia hanya berniat ingin tetap terus hidup dengan baik untuk keluarganya.Dan selama beberapa minggu ini ia memang tidak pernah memikirkan Jennifer atau siapapun,hanya saja tidurnya lebih nyenyak belakangan ini kalau dibandingkan pada saat ia sedang patah hati selama 3 hari kemaren.
Tapi saat ini,Jennifer malah berbicara tentang hal-hal yang aneh dan juga kalimat-kalimat mutiara yang terdengar lumayan menyentuh hati,kalau saja di dengar dengan suasana hati yang baik.Tapi sayangnya,dirinya sedang dalam suasana hati tidak baik karena rasa kesalnya tadi,bahkan ia tidak bisa mencerna dengan baik satu kalimatpun.
Sebenarnya ia bisa saja langsung mengerti dengan kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh Jennifer sedari tadi,tapi lantaran dirinya sedang kesal dan ditambah dengan kisah cintanya yang buruk.Belum lagi,status Jennifer yang berada sangat jauh darinya dan bahkan mereka baru bertemu beberapa kali saja.Jadi ia merasa tidak percaya,dan ia menganggap kalau saat ini Jennifer sedang bercanda ataupun mungkin saja Jennifer sedang kerasukan.
"Baiklah.Sekarang,kamu dengar baik-baik.Pertemuan bukanlah sesuatu hal yang menyakitkan,melainkan rancangan indah untuk menuju pertemuan selanjutnya.Dan....." lanjut Jennifer lagi, dengan menjeda kalimatnya,sambil berpikir keras tentang bagaimana caranya ia, untuk mengungkapkan rasa cintanya pada Sebastian.Bahkan,ia lupa kalau dirinya telah kembali mengulangi kalimatnya yang tadi.
"Baiklah.Sekarang kamu boleh bicara" ucap Jennifer lagi sambil memindahkan jari telunjuknya,saat ia melihat isyarat dari kedua matanya Sebastian yang sedang menyuruh dirinya untuk menyingkirkan jari telunjuknya.
Sebastian hanya mampu menghela napas berat,karena Jennifer memang sudah menyingkirkan jari telunjuknya dari bibirnya tapi jari-jari tersebut malah berpindah ke rahangnya kembali.
"Nona,bisakah kamu berhenti membuat aku bertambah bingung dengan kalimat-kalimat mutiaramu itu.Dan aku harap,kamu tidak berniat untuk mengatakan semuanya padaku kan..." pinta Sebastian dengan wajah seriusnya,ia ingin sekali pembicaraan mereka cepat selesai dan Jennifer bisa segera menjauh dari dirinya,tapi ntah kenapa dirinya malah tidak bisa berkutik saat ini.
'Sedangkan kamu baru mengatakannya separuh saja,aku sudah hampir tidak bisa bernapas dan bingung seperti ini.Bagaimana kalau sampai kamu mengatakan semuanya,bisa-bisa aku kehabisan napas dan mati muda disini.Yang benar saja...' lanjut Sebastian lagi didalam hatinya,sambil terus menatap wajah cantiknya Jennifer yang langsung menjadi kesal.
"Dasar pria menyebalkan.Aku sudah berbicara panjang lebar dengan penuh perasaan tapi kamu malah mengatakan kalau kamu bertambah bingung..." gerutu Jennifer dengan wajah yang memberengut kesal dan tangan yang masih tetap saja berada dirahangnya Sebastian.
"Dasar pria tidak peka...Rasanya aku ingin membunuhmu saat ini juga,jika saja......" lanjut Jennifer lagi,dengan menjeda kalimatnya,ia akan merasa sangat malu kalau ia teruskan.
"Jika saja apa?" tanya Sebastian dengan wajah penasarannya,sambil menelisik wajahnya Jennifer yang seperti sedang menahan malu.
"Tidak ada,lupakan saja" jawab Jennifer dengan nada pelannya.
"Yang terpenting,kamu harus ingat,kalau kamu harus menjaga hatimu ini untukku.Dan jaga kedua matamu untukku,jangan pernah menatap wanita lain selain diriku saja.Karena mulai sekarang,kamu adalah milikku sepenuhnya" lanjut Jennifer lagi,dengan wajah seriusnya dan nada posesifnya,sambil kembali menepuk-nepuk pelan dada kerasnya Sebastian.
"Nona,perlu kamu tahu,kalau tidak ada seorangpun yang berhak atas diriku selain diriku sendiri" ucap Sebastian dengan nada kesalnya,karena Jennifer malah mengklaim dirinya sesuka hati.
"Apa kamu lupa,Hubby? Kalau tadi kamu sendiri yang telah menyatakan,kalau kamu adalah milikku" ucap Jennifer dengan wajah yang tersenyum menggoda kembali sambil menggerakkan jari-jari lentiknya kebibir tebalnya Sebastian secara perlahan-lahan,dan wajah kesalnya tadi sudah menghilang ntah kemana saat ia melihat wajah kesalnya Sebastian.
"Kapan? Aku tidak merasa kalau aku pernah mengatakannya,Nona" ucap Sebastian dengan wajah yakinnya,karena ia merasa kalau ia memang tidak pernah mengatakannya.
"Apa kamu masih ingat sama lagu yang telah kamu nyanyikan tadi,Hubby?" tanya Jennifer dengan nada pelannya,sambil mengelus-elus pelan bibir bawahnya Sebastian.
"Ya,Tuhan...Nona,itu hanya sebuah lagu,dan itu semua juga terjadi karena aku dijebak oleh sahabatku sendiri.Apa kamu lupa,Nona?" tanya Sebastian dengan nada kesalnya kembali,apa lagi saat ia merasakan elusan jarinya Jennifer dibibirnya.Bahkan terlihat jelas,kalau kedua matanya Jennifer hanya terus fokus pada bibirnya saja.
"Mungkin bagimu hanya sebuah lagu,tapi tidak bagiku,karena yang kamu katakan hanya sebuah lagu itu,sangat berarti bagiku.Dan aku sudah menganggapnya sebagai ungkapan cintamu padaku.Jadi,seperti kataku tadi,mulai sekarang kamu harus bisa menjaga hati dan juga matamu untukku,sampai kita bertemu lagi dipertemuan selanjutnya" jawab Jennifer dengan wajah seiriusnya,tanpa menghentikan pergerakan jarinya.
"Nona,....." ucapan kesalnya Sebastian langsung di sela oleh Jennifer,saat ia berniat ingin berbicara kembali.
"Hubby,apakah bibir seksimu ini pernah dic**m sama wanita lain,atau pernahkah kamu menc**m wanita lain?" tanya Jennifer dengan wajah penasarannya,sambil terus menatap bibir tebalnya Sebastian yang terlihat sangat seksi dimatanya.Sepertinya,ia sudah mendapatkan ide yang lainnya lagi,yang lebih bagus lagi,untuk memerangkap Sebastian dengan lebih baik lagi.
"Pernah" jawab sebastian dengan singkat setelah beberapa detik berpikir,sambil menatap waspada ke arah Jennifer,ia sengaja berbohong supaya Jennifer tidak akan berbuat lebih jauh lagi.Apa lagi,saat ia melihat mata mesumnya Jennifer yang mampu membuat bulu kuduknya merinding.
Padahal dirinya sama sekali tidak pernah berc**man sama wanita manapun,pernah beberapa kali Siska ingin mencoba untuk menc**mnya tapi ia selalu mencoba untuk menghindarinya.
Lagi pula,selama satu tahun menjalin hubungan,mereka berdua memang jarang memiliki waktu bersama karena kesibukannya berkerja dan Siska yang tidak pernah mengeluh,yang ia kira kalau Siska pengertian sama dirinya tapi ternyata Siska hanya menganggapnya sebagai kartu ATM berjalan saja.
"Siapa wanita yang beruntung itu?" tanya Jennifer dengan nada kesalnya,sambil mengalihkan pandangannya kearah wajah tampannya Sebastian tanpa menghentikan elusannya.
"Mantan kekasihku" jawab Sebastian dengan singkat dan asal,lagi-lagi ia harus kembali berbohong.
"Apakah kamu ingin melakukannya lagi,hm?" tanya Jennifer dengan nada seriusnya dan wajah tersenyum menggodanya,sambil mengalihkan pandangannya dan mendekat perlahan-lahan kearah wajah dan bibir tebalnya Sebastian kembali
Ia semakin yakin untuk melakukan ide barunya itu,untuk menghilangkan rasa kesalnya,menghapus jejak bibirnya wanita lain dibibirnya Sebastian,dan sekalian ingin memberi tanda kepemilikan dibibirnya sebastian,walaupun ia tahu kalau tanda tersebut akan menghilang juga akhirnya.
"Nona Jennifer Amora Naava,aku peringatkan,kamu jangan berani macam-macam" peringat sebastian dengan nada tegasnya,tapi tetap saja wajahnya terlihat sedang menahan segala macam rasa dan mulai memerah,karena jarak wajah mereka yang hanya tersisa 3 cm saja.
Apa ia salah karena telah berbohong pada wanita ini? Kenapa wanita ini malah semakin mendekat,bukannya menjauh? Seharusnya wanita ini akan merasa jijik atau apa,karena bibirnya sudah bekas c**man dari wanita yang lainnya.
Sebastian terus bertanya-tanya didalam hatinya,tanpa ia tahu kalau mau ia berbohong atau tidakpun,hal tersebut tetap akan terjadi.Karena wanita yang ia hadapi saat ini memiliki tekad dan jeratan yang sangat kuat,hingga dirinya tidak mampu menolak ataupun menghindari keinginan wanita yang ada dihadapannya ini.
"Hubby,aku tidak macam-macam,aku hanya 1 macam saja.Lagi pula,kamu kan sudah pernah melakukannya,jadi tidak perlu sok suci" ucap Jennifer dengan nada kesal yang sudah mengurang karena ia sedang sibuk mengamati bibir tebalnya Sebastian.Bahkan,ia mengabaikan nama lengkapnya yang baru saja di sebut oleh Sebastian.
Ia tidak perduli,mau sudah bekas atau tidak,karena yang ia tahu kalau Sebastian harus menjadi miliknya saat ini juga,walaupun ia juga tahu kalau belum bisa sepenuhnya.Dan satu lagi,yang ia tahu pasti,kalau benih cinta dihatinya yang baru saja tumbuh itu, tulus untuk Sebastian.
"Nona,tadi itu aku hanya....." baru saja Sebastian ingin mengungkapkan kebenaran tentang c**m*n yang ia iyakan tadi,tapi bibirnya jennifer sudah merapat kebibir tebalnya yang seksi itu tanpa peringatan sama sekali.
Mereka berdua sama-sama terdiam dan saling menatap dengan posisi sepasang bibir seksi yang sudah saling bersentuhan tanpa gerakan apapun.
Sebastian yang memang baru pertama kalinya berada di posisi seperti itu,bersama wanita yang baru saja ia kenal dan pernah bertemu beberapa kali tanpa obrolan yang menyenangkan itu,ia hanya mampu terdiam dan terus menatap kedua mata indahnya Jennifer yang berwarna biru bening itu tanpa berkedip,karena saat ini tenggorokannya seperti sedang tercekat oleh sesuatu saja.
Sedangkan Jennifer,ia sedang sibuk menetralkan detakan jantungnya yang berdetak semakin kencang saat ini.Ia juga tidak pernah berc**man sama sekali,tapi ia harus mencoba...
Kemudian iapun mencoba melawan sama kondisi detakan jantungnya dan mencoba memberanikan dirinya untuk menggerakkan bibirnya setelah hasil dari penetralannya tetap saja sama.Dan karena bisa atau tidak,ia harus bisa menyelesaikan misi terakhirnya malam ini dan belum ada kata gagal disejarah hidupnya selama ini.Lagi pula,sudah sedari tadi ia memerhatikan bibir tebalnya Sebastian,dan ia berpikir kalau saat inilah waktu yang tepat untuk mencoba merasakannya.
Perlahan-lahan tapi pasti,kedua matanya mulai terpejam dan bibirnya bergerak untuk ******* bibir tebalnya Sebastian secara bersamaan.Berbeda dengan Sebastian yang masih tetap diam,tidak menolak ataupun membalas,tapi kedua matanya tidak berhenti menatap kedua mata indahnya Jennifer yang sudah mulai terpejam.
Karena ia merasakan tidak ada l*m*t*n balasan dari Sebastian,Jenniferpun langsung menerobos masuk kerongga-rongga mulutnya Sebastian dengan terus-menerus memberikan l*m*t*n lembut,dan ia langsung berhasil masuk karena tidak ada perlawanan dari Sebastian sama sekali.
Hingga lama kelamaan,l*m*t*n-l*m*t*n kecil tersebutpun mampu membuat kedua matanya Sebastian mulai terpejam secara perlahan-lahan dan menikmati setiap sentuhan lidah lembutnya Jennifer yang sudah menelusuri setiap sudut rongga-rongga mulutnya
Tapi baru saja Sebastian ingin membalas c**m*nnya Jennifer,tiba-tiba saja sebuah suara teriakan kecil datang menghampiri mereka dan membuat c**m*n mereka yang baru saja mulai memanas itu langsung terlepas begitu saja,dan disusul dengan mata mereka berdua yang langsung sama-sama terbuka secara bersamaan.
"Nona Muda,malam sudah semakin larut.Apakah Nona Muda sudah selesai? Karena barusan Tuan sudah menelepon dan bertanya tentang keberadaan Nona Muda..." lapor anak buah yang tadi dengan wajah khawatir dan juga pasrah,bahkan ia masih belum berani membalikkan badannya.
Harus bagaimana lagi,Tuannya sudah meneleponnya berkali-kali hingga ia bingung harus menjawab apa.Mau tidak mau,ia terpaksa berbicara dengan sedikit berteriak tanpa tahu kalau Nona Muda dan Tuan Mudanya sedang melakukan apa...
"Ehm ehm ehm" dehem Sebastian dengan wajah memerahnya karena rasa malunya,sambil berusaha mengendalikan semua rasa yang ada didalam tubuhnya dan menatap wajah malunya Jennifer yang sedang memberengut kesal.
Hampir saja,ia kehilangan kendali karena ulahnya Jennifer tadi.Belum lagi, ditambah dengan benda bawah miliknya yang sudah mulai terbangun,tapi untung saja masih setengah sadar,jadi masih mampu ia atasi dalam waktu singkat.
'Awas kamu,padahal kami baru saja mulai.Tunggu saja,aku akan segera memberimu hukuman atas perbuatan tidak sopanmu ini' batin Jennifer dengan wajah kesalnya,padahal ia sudah berusaha keras untuk meruntuhkan sikap sok sucinya Sebastian dan sekalian ingin menjerat Sebastian dengan perasaan cintanya.
Tapi semua usaha kerasnya berakhir sia-sia,dan ia yakin kalau saluran perasaan cintanya yang belum sempurna itu tidak akan bisa dicerna baik oleh pria yang seperti Sebastian.Apa lagi,saat ia memikirkan sikap Sebastian yang kurang peka tentang percintaan.
kalau tertarik follow me. Thank you