PROSES REVISI TYPO DAN TANDA BACA!!!
Jin Lien adalah seorang Jenderal Muda yang sangat berbakat. Di usianya yang ke-21 tahun, dia telah menyelesaikan banyak misi berbahaya.
Jin Lien dibesarkan oleh Kakeknya yang saat ini telah menjadi pensiunan Militer. Dia sedari kecil telah dididik dengan cara militer hingga membuatnya menjadi Jin Lien yang saat ini. tidak hanya mempelajari Strategi Militer tapi juga mempelajari Ilmu kedokteran. di waktu luangnya dia juga mempelajari cara menjadi pengusaha sukses, puisi, Kaligrafi. karena itulah, Jin Lien tidak memiliki banyak teman, dia hanya bergaul dengan rekan sesama Prajurit.
Suatu hari, dirinya menjalankan misi yang akhirnya merenggut nyawanya, dan hari itu juga dirinya yang tidak pernah tersenyum, untuk pertama kalinya menampakkan senyum manis nan tulus.
..
Saat membuka matanya lagi, Jin Lien tidak berada di tempat yang seharusnya. melainkan di Jaman dan Masa yang berbeda serta di dalam gendongan seorang Pelayan yang menangisi seorang Wanita cantik yang tidak lagi memiliki Napas.
Dia menebak jika dirinya yang sekarang merupakan seorang bayi yang berusia 1 tahun dan memiliki nama yang sama dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askaori, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AGA 26
Ketika kain merah itu dibuka, betapa terkejut dan shocknya para utusan Kerajaan.
Kaisar Xiao Jin dan Permaisuri serta selir dan para pangeran begitupun dengan Putri ke-dua dan putri bungsu bahkan Ye Hong Zhuang tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
Para pejabat juga memandangi ke arah 3 pengawal dengan tatapan rumit.
Pasalnya di atas nampan tersebut adalah kepala Raja dari 3 kerajaan besar. Tidak hanya ada kepala saja di sana, tapi juga lambang kekuasaan setiap kerajaan.
Zhao Zhi Kun menyeringai dan langsung mengeluarkan senjatanya. Tanpa banyak gerakan, dia menebas kepala Zhao Zhi Chu hingga terpisah.
Zhou Jiao, Ming Su Ren dan Ming Su Yue sangat marah melihat kepala ayah mereka ada di atas nampan.
Ketika dia akan bergerak, Niu'er dan Jin Lien telah membunuh mereka lebih dulu dan hanya menyisahkan Ming Su Yue yang gemetaran.
Jin Lien tidak langsung membunuh Zhou Jiao tapi menyiksanya dengan perlahan.
Kedua tangan dan kedua kaki dari Zhao Jiao telah terputus hingga membuatnya tak bisa bergerak.
"Kenapa hmm?"
"J*lang.."
Seringai Jin Lien tambah menakutkan
"Hei, aku masih kecil dan baru 3 tahun. Setidaknya dalam 5 bulan lagi aku akan berusia 4 tahun dan masih segel.."
Mu Xue dan Jin Tian berkedut mendengar penuturan putrinya itu.
Para undangan yang merupakan warga kerajaan Nancheng tetap tenang dan menyaksikan pertunjukan.
Kaisar juga memiliki senyum misterius.
"Kau itu tampan, tapi sayang ckckckck kau menyukai sesama pria dan bahkan berani membayangkan dan mengatur skema untuk Gege.."
Sraaaaak
"Aaarrrrrggg"
Jin Lien dengan tidak berperasaan memotong lidah Zhou Jiao.
"Kesalahan terbesarmu adalah menginginkan MILIKKU.." Jin Lien dengan ganasnya menikam dada Zhou Jiao di mana jantungnya berada.
Klaim kepemilikan Jin Lien terhadap Ye Hong Zhuang membuat Liontin yang dipakainya bereaksi dan menyatu dengannya. Mata hitamnya berubah menjadi merah dengan iris Vertikal.
Tidak ada yang menyadari hal tersebut kecuali Mu Xue, Jin Tian dan Niu'er.
Ketiganya terkejut saat melihat perubahan iris hitam Jin Lien.
Dengan tikaman di jantung, Zhou Jiao tidak lagi bernyawa. Dia kemudian dengan ganas melihat Ming Su Yue yang berada di tangan Niu'er.
"Jiejie biarkan Zhan Ge yang mengurusnya. Perempuan hina yang telah tidur dengan kakak kandungnya sendiri berani menginginkan Zhan Ge. Ckckckck.."
"Baiklah Lien'er.."
Niu'er melempar Ming Su Yue ke arah Putra Mahkota.
"Sesuka Gege ingin di apakan.." Niu'er bahkan menunjukkan senyum jahilnya. Dia kembali memperhatikan mata adiknya dan menghela napas lega karena mata Jin Lien telah kembali menjadi normal.
Ye Hong Zhuang tetap tenang dan dengan wajah datarnya.
"Ah Lien terlalu imut.."
Jin Lien dengan santai kembali duduk dipangkuan Ye Hong Zhuang.
"Gege, B*jingan itu sudah mati.."
"Kerja bagus Lien'er.."
Keduanya tidak lagi berbicara dan hanya menyaksikan putra mahkota memperlakukan Ming Su Yue.
Tangan Ye Hong Zhuang dengan tenang membelai kepala Jin Lien. Semakin dia membelai semakin aneh dia merasa.
Seolah ada sesuatu yang memberontak ingin lepas tapi dia tidak mengerti apa itu..
"Gege.."
"Hmmp?"
"Menunduk! Aku ingin membisikan sesuatu.."
Ye Hong Zhuang menaikan alisnya dan berusaha menahan sesuatu yang memberontak ingin lepas. Dia menunduk dan Jin Lien membisikkan setiap kata padanya yang semakin mempererat pelukannya pada Jin Lien. Perlahan pelukannya mulai rileks saat mendengar kata terakhir Jin Lien.
Dia hanya memberi senyum kecil dan anggukan kemudian mengecup kepala Jin Lien..
Interaksi keduanya tentu di perhatikan oleh Jin Tian dan Mu Xue. Keduanya tidak tahu harus bereaksi seperti apa sedangkan Niu'er telah tertawa-tawa dalam benaknya.
Begitu Xiao Zhan selesai mengurus Ming Su Yue, Kaisar berdiri dan memeluk Jin Tian.
"Hahahaha saudaraku hadiah dari keluargamu adalah hadiah yang sangat berharga.."
"Kalau begitu umumkan pada semua.."
Saat Kaisar ingin mengatakan sesuatu, Zhao Zhi Kun maju dan berlutut dengan satu lutut.
"Hamba Zhao Zhi Kun bersedia melayani di bawah kekuasaan anda Yang Mulia.."
Pangeran idiot tidak lagi idiot dan tentu hal tersebut sangat membuat Kaisar bahagia..
"Bangun!"
"Terimakasih Yang Mulia.."
"Apakah kau ada keinginan lain?"
"Hamba ingin mempersunting putri ke-dua.."
Putri Xiao Lan menunduk malu dan tentu reaksinya di tangkap oleh Kaisar.
"Tidak masalah, lagi pula LanLan juga tidak keberatan.."
Lagi-lagi Zhao Zhi Kun hanya bisa berterimakasih.
Dia kemudian menatap Jin Lien dan Dewa Perang yang dengan tenang memakan cemilan.
"Jenderal kecil, Jenderal Ye terimakasih.."
Tentunya Zhao Zhi Kun tidak bodoh. Dari awal dia sudah menyadari jika Jin Lien adalah Jenderal kecil yang di rumorkan itu.
Setelah itu, Kaisar mengumumkan jika 3 kerajaan lainnya akan jatuh pada tangan pengeran ke-empat, pangeran ke-lima dan Pangeran Ke-enam. Tapi sebelum mereka mengklaim tahta mereka, kekuasaan akan berada di bawah kerajaan Nancheng.
Sontak para tamu bersorak bahagia dan memberikan selamat pada Kaisar.
Karena hadiah besar tersebut, mereka sampai melupakan acara mencari pasangan untuk putra mahkota dan pangeran Ke-tiga.
Keduanya saling melirik dan menyeringai diam-diam.
"Kakak Jin, aku berencana ingin membawa kedua putriku untuk kembali ketempat kami. Terimakasih karena telah menjaga mereka.."
"Apa yang kau katakan Xue'er, mereka adalah keponakanku jadi sudah sewajarnya aku merawat mereka.."
Jin Lien mendongak menatap Ye Hong Zhuang. Air matanya sudah tidak bisa dia tahan lagi.
Ye Hong Zhuang juga sudah mengerti dengan tingkah aneh keduanya sedari munculnya Jenderal Jin dengan sang Istri.
"Lien'er, tolong jangan menangis.."
Ini kali kedua Ye Hong Zhuang melihat air mata Jin Lien.
"Gege, aku tidak ingin menangis tapi tetap saja tidak bisa.." Jin Lien berbalik dan memeluk Ye Hong Zhuang dengan erat.
"Tolong jangan menangis, kalau kau menangis, Gege sangat sedih.." Jin Lien melapas pelukannya dan tersenyum. Dia mengecup kedua pipi Ye Hong Zhuang kemudian turun dari pangkuannya, tapi dia kembali membisikkan sesuatu di telinga Ye Hong Zhuang dan diberi anggukan sebagai jawaban.
Niu'er juga telah mengucapkan perpisahan pada yang lainnya dan kemudian berdiri di hadapan Ye Hong Zhuang.
Dia juga berbisik di telinga Ye Hong Zhuang yang membuat Ye Hong Zhuang kaku di tempatnya.
"Selamat tinggal Gege.."
"Jaga dirimu Niu'er.."
"Baik.."
Setelah mengucapkan perpisahan, Jin Lien merentangkan tangannya pada Jin Tian.
"Bukankah kau akan berusia 4 tahun? Kenapa masih minta digendong.."
"Ayah.."
"Baiklah ayah akan menggendongmu.."
Jin Tian dan Mu Xue terkekeh, dia segera menggendong Jin Lien.
"Kami pergi.."
"Hati-hati.."
Dengan Jin Tian menggendong Jin Lien dan Mu Xue menggandeng tangan Niu'er. Mereka menghilang dari aula Istana di ikuti tiga pengawal mereka.
Sontak seisi istana menjadi heboh, dan paman Jun melihat hal itu hanya menghela napas dan juga ikut menghilang.
Ye Hong Zhuang melihat hal itu menjadi datar dan jantungnya berdetak beberapa kali lipat.
Melihat kepergian Jin Lien, hatinya menjadi kosong. Ye Hong Zhuang bahkan kembali pada kepribadiannya yang sedingin es dan tidak ada lagi senyum yang menghiasi bibirnya.
Dia melangkah keluar dari istana tanpa mengatakan apapun. Xiao Zhan ingin mengejarnya tapi Kaisar menahan Xiao Zhan.
"Biarkan dia sendiri, dia pasti sangat sedih karena kehilangan kedua adik perempuannya.."
Putra mahkota tidak mengejar Ye Hong Zhuang. Dia hanya memandang sedih pada sahabatnya itu.
Ye Hong Zhuang kembali ke kediaman Ye dan dihadiahi banyak pertanyaan dari ayah dan kakeknya.
"Ayah, kakek. Lien'er dan Niu'er telah pergi bersama kedua orangtua mereka. Mereka menyampaikan maaf karena tidak pamit pada kalian.."
"Tidak apa-apa nak, ikut ayah!"
"Sudahlah, ikuti saja ayahmu.."
"Baik.."
Ye Hong Zhuang mengikuti Ye Han Hui menuju ruang kerja Ye Han Hui.
"Duduk!"
Ye Hong Zhuang duduk berhadapan dengan ayahnya dan dia menatap penuh tanya pada ayahnya itu.
"Apakah kau memberikan kalung peninggalan ibumu pada seseorang?"
"Ya, aku memberikannya pada Lien'er.."
Ye Han Hui menatap anaknya dengan rumit lalu mengeluarkan sebuah kotak dan memberikannya pada Ye Hong Zhuang.
"Bukalah!"
Ye Hong Zhuang tidak mengerti tapi memilih membuka kotak tersebut. Di dalam kotak dia bisa melihat kalung yang sama yang dia berikan pada Jin Lien tapi sedikit berbeda.
Setelah mengamati liontin tersebut, dia segera beralih pada selembar kertas.
Dia membukanya dan ternyata adalah surat yang di tinggalkan ibunya.
Dia dengan telaten membaca tulisan ibunya seolah tidak ingin kehilangan satu kata.
Setiap dia membaca, hatinya bahagia tapi juga bercampur sedih.
"Ayah.."
"Jika ibumu mengatakan aku bukan ayahmu, itu benar Zhuang'er. Dulu aku menemukan ibumu dalam keadaan terluka dan juga sedang mengandungmu. Ibumu mengatakan jika sepasang kalung miliknya dan milik ayahmu jatuh pada orang rakus, itu akan menjadi bencana. Dia berhasil kabur dan membawa serta kalung ayahmu karena ayahmu tidak bisa di selamatkan saat itu.."
"Jadi.."
"Pakailah, karena kalung ibumu telah menemukan pemiliknya maka harusnya kalung itu beraksi saat kau memakainya.."
"Apa maksud ayah?"
"Kalung yang kau berikan telah memilih Lien'er sebagai tuan. Pakailah! Setelah kau memakainya, akan ada yang menjemput kita. Kau harus menjadi kuat untuk membalas mereka yang membuat keluargamu hancur.."
"Ayah.."
"Nak, aku dan kakeknya seharusnya sudah meninggal saat kau masih kecil tapi ibumu membuat kami abadi. Jika orang-orang itu datang, kita juga akan pergi.."
"Baik.." meski Ye Hong Zhuang tidak mengerti dengan ucapan Ye Han Hui yang telah dibuat abadi oleh ibunya tapi dia memilih untuk menurut.
Ye Hong Zhuang memakai kalung tersebut dan segera kalung tersebut bereaksi.
Dia tersenyum kecil mengingat wajah imut Jin Lien.
....
Istana Bintang
Ketika keempatnya sampai, mereka segera di sambut oleh Mu Jing Yu dan keluarganya serta Jin Shan yang berada di gendongan Bai Xun.
Jin Lien dan Niu'er langsung saja menyapa Mu Jing Yu dan Bai Xun.
"Tidak perlu kesopanan seperti itu, kita adalah keluarga.."
Mu Ye Ran segera berlari memeluk Jin Lien dan Niu'er
"Selamat datang Biaojie, Biaomei.."
Jin Lien dan Niu'er hanya memberikan senyum kecil.
Deg
Jin Lien merasa panas dan jantungnya berdetak berkali-kali lebih cepat. Dia jatuh terduduk seraya memegang dadanya di mana jantungnya berada.
Mencengkram dadanya, menggertak Anda giginya berusaha tidak mengeluarkan suara.
Mata hitamnya kembali menjadi merah dengan iris Vertikal.
Mu Xue sangat khawatir dan ingin memeluk anaknya tapi langsung dihentikan oleh Jin Tian.
Mu Jing Yu, Bai Xun, Jin Tian dan Mu Xue menatap Jin Lien kecil yang berusaha menahan sakit dengan iris mata yang berubah-ubah hingga mereka berempat mematung tak percaya.
Jin Shan juga memandang Jin Lien dengan rumit hingga dia menyeringai penuh arti.
"Agh rupanya kalung itu telah bereaksi dan sudah pasti Jiejie adalah ratu masa depan Ras 'itu'. Kalung, kau tak salah memilih master.."
"Niu'er, apakah kau pernah melihat Lien'er memakai kalung yang memiliki liontin giok berwarna merah?"
Niu'er memandang ibu dan ayahnya lalu berpikir lama hingga dia segera mengangguk.
"Ya ayah, aku pernah melihat dia memakai kalung tersebut saat kami berlatih di kediaman paman Jun, aku penasaran dan bertanya pada Lien'er saat kami sampai di kediaman Ye.."
"Apa yang dia katakan?"
"Ibu, Lien'er menjawab jika itu hadiah dari Gege.."
Deg
Mereka semua saling memandang penuh arti.
"Maksudmu Ye Hong Zhuang?"
"Uhm.."
Lagi-lagi mereka menghela napas dan memandang Jin Lien yang masih berusaha menahan sakit.
Jin Lien yang masih berusaha menahan sakit, kini jiwanya memasuki alam bawah sadarnya.
Dia bisa melihat seorang wanita cantik dan gadis mungil bersamanya.
Jiwa Jin Lien saat ini bukanlah jiwa yang berusia 23 tahun tapi dia dalam bentuk Jin Lien kecil.
"Jadi kau yang dipilih putraku?"
Jin Lien tetap diam karena tidak mengenal kedua sosok tersebut.
"Jin Lien, apakah aku benar?"
"Ya, tapi bibi, ini di mana dan anda siapa?"
Wanita cantik itu tersenyum dan memeluk Jin Lien.
"Jangan bibi, kau harus memanggilku ibu.."
"Ibu?" Tanya ulang Jin Lien dengan kepala sedikit dimiringkan.
"Ya. Karena Zhuang'er Telang memberimu kalung peninggalanku padamu, jadi kau adalah menantuku.."
Jin Lien terperangah dengan mulut sedikit terbuka. Meski begitu, rona merah tampak menjalar di pipi Jin Lien.
Wanita cantik itu terkekeh geli melihat reaksi Jin Lien.
"Jika kau telah mencapai umur 15, tidak perlu mencari Zhuang'er. Biarkan dia yang mencarimu.." Jin Lien hanya bisa mengangguk
"Jadilah kuat hingga tak ada yang bisa merebut pusaka ini darimu. Jika pusaka ini jatuh di tangan orang rakus atau kelompok misterius itu, aku sangat yakin jika tidak ada hal baik yang terjadi.."
"Ya ibu.."
Wanita cantik itu berbalik pada gadis mungil yang tampak cantik.
"Xiao Yi, dia adalah mastermu saat ini.."
Xiao Yi segera menyatakan kesetiaannya pada Jin Lien.
"Master, anda harus menjadi kuat untuk melindungiku dan melindungi semua ras dari orang itu.."
"Baik, sekarang pergilah ke dimensi Lotus dan bertemanlah dengan Lotus kecil.." Xiao Yi segera menghilang dari sana dan hanya menyisahkan Jin Lien dan wanita cantik yang merupakan ibu Ye Hong Zhuang.
"Mendekatlah nak!" Jin Lien menurut dan mendekati wanita cantik itu.
Wanita cantik itu mengecup kening Jin Lien. Sinar keemasan segera memasuki kening Jin Lien dan membantuk bunga teratai diatara alisnya kemudian meredup dan hanya menampakan dahi Jin Lien yang polos.
"Sudah saatnya ibu pergi, jaga dirimu nak! Ibu titip Zhuang'er padamu dan ibu percayakan kekuatan ibu padamu, segelnya akan terbuka jika tubuhmu telah kuat dan sekaligus menghilangkan bau Ras kami dari tubuhmu.."
"Baik ibu, terimakasih. Bolehkah Lien mengetahui nama ibu?"
"Hua Lin Qi, itu nama ibu.." setelah mengatakan namanya, wanita cantik itu menghilang dan kesadaran Jin Lien juga menghilang dari sana.
Tubuh Jin Lien yang terus menahan sakit akhirnya jatuh tak sadarkan diri.
Mu Xue segera menggendong anaknya itu. Hatinya sakit melihat Jin Lien yang tampak lemah.
"Ayo bawa Lien'er untuk istirahat.."
.....
Tinggalkan jejak kalian ges dengan Like', koment dan Vote. sekalian beri bintang 5 ya.
selamat membaca.
ga bosen 👍👍👍
sehat kah? kok lama nggak update perjalanan terakhir
ayo lanjut...
kapan dilanjut perjalanan terakhirnya...
beda dari yang lain