Seno adalah seorang anak petani yang berkuliah di Kota. Ketika sudah di semester akhir, ia menerima kabar buruk. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan bus.
Sebagai satu-satunya laki-laki di keluarganya, Seno lebih memilih menghentikan pendidikannya untuk mencari nafkah. Ia masih memiliki dua orang adik yang bersekolah dan membutuhkan biaya banyak.
Karena dirinya tidak memiliki ijasah, Seno tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi. Mengandalkan ijasah SMA-nya pun tidak jauh berbeda. Maka dari itu, Seno lebih memilih mengelola lahan yang ditinggalkan mendiang kedua orang tuanya.
Ketika Seno mulai menggarap ladang mereka, sebuah kejutan menantinya.
----
“Apa ini satu buah wortel dihargai tujuh puluh ribu.” Ucap seorang warganet.
“Mahal sekali, melon saja harga lima puluh ribu per gramnya. Ini bukan niat jualan namanya tapi merampok.” Ucap warganet yang lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 25 Keripik Kentang (revisi)
[Ding]
[Selamat Host telah menjalankan misi mengkonsumsi 50 buah kentang mengenyangkan]
[Selamat Host mendapatkan +200 benih kentang mengenyangkan]
Pemberitahuan itu Seno dapatkan setelah ia menjual sebuah perkedel miliknya. Berkat promo wortel yang ia berikan, banyak yang membeli kentang miliknya.
Kemarin dirinya perlu menunggu sampai jam delapan malam untuk menjual dua ratus lima puluh perkedel. Sekarang baru jam dua siang namun perkedel miliknya sudah habis.
Kebanyakan yang datang adalah mereka yang kemarin membeli wortel miliknya. Mereka ingin membeli lagi wortel dari Seno. Sayangnya pada jam sebelas, dua ratus wortelnya sudah ludes terjual. Meski begitu mereka masih tetap membeli perkedel kentang milik Seno.
“Ini bagilah dengan Renata.” Ucap Seno sembari menyerahkan uang lima belas juta lebih kepada Anita. Itu adalah pendapatannya hari ini saja. Jika digabung dengan kemarin, ia mendapatkan lebih dari tiga puluh lima juta dari berjualan wortel dan kentang.
“Beli lah laptop baru untuk Renata dengan uang itu. Juga, kalian bisa memakai uang itu untuk menyewa sebuah rumah yang letaknya tidak jauh dari sekolah Renata. Dengan begini kalian tidak perlu ngekos berjauhan seperti sebelumnya.”
Sekolah Renata dan kampus Anita memang terletak di kota yang sama. Sayangnya jarak keduanya cukup jauh. Jadi selama ini mereka tinggal sendiri-sendiri di kosan yang dekat dengan sekolah atau kampus masing-masing.
“Nanti aku akan membelikan motor baru untuk kalian. Dengan begitu, mobilitas kalian bisa semakin mudah.” Jelas Seno.
Sekarang pendapatannya sudah cukup besar. Tentu saja Seno sanggup membelikan motor baru untuk kedua adiknya, bukan lagi motor bekas. Bahkan, Seno sekarang bisa membelikan masing-masingsatu untuk adiknya.
Penjualan dua hari ini saja sudah bisa ia pakai untuk membeli motor baru. Apalagi jika ditambah dengan tabungan miliknya. Itu sangat mudah bagi Seno.
Seno bahkan berencana membeli sebuah rumah sederhana di kota di mana kedua adiknya menempuh pendidikan. Tetapi itu nanti jika dirinya sudah memiliki uang yang cukup untuk melakukan hal itu. Saat ini memindahkan kedua adiknya dalam satu rumah kontrakan sudah cukup bagi Seno.
Karena misinya sudah terselesaikan, Seno memilih pergi dari bazaar tersebut. Ia bersama dengan Anita membereskan semuanya. Seno masih perlu mengantar adiknya ini pulang ke Kota Y.
Laki-laki itu juga akan memberikan beberapa ratus kentang miliknya untuk dibawa ke Kota Y. Seno dengar Anita akan mengadakan kegiatan bakti sosial di lingkungan kumuh yang ada di Kota Y. Jadi, kentang-kentang tersebut akan membantu cukup banyak keluarga yang tinggal di lingkungan kumuh itu.
Tengah malam Seno baru sampai di rumahnya. Setelah sampai, langsung Seno membersihkan dirinya. Sebelum tidur, tidak lupa Seno memasang lelang untuk beberapa wortel miliknya.
Kali ini Seno memasang lima puluh wortel untuk dilakukan lelang. Harga awal yang dibuka Seno adalah tujuh puluh ribu sekarang, dengan kenaikan setiap tawarannya adalah dua ribu rupiah. Untuk waktunya, Seno mempersingkatnya menjadi tiga hari saja.
Laki-laki itu yakin, lelangnya kali ini akan memberikannya keuntungan yang lebih besar daripada lelang sebelumnya. Akan lebih banyak lagi orang yang mengikuti lelang ini. Bukan hanya dua orang saja seperti sebelumnya.
….
Pagi harinya, Seno mencoba brokoli yang sebelumnya ia panen. Untuk brokoli kali ini, Seno memasaknya menjadi sup bersamaan dengan wortel miliknya. Tentu saja kali ini tanpa ada kentang mengerikkan itu.
Ketika mencicipi, rasa dari brokoli itu cukup segar. Seno rasa ia ingin memasak lagi sup dengan brokoli seperti yang sekarang ia makan.
Sayangnya kemarin dirinya memberikan masing-masing empat untuk kedua adiknya. Jadi ia hanya memiliki satu brokoli setelah menggunakan satu untuk dibuat sup.
“Jika begini, aku harus cepat-cepat meningkatkan level kebun milikku agar bisa menikmati brokoli ini.”
Seno langsung saja pergi ke kebun miliknya untuk memanen sayurannya. Ketika Seno sampai di sana, kelinci-kelinci yang ada di sana bergerak mendekat ke arah Seno. Mereka seolah meminta Seno memberikan makanan.
Selama Seno pergi, dirinya sudah mempersiapkan beberapa sayuran di sudut kebun. Jadi, Seno tidak meninggalkan mereka tanpa makanan apa pun.
“Kali ini aku akan memberi makan kalian wortel khusus.” Ucap Seno kepada para kelinci di sekelilingnya.
“Syaratnya, kalian harus bekerja dengan baik membantuku menanam sayuran. Jika ada di antara kalian yang tidak bekerja dengan giat, maka aku akan membunuh kalian dan menjadikan daging kalian sebagai sate.”
Ketika Seno berucap demikian, kelima belas kelinci yang belum pernah memakan sayuran khusus, bersikap biasa saja. Namun, kelima kelinci yang Seno beri panggilan nomor satu hingga nomor lima, sekarang ini terlihat mundur menjauh dari Seno.
“Kalian berlima akan bertugas sebagai pengawas mereka. masing-masing dari kalian akan memiliki tiga anak buah. Nantinya aku akan membagi wilayah garapan kalian. Tim manapun yang menyelesaikan tugasnya dengan cepat, maka akan aku beri tambahan tiga wortel untuk setiap kelinci.”
“Lalu, untuk kalian yang menjadi pemimpin kelompok, aku akan memberi lima wortel tambahn. Jadi, berjuanglah dengan keras untuk memenuhi tugas kalian.”
Seno sengaja memberikan sistem seperti ini kepada kelinci-kelincinya. Jika dibiarkan saja, maka mereka tidak akan serius dalam membantunya. Meski Seno mengancam akan menyate mereka jika mereka tidak bekerja dengan baik, itu hanya sebuah gertakan saja, Seno tidak akan benar-benar melakukan hal itu.
….
“Panel Sistem”
[Host : Seno Eko Mulyadi (23)]
[Kekuatan : 7 (Manusia Dewasa : 10)]
[Stamina : 5 +4 (Manusia Dewasa : 10)]
[Luas lahan : 800 m2 (+700 m2)]
[Level kebun : 2 (1000/1000)]
[Poin tanam yang dibutuhkan untuk naik level : 5.000.000]
[Poin tanam : 1.156.600]
[Penyimpanan Sistem : 15 slot (11/15)]
[Misi : - ]
[Toko sistem : - Bukan Pupuk Biasa : 100 poin tanam
- Wortel dengan penuh Vitamin A : 50 poin tanam
- Kentang mengenyangkan : 100 poin tanam]
Seno sudah memutuskan bahwa untuk saat ini, wortel adalah komoditas utamanya untuk mencari uang. Sedangkan kentang, adalah komidtasnya untuk memanen poin tanam.
Lagipula, stok wortel miliknya masih cukup banyak. Masih cukup untuk enam hari kedepan jika dalam periode tanam ini ia tidak menanam wortel.
Sekarang pun wortel yang ia jual pun cukup terbatas. Hanya beberapa yang ia pasang di The Auction untuk di lelang. Setelah membeli wortel dalam jumlah banyak waktu itu, Miranda juga belum membeli wortel kepada Seno. Meskipun Seno akan menanam kentang saja dalam periode ini, stoknya tidak akan terganggu.
Poin tanam yang saat ini Seno miliki adalah poin sisa miliknya setelah menanami lahannya dengan kentang. Jika semua ketang yang ia tanam ini dipanen, maka Seno masih perlu satu kali tanam lagi untuk mendapatkan poin tanam cukup untuk naik level.
Ketika Seno memepersiapkan sayuran yang akan ia kirim kepada pelanggannya, ia mendapatkan sebuah panggilan telepon. Setelah ia cek, itu adalah telepon dari Anton, pelanggan kentang pertamanya. Sebelumnya memang mereka sudah saling berkenalan dan bertukar nomor telepon.
“Hallo Bos. Apakah kamu memiliki stok kentang yang cukup banyak?” Tanya Anton tanpa basa basi.
“Ya aku masih punya cukup banyak kentang. Memangnya kenapa?”
“Aku ingin memesan lima ribu kentang kepadamu. Apakah kamu bisa memberikanku dalam jumlah sebanyak itu?”
Tentu saja Seno bisa memberikan kentang sebanyak itu kepada Anton. Dalam tiga hari saja ia akan memanen sembilan ribu kentang. Jadi, lima ribu kentang tidak menjadi masalah untuk Seno. Tetapi, untuk apa Anton membeli kentang sebanyak itu?
“Memang akan kamu gunakan untuk apa?”
“Tentu saja menjualnya lagi kepada mahasiswa yang lain. Aku ingin membeli dalam jumlah banyak kepadamu dan menjual kembali kepada yang lainnya. Aku akan menjualnya dalam bentuk matang, bukan metahan. Apa yang kamu lakukan waktu itu cukup menginspirasiku.”
“Jadi, aku ingin membuat keripik kentang dengan kentang-kentang itu. Jelas jika itu berubah menjadi keripik kentang, harganya jauh lebih mahal daripada perkedel kentang buatanmu.”
“Sungguh Kamu mau membelinya? Tetapi apakah tidak masalah jika orang memakannya? Maksudku, kentang itu membuat orang cepat kenyang. Bukankah Kamu akan rugi jika tidak bisa menjual banyak?” Tanya Seno.
“Tentu saja tidak. Aku membuat keripik itu untuk mereka yang suka nyemil sepertiku. Jika kami merasa ingin nyemil, maka satu potong keripik sudah cukup untuk membuat kami kenyang beberapa saat.”
“Dengan begitu, kami yang suka nyemil ini tidak akan langsung kenyang dalam waktu lama. Kami masih bisa menikmati makan lain dalam satu hari itu.” Jelas Anton.
Menurut Seno, itu adalah ide yang sangat brilian dalam mengelola kentang. Seno tahu bagaimana tersiksanya tidak bisa menikmati makanan lain setelah memakan kentang itu. Jadi, ide ini bisa menjadi solusi untuk bisa menikmati kentang tersebut tanpa langsung merasa kenyang.
“Baiklah aku bisa mengirimkan lima ribu padamu dalam tiga hari. Aku akan memeberikan harga dua puluh lima ribu per buah kepadamu. Apakah Kamu tidak masalah dengan hal itu?” Tanya Seno.
“Eh jangan mengirimnya dalam tiga hari. Aku masih belum mempersiapkan semuanya. Uangnya pun belum siap. Aku hanya bertanya dulu apakah Kamu bisa mengirimkan kentang dalam jumlah besar. Ternyata bisa.”
“Kalau begitu, aku akan mempersiapkan semuanya dulu. Jika semuanya sudah siap, Kamu akan aku hubungi lagi.” Jelas Anton.
“Baiklah tidak masalah untukku.”
Sebenarnya tidak terlalu masalah bagi Seno jika Anton membawa kentangnya dulu dan membayar belakangan. Tetapi karena laki-laki itu belum mempersiapkan semuanya dan belum bisa memulai produksi, jadi Seno tidak menawarkan hal itu pada Anton.