NovelToon NovelToon
Disakiti Tentara Dicintai Ugal-ugalan Oleh Mafia

Disakiti Tentara Dicintai Ugal-ugalan Oleh Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:56.7k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

" Maaf Al, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita ini."

Sakit hati Alna, tiba-tiba diputuskan oleh sang tunangan yang merupakan seorang tentara. Tanpa ada alasan yang jelas, hubungan yang sudah berjalan 3 tahun itu pupus begitu saja.
Sebenarnya Alna bukan lah korban "Hallo Dek!", karena dia juga merupakan seorang tentara. Ia dan Bimo berada di kesatuan yang sama.

Untuk mengobati sakit hatinya, Alna mengusulkan dirinya sendiri untuk pergi melakukan tugas sebagai seorang dokter di sarang mafia besar yang disinyalir mendanai perang. Tapi siapa sangka sang mafia malah jatuh cinta kepada Alna.

" Aku akan terus mengejarmu meskipun kau menolak ku. Aku bahkan rela membuang semua ini asalkan kau mau menerimaku." Ahmed Yusuf Subrata.

" Tapi aku adalah orang yang ingin menangkap mu." Alna Gyantika Kalingga

Bagaimana kisah cinta Mayor Alna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentara dan Mafia 18

" Tuan, mengapa Anda membawa Dokter Alna bersama Anda?"

Ted terkejut bukan main ketika Yusuf datang bersama dengan Alna. Ia pikir 3 jam yang dibutuhkan adalah mau mempersiapkan rapat secara daring. Namun dugaan Ted salah, tuannya itu datang bersama dengan dokter pribadinya.

Sebenarnya Alna pun juga tidak mau. Namun Yusuf sangat pandai membuat Alna tidak berkutik.

" Kalau nanti ada apa-apa denganku, semua tanggung jawab Dokter lho. Kan Dokter adalah dokter pribadiku."

Begitulah kata-kata Yusuf yang akhirnya membuat Alna berada di sini sekarang.

" Nah Dokter, sekarang Anda ke ruanganku dulu saja. Aku akan kembali setelah rapat selesai."

Hah?

Alna tidak lagi bisa berkata-kata. Katanya dia di sini untuk mengawasi, tapi malah di suruh duduk sendirian di ruangan yang ia tahu adalah ruangan Yusuf.

" Ini orang sarap kayaknya. Butuh scan otak lebih lanjut nih, kali-kali ada sarafnya yang putus jadi dia kayak gitu."

Alna bersungut-sugut, dia sangat kesal dengan ulah Yusuf yang menurutnya sungguh di luar pemikirannya. Namun detik selanjutnya Alna tersenyum. Ketika ia melihat ke seluruh isi ruangan, sebuah ide muncul di kepalanya.

" Ah iya, ini kan kesempatan. Kesempatan buat dapetin sesuatu."

Alna melihat dimana letak kemera pengawas berada. Dan anehnya dia tidak menemukan satu pun di ruangan itu.

" Aneh, masa nggak ada sih," gumam Alna lirih.

Tapi Alna tidak serta merta percaya. Tidak mungkin ruangan seroang CEO sekaligus ketua Black Hunter tidak memiliki pengintaian.

Ia pun bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan-jalan. Ia bertingkah senormal mungkin, layaknya orang yang penasaran dengan sebuah tempat yang belum pernah ia datangi.

Alna jelas tidak ingin melakukan kesalahan. Dia tidak boleh grusah grusuh bertindak. Takut-takut ada kamera yang tersembunyi di suatu tempat, dan itu bisa saja merugikan dirinya nanti.

Tap tap tap

Ada suara langkah kaki mendekat. Reflek Alna bersembunyi di kolong meja. Langkah kaki yang di dengar Alna itu sangat terburu-buru. Ia lalu merunduk, mencoba mengintip dari celah bawah meja.

Pemilik suara langkah itu ternyata seroang wanita. Itu bisa dilihat dari sepatu hills yang dikenakan. Bukan hanya itu, kaki yang putih mulus juga semakin membuktikan bahwa itu dalah seroang wanita.

" Dia siapa ya. Kok dari cara berjalannya kayak yang cepet-cepet"

Alna membatin. Awalnya dia ingin bersikap tak acuh, tapi feeling nya mengatakan bahwa wanita itu mencurigakan.

" Aku tidak menemukan sesuatu yang menarik di sini?"

" Hmm, baiklah. Aku akan meletakkannya."

" Aku harus cepat pergi sebelum dia kembali."

Tap tap tap

Entah dengan siapa wanita itu berbicara, tapi dari kata-katanya sangat jelas sekali bahwa wanita itu di suruh untuk melakukan sesuatu oleh seseorang.

Sraaak

Alna keluar dari kolong meja saat sudah yakin wanita itu pergi. Ingatan Alna sangat jelas, meskipun dia tidak melihat wajahnya, tapi Alna yakin bisa tahu jika mendengar suaranya.

" Hmmm, apa yang dia lakukan tadi ya di depan meja ini?"

Alna meneliti semua barang yang ada di atas meja itu. Dia yakin ada barang yang diletakkan di sana, tapi dia masih belum tahu apa barang itu.

" Ekhem, Doter Alna sedang apa?"

" Oh, anu. Tadi ada yang masuk, seorang perempuan."

" Oh, itu. Ted, memangnya kamu menyuruh orang masuk ke ruanganku?"

Ted menggeleng, itu berarti dugaan Alna benar bahwa wanita yang tadi masuk adalah orang yang mencurigakan.

Meskipun setelah bicara demikian Alna berpura-pura tidak peduli, namun ekor matanya melihat Yusuf yang langsung mengambil ponselnya dari balik jas. Matanya pria itu memicing. Alna menjadi ikut penasaran dengan apa yang Yusuf lihat.

" Waah Dokter, kenapa Dokter malah bersembunyi di bawah meja seperti ini?"

" Eh?"

Ekspresi Alna seketika berubah dari penasaran menjadi terkejut. Bagaimana bisa Yusuf tahu kalau dia bersembunyi di bawah meja.

Beberapa detik kemudian baru Alna menyadari, bahwa ruangan ini bukannya tidak ada kamera pengawas. Kamera itu ada namun diletakkan secara tersembunyi. Entah apa maksudnya, tapi yang jelas semua pasti sudah dipertimbangkan.

" Oh itu, saya reflek saja Tuan," jawab Alna asal. Meskipun sebenarnya dia memang reflek melakukan hal tersebut. Atau bisa dibilang itu insting berlindung.

Sraak

Yusuf mengambil vas bunga yang ada di atas mejanya lalu menuangkan isinya. Bunga-bunga artifisial itu menjadi berceceran. Yusuf mengambil salah satunya dan mulai melepaskan helaian mahkota bunganya.

" Hmm, ini ternyata yang dia letakkan. Ted, selidiki."

" Siap Bos."

Alna tidak menyangka bahwa yang diletakkan di vas bunga dan berwujud bunga itu salah satunya merupakan sebuah kamera mini.

" Sepertinya Dokter tidak terlalu terkejut ya?"

" Hah? Oh, tidak sih. Saya kaget kok dan sedang berpikir mengapa ada orang yang meletakkan benda seperti itu di situ."

Yusuf hanya tersenyum menanggapi apa yang dikatakan oleh Alna. ia tahu betul kalau Alna menjawab dengan asal. Tapi dia tidak perlu berkata demikian.

" Nah Dokter, mari kita pulang."

" Baik."

Alna dan Yusuf keluar dari ruangan. Yusuf berjalan lebih dulu dan Alna mengikuti dari belakang. Yusuf tampak tidak suka saat menyadari bahwa ia dan Alna berjalan layaknya tuan dan pengawalnya. Akhirnya Yusuf memiliki sebuah ide.

Dugh

Auuch

Ide Yusuf adalah berhenti mendadak. Punggung keras pria itu berbenturan dengan kening Alna. Meskipun tinggi Alna adalah 170cm, namun Yusuf masih lebih tinggi darinya yakni 189 cm. Jadi tetap saja di depan Yusuf Alna terlihat kecil.

" Maaf, apa itu sakit?"

Yusuf berbalik, dia lalu mengusap kening Alna. Sontak hal itu membuat para karyawan yang melihat terkejut.

" Saya tidak apa-apa, cuma terkejut saja. Makanya Tuan kalau jalan jangan tiba-tiba berhenti begitu."

" Kamu juga, kalau jalan jangan nunduk terus. Dan lain kali kalau sedang jalan bersamaku, jangan berjalan di belakangku, tapi berjalanlah di sampingku."

Degh!

Alna terhenyak dengan ucapan Yusuf. Kata-kata itu sebenarnya sangat biasa, tapi entah mengapa membuat dada Alna terasa sangat sejuk.

" Ya, baik Tuan," ucap Alna berusaha tenang.

Seketika itu juga tiba-tiba Alna teringat dengan mantan tunangannya. Jika tengah berjalan-jalan, Alna akan berjalan sedikit menjauh jika mereka memakai seragam. Meskipun Bimo tidak pernah bilang padanya, tapi Alna pernah mendengar dari teman sejawatnya kalau Bimo minder dengan pangkat Alna yang lebih tinggi. Sejak itu ketika mereka pergi dan masih memakai seragam maka Alna selalu berjalan sedikit jauh.

Yusuf mengerutkan kedua alisnya. Ia juga menelengkan kepalanya saat melihat perubahan wajah Alna.

" Ada apa? Apa sedang kepikiran sesuatu?"

" Tidak Tuan, saya hanya tiba-tiba teringat tentang masa lalu saya. Tapi semuanya sudah berakhir kok. Tidak ada perlu yang diingat. Nah, mari kita kembali. Ameh Aatirah tadi sudah menghubungi saya, menanyakan kapan Tuan akan pulang."

Yusuf diam sambil menelisik wajah Alna. Meskipun bibir gadis itu tersenyum, tapi seperti mengandung sebuah kepahitan di sana.

" Apa yang terjadi padamu sebelum datang kemari, Al?"

TBC

1
Tiara Bella
udh 2 bab tp ko berasa kurang aja Thor ....hehhehee
Azahra Rahma
lanjut Thor ,,makin seru nih
Azahra Rahma
di dalam hal apapun pasti ada persaingan,,apalagi ini yg namanya mafia sudah pasti dengan cara licik dan kekerasan
Bintang Juing
Luar biasa
Eka Uderayana
jadi nggak sabar liat Yusuf dan Alna jadi sepasang kekasih... pasti Yusuf bucin banget dan posesif
marie_shitie💤💤
kejutan terkejut g km
susi ana
wah, covernya sdh ganti, jd kesannya seperti pangeran dan putri raja.
lebih keren covernya author loh 😍
Dewi kunti
kabuuuuuurrrr🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Nabil abshor
y begitu kalau manusia itu lg jattuuh cintaaah,,,,,🤣🤣
reiny marlina
ahhh seruuu
Mul Yani
karya"nya bagus"dan cerita"nya/kisah"nya cukup menarik menurut saya
Kim nara
Cakilah AL masa ga tau klw yusuf love love
GiZaNy
Alnaaaa... Yusuf itu naksiirrr sama kamuuuu... masa gitu aja gak tauuuu... geregetan nihhhh yang bacaaaa.. 🤣🤣
Azahra Rahma: karena juga sepertinya dulu waktu sama Bimo,,mereka jarang romantis
Eka Uderayana: maklum dari patah hati... jadi nggak respect lagi dengan perlakuan romantis laki-laki lain 😁
total 3 replies
GiZaNy
naahhh kau sudah tercium Norman... siap2 dengan kekejaman Yusuf yaa....
A R
akhirnya kesebut juga nama penghianat itu
Sani Srimulyani
habislah kamu Norman.......
Tiara Bella
banditnya diiming"in duit banyak jg buka mulut dia ya..... Norman tunggu aja balasan dr yusuf
tiara
lanjuut
marie_shitie💤💤
pengkhianatan adalah sebuah kesalahan paling fatal
Djuniati 123
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!