"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
"Siapa Ri yang nelpon kok kamu kelihatan emosi banget?"
"Regos yang nelpon."
"Kenapa kamu marah-marah seperti itu?"
"Gimana enggak marah dia itu udah kelewatan banget, masa dia masih bahas penawaran dia yang kemarin dan dia cari semua identitas aku" Riri berucap dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Kenapa dia jadi nekat banget sih Ri, aku jadi takut dengar cerita dari kamu."
"Maka dari itu aku enggak setuju sama penawarannya dan lebih gilanya lagi dia ngasih penawaran buat jadi calon suami pura-pura aku di depan orang tuaku sesudah itu aku harus mau mengandung anaknya."
"Tapi Ri, kamu juga butuh calon suami untuk di bawa ke hadapan orang tuamu kan? sebenarnya kalau permintaannya enggak aneh seperti itu bisa sih dia untuk menjadi kandidat terbaik kamu."
"Mau ada permintaan aneh atau enggak aku tetap tidak setuju, dia itu tipe laki-laki brengsek enggak mungkin dong jadi kandidat terbaik aku. Lagian masih ada dua hari lagi buat cari pria yang setuju dengan ajakan ku."
"Kok sekarang aku enggak yakin ya kamu bakal mendapat pria yang setuju sama ajakan kamu."
Mendengar Linda yang tidak mendukungnya dan menjadi pesimis membuat Riri kesal dengan pemikiran sahabatnya yang plin-plan itu.
"Gimana sih kamu Lin, tadi aja ngasih aku semangat katanya enggak boleh pesimis kenapa sekarang kamu yang menjadi pesimis?"
"Ya gimana lagi Ri semua tempat udah kita datengin dan enggak ada yang cocok dan mau sama ajakan kamu, terus kita harus cari ke mana lagi emang kamu enggak capek?"
"Sebenarnya aku capek dan merasa seperti perempuan murahan karena nyari laki-laki sana sini."
"Gimana kalau kamu terima aja tawaran dari Regos."
"Enggak mau aku Lin itu sama aja seperti aku numbalin diriku sendiri."
"Ya terus gimana lagi Git hanya Regos yang setuju dan malah menawarkan diri untuk menjadi calon suami pura-puramu."
"Enggak tahu aku pusing Lin, aku mau istirahat dulu ajalah" Riri masuk ke kamar dan memikirkan apakah dia akan menerima penawaran Regos atau tidak.
Sedangkan saat ini Regos tengah marah-marah dengan semua orang di kantor, penyebabnya adalah karena tujuannya belum tercapai untuk memaksa Riri setuju dengan penawarannya. Yang menolak Riri yang kena getahnya semua orang kantor, hingga ada salah satu karyawati dimaki-maki oleh Regos pas keluar menangis sesenggukan.
"Ditya bagaimana ini kenapa dia tidak setuju juga dengan penawaran yang saya buat, kata kamu penawaran yang saya buat pasti akan langsung di terima dengan dia tapi apa buktinya sekarang dia tetap menolak penawaran saya. Harga diri saya serasa hancur kalau seperti ini."
"Yang sabar ya tuan" Ditya berusaha menenangkan Regos yang sedang sangat emosi.
"Kamu suruh saya sabar? saya sekarang sudah tidak bisa sabar lagi karena saya ingin cepat mempunyai keturunan kamu tahu kan bagaimana mami saya mendesak saya agar segera punya anak" Regos terus melampiaskan kemarahannya hingga suara intercom berbunyi.
"Ada apa?" tanya Regos datar.
"Tuan ada perempuan yang mencari anda."
'Seorang perempuan? pasti orang yang tidak penting.'
"Siapa? kalau tidak penting suruh dia pergi saja" Regos berucap malas.
Karena selama ini banyak orang yang mengaku-ngaku menjadi kerabatnya agar diperbolehkan bertemu dengannya. Dan para perempuan itu berakhir menggodanya untuk naik keranjangnya.