JUARA 2 KONTES BERTEMA BERBAGI CINTA
NOTE : Ide kisah ini berdasar pengalaman author sendiri yang dikembangkan sebagus mungkin.
Season 1 :
Perjuangan seorang wanita cantik bernama Sena yang berusaha menggapai cinta sang suami, Regan Anggara. Regan merupakan mantan dosen killernya yang harus menikah dengannya akibat perjodohan. Sudah 2 tahun hubungan pernikahan mereka namun Sena tak membuahkan hasil untuk mengambil hati dari sang suami, namun alangkah terkejutnya saat Sena memergoki sang suami yang tengah mesum dengan rekan kerjanya. Hati Sena mendadak sakit, pantas saja selama ini tak mau menyentuhnya, rupanya Regan sudah mempunyai wanita lain dan mengaku sudah menikah sirih dengan Maya dan kini tengah mengandung anak dari Regan. Parahnya, orang tua Regan yang selama ini baik dengan Sena ikut menyembunyikan rahasia itu.
Dan jangan lupakan Devan! Pria duda yang selalu ada untuk Sena bahkan siap menjadi suami baru untuk Sena.
Season 2 :
Ketika semuanya tak bisa ia gapai. Dia hanya bisa berusaha untuk tegar. Lika-liku kehidupan ini membuatnya menjadi sangat kuat.
Sena dan Devan berjuang keras untuk mendapatkan momongan.
Namun...... semuanya tak semudah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 : Janda muda
Pria yang statusnya masih menjadi suamiku sebelum hakim mengetuk palu tidak akan pernah aku gapai. Aku sadar diri jika nasib tak berpihak kepadaku, awalnya aku percaya dia akan berubah namun sepertinya hanya sandiwara belaka. Walau aku berusaha untuk menerima pernikahan mereka namun tak membuat mereka mengerti perasaanku. Aku memang bodoh karena mempertahankan pernikahan ini padahal sedari awal sudah tahu akan bernasib seperti ini. Ku pikir setelah aku memaafkannya, ia bisa berubah. Namun tak ku duga, aku memergokinya lagi bersama seorang gadis cantik tapi bukan Maya. Mereka bergenggaman tangan di mall seperti sepasang kekasih. Sakit tak berdarah, memang dasarnya orang yang suka berselingkuh tidak akan pernah sembuh total. Jika dia tidak bisa memikirkan perasaanku setidaknya pikirkan. perasaan Maya yang sedang hamil.
Ah... brengsek! Semua ini membuatku sangat pusing. Aku hanya ingin fokus untuk bercerai saja. Hanya itu, masalah Maya itu urusannya, mungkin lebih tepatnya pelakor dibalas pelakor.
Puas! Aku sudah puas dan tak perlu membalas dendam pada Maya.
"Sena, kita sudah sampai."
Bapak membuyarkan lamunan Sena, mereka lalu masuk ke bengkel tempat Bapak tinggal. Rencananya Bapak akan menyerahkan diri saat ini juga namun sebelumnya ia akan memesan pengacara untuk Sena. Untung saja Bapak punya tabungan cukup untuk membayar pengacara.
"Lalu pengacara untuk Bapak?"
"Bapak tidak perlu pengacara, pada akhirnya juga Bapak akan masuk ke penjara. Sena, hiduplah bahagia! Bapak mendoakanmu."
Sena memeluk sang Bapak, ia sangat sedih dan berterima kasih karena sang Bapak mau mengakui kesalahannya. Sebelum menyerahkan diri ke kantor polisi, Sena membuatkan makanan untuknya. Sena memasak sambil berderai air mata. Andai saja dia tidak mengotot ingin berkuliah pasti dia tidak akan bertemu dengan Regan. Andai saja Bapak tidak menabrak adik dari Regan maka Sena tak perlu menikah dengannya.
Setelah makanan itu matang, mereka menyantap bersama-sama. Sena masih saja sedih namun Bapak menggenggam tangannya.
"Semua akan baik-baik saja. Putri Bapak 'kan kuat?" ucap Bapak.
"Apa kita orang miskin jadi bernasib seperti ini? Jika begitu aku ingin menjadi orang kaya dan membuktikan pada mereka jika kita bisa."
"Buktikan! Kata Pak Bram ada seleksi calon sekertaris 'kan? Ambil kesempatan itu! Bapak mendoakanmu untuk lolos."
Sena mengangguk, ia mengusap air matanya. Dia tersenyum mendapat semangat dari Bapak. Setelah selesai makan bersama, Bapak menyerahkan bengkel pada Sena untuk ia kelola. Bisa atau tidak bisa Sena harus mengelolanya.
**
Sena mengurus berkas perceraian dibantu oleh pengacaranya. Bukti-bukti sudah kuat untuk menggugat cerai Regan. Status janda benar-benar ada di depan matanya, ia bisa bernafas lega.
Sena merenggangkan tubuhnya di kursi kantornya. Pekerjaannya kian banyak nan berat.
"Sena, ada anak magang. Kau ajarin gih! Sudah selesai 'kan pekerjaanmu?"
"Oke, baiklah."
Gladis menyuruh anak itu masuk, Sena membaca biodata anak itu yang ternyata mahasiswi di kampus itu.
"Permisi. Ini Kak Sena?"
Sena mendongak dan matanya terbelalak. Anak magang itu ternyata adalah wanita yang sempat pergi ke mall dengan Regan.
"Ah, iya. Kau anak magang? Silahkan duduk!"
"Oh ya perkenalkan nama saya Arsinta. Anak kampus XX. Kakak alumni sana juga?"
Sena mengangguk.
Jadi dia anak didik Regan? Sikap dingin Regan di kalangan mahasiswi ternyata hanya palsu. Dia begitu murahan.
"Kak, saya harus apa setelah itu?"
"Eh, kau kerjakan ini saja. Pelajari semuanya dan besok kita mulai masuk ke praktik."
Arsinta mengangguk, jika dilihat-lihat wanita itu lebih muda dari Sena dan begitu cantik seolah primadona. Saat bersamaan, telpon di atas meja Sena berbunyi dan ia segera mengangkatnya, ternyata Bram menyuruhnya untuk datang ke kantor.
"Arsinta, aku ke ruangan manajer dulu ya."
"Baik, Kak."
Sena keluar dari ruangannya dengan hati yang kesal. Regan ternyata menikung muridnya sendiri padahal sudah ada dua istri, eh ralat, Sena akan bercerai dengan Regan.
Sesampainya di ruangan Bram. Sena mengetuk pintu dengan sopan.
"Pak Bram? Kenapa memanggilku? Ada yang harus dikerjakan lagi?" tanya Sena.
Rasanya aneh sekali yang biasanya memanggil dengan sebutan Papa kini menjadi Pak. Bram paham, dia tak akan memaksa Sena untuk terus memanggilnya Papa.
"Sudah belajar?"
"Belajar apa?"
"Tes sekertaris di depan mata."
Sena mengangguk paham. "Iya, Pak. Makasih atas bocoran soalnya, sangat membantu sekali."
"Haha, itu bukan bocoran, semua kandidat dapat."
Bram berdiri lalu memeluk Sena, ia meminta maaf jika putranya terus menyakitinya. Sena tak masalah, ini semua sudah menjadi takdir yang harus dilaluinya.
Setelah keluar dari ruangan Bram, Sena tak sengaja bertemu dengan Devan. Devan menariknya untuk masuk ke lift dan ingin membicarakan sesuatu.
"Kau yakin tidak ingin memenjarakan Regan?" tanya Devan.
"Aku sudah punya rencana."
Devan mengernyitkan dahi tak paham atas maksud dari ucapan Sena.
"Jika Regan masuk penjara mungkin hanya 1-3 tahun saja setelah itu ia bebas dan bisa mengulangi kesalahannya lagi," jelas Sena.
"Lalu apa rencanamu?"
"Rasa sakit harus dibayar rasa sakit."
Sena tersenyum menatap Devan lalu ia kembali menatap dinding lift. Devan akan memberi Sena dukungan dengan apa yang akan Sena lakukan nantinya.
Flashback.
Di mall.
"Aku mau shopping sepuasnya," ucap Gladis.
"Shoppinglah sana! Tanggal tua aku tidak mau meminjamkan uang lagi," jawab Sena.
Gladis langsung cemberut, ia merangkul Sena yang semakin cantik dan putih.
"Glowing aja tuh kulit?"
"Biar cantik dan bikin suami menyesal."
Mereka tertawa bersama-sama sampai mata mereka melihat orang yang tak asing. Mereka langsung mengenalinya, dia adalah Regan dengan seorang wanita berambut coklat.
"Itu 'kan suamimu? Katanya sedang di rumah Maya?" tanya Gladis.
Sena hanya diam, ia dengan cepat mengikuti mereka. Regan dengan wanita yang diperkirakan berumur 20 tahun itu sangat mesra, sosok dingin dari Regan seolah terpatahkan saat tersenyum manis pada wanita itu.
"Wah, buaya kadal," ucap Gladis sangat kesal.
Gladis ingin menghampiri mereka namun dicegah oleh Sena. "Biarkan saja! Aku juga sudah mengambil foto mereka."
"Tapi..."
Sena menarik Gladis untuk pulang saja. Sebenarnya hati Sena sangat kesal namun sudah tidak ada gunanya lagi karena Regan akan mengelak jika ketahuan pergi bersama wanita lain.
Flashback selesai.
"Sena, kau tidak apa-apa?" tanya Devan membuyarkan lamunannya.
"Eh, aku tidak apa-apa."
Pintu lift terbuka, ia segera keluar sebelum Devan membicarakan hal yang lain lagi. Devan hanya memandangi punggung wanita yang dikaguminya. Andai saja Sena bisa membuka hati untuknya pasti Devan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
Sena melepas kucirnya lalu menyibakkan rambut ungunya, dia juga memakai lipstik lagi supaya semakin cetar membahana. Semua pria melihatnya sangat takjub, apalagi sudah beredar rumor jika Sena akan menjadi janda muda.
"Semuanya akan dimulai."
untung sena udah cerai....
jadi ga ketularan virus edan
obral janji sana.sini...
q baca aja ikutan emosi😡😡
kok bapaknya sena dibawa2