Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan

Lisin tidak tau harus kemana lagi mencari Ningsih, jika saja dia lebih cepat datang mungkin dia akan bertemu dengan Ningsih di rumah sakit Hokkaido.

"Brosur Festival salju pak... "

Lisin tanpa sadar merima begitu saja Brosur yang di bagikan oleh beberapa orang di pinggir jalan, dinginnya salju tidak di rasakan lagi oleh Lisin, banyak orang melihatnya dengan bingung, kau tahu Hokkaido di kenal juga sebagai kota salju juga tempat paling terkenal untuk bermain Ski.

Brosur tersebut bertuliskan dengan huruf Kanji Jepang, itu berbunyi Festival salju Hokkaido yang akan di adakan besok, meremas brosur tersebut Lisin tidak peduli dengan itu semua, apa yang di inginkan nya adalah menemukan keberadaan Ningsih.

Dengan rasa kecewa terhadap dirinya sendiri Lisin berjalan melalui kerumunan banyak orang, orang-orang di Hokkaido akan berjalan kaki di perkotaan dan ini menjadi daya tarik tersendiri yang ada di Hokkaido.

Berjalan tanpa arah Lisin yang melewati jalur penyebrangan zebra cross tidak melihat jika lampu lalulintas menunjukan nyala lampu hijau.

Sebuah Mobil dengan kecepatan sedang tidak dapat menyetabilkan laju mobilnya saat ada seseorang menyebrang di depanya.

"Bruuk..."

Woi... siapa yang menabraku tadi apa mobilmu buta?... apa harus memakai kacamata pembesar?... agar tau jika ada orang sedang menyebrang.

Lisin tersungkur dengan posisi wajah di bawah, mari kita lihat jika dia laki-laki aku akan mengebiri nya jika dia perempuan ya... lihat dulu cantik apa enggak baru kita putus kan hukumannya.

tunggu dulu bukannya kejadian seperti ini sering terjadi di sinetron, di mana kena tabrak dikit langsung hilang ingatan, tidak... tidak... aku tidak ingin bertanya siapa aku?...

Bukanya aku tadi galau karena di tinggal Ningsih pergi, lah kenapa aku ingat sinetron. benar aku harus pasang tampang galau lagi biar meresapi peranku.

"Gomen'nasai Apa kamu tidak apa-apa... " Suara lembut terdengar... Asik ini pasti wanita cantik, harus dapat ganti rugi ni... setidaknya dapat itulah.

Jika Ningsih Yang menangis sebelumnya melihat ini mungkin dia tidak ingin hidup lagi.

"Siapa aku... " Lisin berakting hilang ingatan.

"Ini... pasti amnesia benar... aku harus panggil polisi" Wanita itu berniat mengambil ponselnya.

"Tunggu jangan panggil polisi... " apakah kamu ingin aku masuk penjara.

"Ini kamu... " Wanita yang menabraknya ternyata alumni film jav yang mengalami mobil mogok sebelumnya.

"Lisin-kun kamu tidak apa-apa..." Anri berkata dengan khawatir.

"Aku tidak apa-apa... Tante Anri bukanya kamu liburan di Bali?" Lisin mau tidak mau memasuki mobil Toyota Raize.

"Hehe... saat kamu membantuku sebelumnya, saat itu aku dalam perjalanan ke Bandara dan berniat kembali ke Jepang" Anri menjelaskan secara singkat, Lisin hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lisin-kun aku tidak menyangka jika kita akan bertemu di Hokkaido, apakah kamu berlibur dan ingin melihat festival salju?"

"Tidak... aku datang untuk mencari seseorang... " Anri dapat melihat raut wajah sedihnya dari kaca spion.

"Apakah dia wanita... " Anri berkata sambil tersenyum.

"Ya... " Lisin mengangguk.

Sejak Lisin membantunya Anri sedikit tertarik dengannya belum lagi saat Anri menawarkan servis dan Lisin menolaknya itu semakin membuat Anri ingin mendapatkannya.

"Kemana kamu akan pergi apa kamu punya kerabat di Hokkaido?... "

"Tidak... "

"Di mana wanita yang ingin kamu cari?... " Anri bertanya dengan niat ingin menyelidikinya.

"Aku tidak tau di mana dia saat ini... Tante Anri bisa turunkan aku dekat sini aku ingin mencari penginapan... " Lisin tidak tau lagi harus kemana dia mencari Ningsih dan dia tidak ingin merepotkan Anri jadi dia mencari alasan untuk melarikan diri dari Anri.

Anri jelas menebak jika Lisin hanya ingin menjauh darinya jadi bagaimana dia bisa membiarkan itu terjadi.

"Besok akan di adakan festival salju di Hokkaido kemungkinan besar semua penginapan seperti hotel akan penuh jadi kamu harus mengurungkan niatmu itu..."

Sial... sepertinya Tante Anri tidak ingin membiarkanku kabur... apa dia ingin Ehem... Ehem... dengan ku... Jika aku tidak sedang mencari Ningsih mungkin aku akan menerima dengan senang hati namun sekarang menemukan Ningsih adalah prioritas utamaku.

"Tidak masalahkan... jika aku mencoba untuk mencari, siapa tau ada yang kosong di antara semua penginapan... " Lisin tidak bisa menunggu lagi dia harus secepatnya menemukan Ningsih.

"Kalau begitu kamu bisa menginap di tempatku... "

jika itu orang lain yang mendapatkan kesempatan ini pasti akan menangis bahagia, namun saat Lisin mendapatkan kesempatan tersebut itu membuat Lisin ingin menangis namun tidak memiliki air mata. Hati dan pikiran sedang memikirkan Ningsih namun tidak dengan bagian bawahnya.

Lisin ingin menolaknya namun dia berakhir di apartemen mewah milik Anri.

"Anggap saja rumah sendiri... "

"Ya... " Lisin menjawab dengan canggung, Di luar karena salju suhunya sangat dingin namun di dalam ruangan tersebut sangat panas, apakah pemanas ruangan ini mengalami kerusakan.

"Lisin-kun jika kamu merasa panas kamu bisa membuka bajumu.... " Suara itu seperti seperti iblis memanggilnya.

"Engga... " Lisin tersedak saat melihat Anri mengenakan pakaian terbuka, ya itu sejenis bikini.

"Suhu pemanas mengalami kerusakan jadi aku harus melepaskan pakaian luar ku... " jelas pemandangan ini apa yang selalu mereka para jomblo memimpikannya.

"Tante Anri jika aku melihat pemanasnya mungkin aku bisa membenahinya agar kembali normal lagi"

"ini..." Apa kamu bercanda aku dengan sengaja menaikan suhu ruangan dan kamu ingin membenahinya, Apa matamu kemasukan batu lihatlah dengan baik-baik apa yang aku kenakan saat ini.

"sayang sekali itu tidak bisa kamu lakukan..."

Anri mendekati Lisin yang duduk di sofa lalu Anri mendorong tubuhnya agar bersandar, sedangkan tangan salju mulai membuka kancingnya secara satu persatu.

"Apa kamu tidak ingin melakukannya dengan ku..." Dua semangka import menutupi pandangan mata Lisin.

Paniklah... Paniklah... Masa Ngk Panik...

"Maaf... Tante Anri Aku harus menolak ajakanmu untuk yang kedua kalinya... " Lisin memejamkan kedua matanya.

Jika dia terlambat melawan keinginan tubuh bagian bawah mungkin akan berakhir dengan Ehem... Ehem... Namun dia ingat tentang saat pertama kali bertemu dengan Ningsih, menyelamatkannya dari para Pengganggu, dan saat melakukan itu dengannya. ingatan tentang Ningsih terus berputar saat dia menutup kedua matanya.

"Apakah kamu sudah tau jika tubuhku kotor telah di ternodai oleh banyak orang jadi kamu menolak ku" Anri berkata dengan sedih seperti ada penyesalan dalam hidupnya.

"Aku tau kamu telah ternodai oleh banyak orang saat ketika kamu melakukan pekerjaan suting Film Jav namun bukan itu alasanku menolak mu" Lisin berkata dengan serius.

"Lisin-Kun kamu... "

"Saat ini orang yang sangat penting bagiku telah pergi dengan seseorang dan itu bukan atas kemauannya, dia terpaksa pergi hanya untuk melindungi adik perempuannya, Kedatanganku ke Hokkaido hanya untuk mencarinya, mungkin di suatu tempat dia sedang menangis, dia pasti sedang menunggu pertolongan, Apakah aku harus memalingkan hatiku dan bermain dengan wanita lain... tentunya tidak, aku tidak tau dia saat ini di mana tapi aku tidak akan menyerah, jika aku malam ini tidak dapat menemukannya aku tidak pantas menjadi laki-laki" Lisin berteriak dengan lantang sedangkan Anri hanya terkagum-kagum saat melihatnya.

"Wanita itu sangat beruntung memiliki seorang lelaki yang tidak menyerah terhadap dirinya, jika aku berada di posisinya mungkin aku akan menjadi wanita paling bahagia di dunia" Anri berkata dengan tenang, Niatnya untuk mendapatkan Lisin semakin kuat, mungkin saat ini tidak dapat memiliki Lisin namun masih ada kesempatan di masa depan.

Anri menurunkan suhu ruang kemudian mengenakan pakaian lamanya kembali.

Lisin yang berkeringat deras menghela nafas lega Aku menolaknya lagi... jika para jomblo mengetahui apa yang aku lakukan aku tidak tau amarah seperti apa yang akan mereka keluarkan.

"Lisin-Kun apa kamu memiliki petunjuk tentangnya... Harap tenang aku tidak memiliki motif tersembunyi, ini murni ingin membantu sebagai balasan karena telah membantuku saat mobilku mogok" Anri berkata sambil tersenyum.

Lisin tidak tau apakah Anri dapat membantunya atau tidak, setidaknya dia bisa meminta bantuan orang lain.

"Aku tidak tau apakah tante Anri dapat mengenali mereka atau tidak, coba lihat ini... " Lisin memperlihatkan foto dari rekaman CCTV yang sebelumnya dia foto saat di rumah sakit.

"Mereka..." Tunggu dulu bukannya ini Migumi dan ini pacar barunya yang berasal dari indonesia, apakah wanita ini yang dapat membuat Lisin bertahan dari godaan ku. Anri melihat Foto tersebut sambil mengangguk kemudian menggeleng.

"Wanita ini Migumi... dia artis Jav sama sepertiku, Migumi masih belum pensiun sebagai artis Jav, aku dan dirinya memiliki perselisihan itu seperti persaingan dalam penjualan DVD, sedangkan Laki-Laki gemuk dan jelek ini adalah pacar baru Migumi dia berasal dari Indonesia, pacarnya memiliki perusahaan kecil di Hokkaido dan juga memiliki bisnis ilegal, dia secara diam-diam mendistribusikan DVD jav ke Indonesia, untuk dua lelaki di belakang kemungkinan besar hanya penjaga, dan Wanita ini mungkinkah dia wanita yang Lisin-Kun cari selama ini?"

Perkataan Anri seperti malaikat yang datang membawa pesan penting, Lisin yang penuh dengan tekanan batu besar di pundaknya merasa jika beban tersebut terangkat dan tubuhnya menjadi ringan.

"Kamu tau di mana mereka saat ini berada, atau tempat persembunyian tertentu... " Lisin dengan bersemangat bertanya.

"Ada dua kemungkinan... yang pertama di perusahaan miliknya, sedangkan yang kedua Gedung yang di tinggalkan... "

"Gedung yang di tinggalkan... apakah ada tempat seperti itu? " melihatnya kebingungan Anri menjelaskan.

"Untuk beberapa produser film Jav mereka akan melakukan syuting secara ilegal untuk mencari lebih banyak keuntungan, film Jav ilegal hasil rekamannya tanpa ada sensor di bagian itunya, film jav seperti ini banyak sekali peminat dan memiliki harga jual tinggi, jika itu para jomblo mereka tidak akan berfikir dua kali untuk membelinya"

"para produser ilegal biasanya tanpa membuat kontrak namun dapat mengeluarkan dana lebih cepat dan mahal, mereka menawari wanita yang biasanya berjalan sendirian, jika wanita itu dalam kesulitan keuangan mungkin akan menerimanya dengan senang hati"

"Sial... aku tidak tahu akan ada sisi gelap seperti ini di Jepang... " Pandangan Lisin tentang industri perfilman di Jepang perlahan terbuka. Seperti yang di harapkan dari alumni film jav Anri mengetahui banyak hal tentang industri perfilman.

"Baiklah... ini adalah lokasi Migumi yang ku temukan melalui GPS aku akan mengirimkannya kepadamu" Anri dengan cepat mengirimkannya ke ponsel murah Lisin.

"Terima kasih... " Lisin bersyukur dengan tulus.

"Lisin-kun jika kamu punya waktu luang kamu harus sering melihat beberapa film Anri agar kita lebih saling mengenal" Anri tersnyum.

"Engga... " Lisin bingung apakah harus tertawa atau menangis.

Kemudian dengan bantuan Anri Lisin pergi ke tempat lokasi Ningsih berada melalui GPS. Di dalam mobil Toyota Raize, Lisin melihat anri melalui kaca spion.

"Tante anri bisakah kamu menelpon polisi Hokkaido"

"Hu... " Bukankah kamu seperti jagoan film laga yang akan datang seorang diri demi menyelamatkan keindahan dan menegakan keadilan kenapa kamu ingin aku memanggil polisi.

"Ya... polisi pasti datang terlambat setidaknya setelah aku memberantas orang-orang di dalam polisi akan mendapatkan bagian untuk menangkap semuanya, bukankah mereka melakukan bisnis ilegal maka itu sudah cukup membuat polisi untuk menangkap mereka dengan kuat"

"Lisin-kun kamu benar... baiklah aku akan panggil polisi... " Lisin tanpa melihat Anri memanggil polisi, dia turun dari mobil Toyota Raize dan dengan cara terbuka Lisin dengan kuat menendang gerbang besi yang berkarat.

"Baang... " Suara hancurnya gerbang masuk dapat di dengar hampir ke semua tempat.

"Siapa kamu... " Atas pertanyaan beberapa penjaga Lisin hanya menatapnya dengan dingin.

"Berhenti di sana... " Lebih dari selusin penjaga mengelilingi Lisin namun tidak ada ketakutan di wajahnya.

"Aaaaa... "

"Aaaaa... Tanganku"

"Aaaaa... Tidak Kakiku"

Selusin penjaga berteriak kesakitan dan ketakutan, mereka seperti melihat kedatangan Monster, Setiap kali Lisin bergerak seorang penjaga akan berteriak kesakitan, baik lengan dan kakinya di patahkan itu sangat mengerikan.

"Aku akan membuat kalian menyesal karena menyinggung seseorang yang tidak seharusnya kalian singgung" Lisin dengan kuat melangkah kemudian memasuki gedung yang di tinggalkan.

Anri yang menggunakan kamera ponsel untuk merekamnya, sudut mulutnya terangkat dan memiliki senyum ekstasi di bibirnya, hanya jomblo sejati yang tau apa maksud dari senyuman ini.

Bersambung....

*like dan komentar aja biar perjalanan lisin terus berlanjut...

*Terima kasih.