NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Era Kolonial / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:809.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jebakan Berbalik Pujian

Usai memberikan sambutan yang memukau, Nateya kembali duduk dengan anggun. Gaun malamnya jatuh indah mengikuti gerakan tubuhnya.

Anelis yang duduk di samping langsung menyentuh tangan ibunya dengan penuh semangat. Dengan bahasa isyarat sederhana, ia menggerakkan jari-jarinya menandakan rasa bangga. Sementara, sinar mata Julian nampak berbinar.

Nateya tersenyum hangat, lalu menunduk sedikit untuk mengecup ubun-ubun putrinya. Hatinya menghangat, karena kedua anaknya kini memberikan dukungan penuh.

Namun, keheningan penuh kagum itu segera dipatahkan oleh suara Nyonya Cornelia yang tiba-tiba berdiri lagi. Meski matanya menyiratkan kekesalan yang tak bisa ditutupi, ia menampilkan wajah yang begitu manis.

“Ah… luar biasa sekali sambutan dari Seruni. Siapa sangka, putri pertama kami bisa begitu lancar berbahasa asing. Kami sangat bangga mendengarnya."

Kalimat itu terdengar seperti pujian, tetapi intonasinya penuh sindiran.

Cornelia lalu melanjutkan, “Dan, sebagai penutup makan malam keluarga ini, sudah sepantasnya kita melakukan toost, sebagai ucapan syukur atas kesembuhan Jenderal Adrian.” Ia menoleh pada putrinya. “Amara Sayang, giliranmu yang memimpin."

Amara segera berdiri dengan wajah penuh percaya diri. Ia meraih dua gelas dari meja. Satu gelas kristal tebal, dan satu lagi gelas kristal tipis bermotif ukiran khas Bohemia. Gelas itu adalah peninggalan lama keluarga sang ibu. Di dalamnya, sudah dituangkan anggur merah Vermouth yang tajam aromanya.

“Saya tidak ingin berdiri seorang diri di sini," ucap Amara dengan suara yang dibuat manis, “Saya ingin Kak Seruni ikut mendampingi saya."

Sontak mata semua tamu kembali tertuju pada Nateya. Elias spontan ingin mencegah, tetapi Nateya sudah berdiri anggun, seolah ia tak gentar. Ia berjalan perlahan ke tengah ruangan.

Tanpa menunda lagi, Amara menyerahkan gelas bohemian itu. Namun, begitu jari Nateya menyentuh bagian leher gelas itu, tiba-tiba terdengar suara retak halus.

Kraakkk!

Kristal tipis itu bergetar, lalu pecah seketika. Pecahan tajamnya menyambar ke bawah, tepat mengenai tangan Amara yang masih memegang bagian badan gelas satunya.

“Aaakhhh!!” Amara menjerit.

Darah segar langsung mengalir dari sela jemarinya, tertetes di lantai marmer yang berwarna putih.

Pecahan kristal berkilat, membiaskan cahaya lampu, sementara sisa anggur merah tercecer ke gaun sutra Amara, menciptakan noda mirip darah yang kontras.

Para tamu langsung terkejut. Beberapa wanita menjerit kecil, sementara mata Cornelia menyala penuh amarah.

Amara terisak, memeluk tangannya yang berdarah.

“K-Kakak… kenapa Kakak melukaiku?” suaranya bergetar, penuh drama. “Aku hanya ingin mengajak Kak Seruni berdiri bersamaku, tapi Kak Seruni ternyata sebenci itu padaku."

Ia menangis tersedu, membuat beberapa kerabat berbisik-bisik. Beberapa menatap Nateya dengan curiga, seolah membenarkan ucapan Amara.

Melihat situasi semakin keruh, Elias segera maju, ekspresinya kaku. Namun semua tatapan kini terarah pada Nateya, menunggu bagaimana ia akan merespons tuduhan terselubung itu.

Amara langsung pura-pura lemas. Dengan tubuh gemetar, ia meraih lengan Elias.

“Kak Elias, tolong aku… a-aku takut darah."

Air mata Amara mulai mengalir. Kepalanya bersandar pada bahu lebar Elias, seolah tubuhnya akan ambruk kapan saja.

Wajah dingin Elias berubah cemas. Ia tahu betul sejak kecil Amara memang fobia darah. Tanpa pikir panjang, ia meraih pinggang Amara dan menopangnya erat. Namun, sorot mata Elias menyapu cepat ke arah Seruni, penuh pertanyaan.

“Tenang, Amara, aku ada di sini.”

Suasana ruang makan mendadak kacau. Beberapa tamu wanita berbisik-bisik, sebagian pria menggeleng prihatin. Di tengah kegaduhan itu, Jenderal Adrian bangkit dari kursinya dengan wajah merah padam.

“Seruni, apa yang kau perbuat ini?! Bagaimana bisa kau melukai adikmu sendiri di acara resmi keluarga? Kau membuat aib di depan para tamu!" bentaknya dengan nada tinggi, hingga bergema di seluruh ruangan.

Ketegangan kian memuncak. Namun, Nateya tetap tenang.

Tanpa menghiraukan Elias dan Amara, ia segera berjalan mendekati ayahnya. Nateya menatap langsung ke wajah Jenderal Adrian, lalu menggandeng tangan pria itu dengan lembut.

“Papa, mohon jangan marah. Penyakit jantung Papa bisa kambuh kalau emosi. Biarkan aku menjelaskan sebentar saja.”

Jenderal Adrian terdiam, napasnya memburu, tetapi ia memilih duduk kembali. Semua tamu ikut menahan napas menunggu apa yang akan dikatakan Seruni.

Nateya lantas berbalik, mengangkat pecahan gelas yang masih berserakan di lantai dengan sapu tangan. Ia menunjukkannya pada para tamu.

“Lihatlah ini,” katanya lantang. “Kristal Bohemia ini sudah tua, tipis, dan rapuh. Gelas warisan memang indah, tapi tidak lagi layak dipakai untuk toost seperti ini. Retakannya sudah terlihat jelas di bagian bawah. Maka, bukan aku yang membuat gelas ini pecah, melainkan kelalaian seseorang dalam menyiapkan gelas yang sudah rapuh.”

Bisik-bisik langsung terdengar. Beberapa tamu mengangguk, bahkan ada yang berani berkomentar lirih, “Benar, saya tadi juga melihat goresan di gelas itu.”

Cornelia menggertakkan giginya. Wajahnya menegang, tetapi tak bisa menyangkal.

Dengan langkah mantap, Nateya beralih ke arah Amara yang masih terisak dalam pelukan Elias. Ia berjongkok perlahan, menyentuh lembut pergelangan tangan Amara.

“Amara, aku tahu kau takut darah. Tapi luka ini tidak parah. Jangan panik.”

Amara berusaha menarik tangannya, tapi Nateya tetap menahannya. Ia menoleh ke arah pelayan.

“Tolong ambilkan kotak obat yang kalian punya dan bawa kemari. Cepat.”

Pelayan segera berlari dan kembali dengan kotak kayu berisi peralatan medis sederhana. Semua tamu menatap penuh penasaran.

Elias membuka mulut, hendak mengatakan sesuatu, tetapi Nateya sudah membuka kotak itu dengan cekatan. Tangannya lincah seolah sudah terbiasa.

Ia membersihkan luka Amara dengan kain steril yang dibasahi alkohol, lalu menempelkan balutan tipis dengan teknik yang sangat rapi.

“Begitu darahnya berhenti, tidak akan terjadi infeksi,” ucap Nateya sambil menepuk lembut pergelangan tangan Amara. “Lukanya juga sudah aku bersihkan, kau tidak perlu takut lagi.”

Suasana berubah sunyi. Para tamu terpana. Mereka tak pernah melihat Seruni, yang dulu dikenal ceroboh dan pemarah, mampu bersikap setenang seorang dokter profesional.

Salah satu tamu bahkan berbisik kagum, “Dia punya keahlian medis rupanya."

Amara hanya bisa memelototi Nateya dengan mata berair. Terjepit oleh kenyataan bahwa “jebakan” yang dirancang ibunya malah membuat Seruni semakin banjir pujian.

Elias yang masih memegang bahu Amara menatap Seruni lekat-lekat. Sorot matanya sulit dibaca, antara tercengang, kagum, sekaligus ragu.

Tak ingin Elias berbalik memperhatikan Seruni, Amara kembali menyandarkan tubuh di dada Elias, seperti orang yang hampir pingsan.

"Kak Elias, kepalaku pusing sekali. Tolong bawa aku ke kamar," rengeknya, lirih.

1
Wega Luna
udah Elias kamu masih bertugas jangan lengah 😂
kalea rizuky
halu tingkat dewa author mah hehehe pinter bgt kayanya atau author pernah team travel bneran/Casual//Facepalm/
chataleya
ikutan baper aku ... ya ampun Aldrich 🙈🤣🤣🤣
Yani Cuhayanih
Ayolah sekalian pengumuman perkenalkan nyonya seruni calon istri ku begitulah kata aldrich.😄
Dewi hartika
nah cemburu kan makanya andai kamu setia ngak akan kehilangan seruni,sekarang seruni memulai hidup baru menuju kebahagiaan ok up nya semangat 🙂🙂🙏🙏
Ze♒👻☠️
Udah, Elias. mending kamu fokus memberantas bajul hitam saja. Seruni sudah sepenuhnya bahagia sama Aldrick
Maya Maya
dulu waktu masih jadi suami seruni kemana AZ lu elias
lin
udh jd mntan msih aj gak rela, pdhl beruntung seruni disukai sm aldrich yg tulus, plus jabatannya lbih tinggi, jgn cari masalah nnti terancam karir Lo elias 🤭
Dewiazizah
bagus thor cerita nya, maap yg kemarin keliru
Dewiazizah
suka sekali dengan cerita mu thor😍😍
Erna Fkpg
duh gk sabar nunggu kejutan ulang tahun aldric 😘😘😘
Yani Cuhayanih
Aslinya othor bisa bhs Belanda atau othor sebenarnya sarjana bahasa sastra belanda.gk mungkin kan othor berenkarnasi dari jaman penjajahan belanda ,dan othor adalah nateya /Gosh/
snowwhite risca: maunya saya jadi Nateya Kak, biar bisa jadi dokter, tapi sayangnya gak kesampaian 🤭. Akhirnya jd penulis he3x.
total 1 replies
Yani Cuhayanih
selamatkan seruni othor gk mungkin kan dia reikarnasi dua kali
Ayu Padi
kl Elias tugas keluar gak bisa dtng ke ultah aldric doong....sayng bngt GK bisa lihat seruni dan aldric dansa biar makin panas dia
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
doain nyonya cornelia suami nya di rebut gundik juga biar dia kena karma anak nya jahat gasih 🤪
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ngelawan orang manipulatif emang kudu di maniputaifin balik wkwk ini bukan jahat ya ini nama nya mengimbangi 🤪
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
bukan ga ada yg ngasitau ya ege, ngana sibuk sendiri sm gundik ya mana tau, dasad kocak 😏
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
makan tuh terakhir kalinya, telen tu amara sampe ampas2 nya 😏
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
besok coba beli kaca bang buat ngaca, kan ente juga begitu ke amara 🤪
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
kocak lu, kalo tau ga pantes kenapa lu ga jaga jarak jamblang, harusnya otak se jendral dia kan ga oon oon kali ya masa dia ga curiga amara selama ini punya rasa sama dia 🤣 dah lah mending seruni sm aldrich aja wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!