Kisah Jovanka, seorang mahasiswi cantik yang bekerja sebagai seorang pengasuh empat anak laki-laki yang usianya bukan lagi anak-anak.
Empat anak laki-laki korban broken home membuat mereka terbiasa hidup mandiri meski tergolong orang berada. Meski awalnya beberapa dari mereka tidak sepenuhnya menerima kehadiran Jovanka, gadis itu membuat semuanya perlahan berubah.
Kehidupan Jovanka berubah sejak menjadi maid dan hidup serumah bersama empat laki-laki tampan. Perselisihan, pertengkaran, asmara, kisah manis dan kekeluargaan terjalin erat tanpa disadari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Yang Paling Tampan?
Dari arah tangga, Kai sudah selesai mandi dan berjalan ke arah mereka. Keenan berniat menanyakan maksud ucapan Kalingga namun ia urungkan saat Kai mendekat.
"Bagaimana hukuman hari ini?" tanya Kalingga pada adik bungsunya.
"Aku akan meminta Jojo menyewa tukang ojek saja minggu ke depan," keluh Kai.
"Begitu? jadi kau yang menyeret Jojo untuk menyelesaikan masalahmu tapi membiarkan dia menjalani hukuman seorang diri. Itu nggak adil, Kai," tegur Kalingga.
Kapan lagi Kai bisa belajar jika tidak saat ini. Bagi Kalingga, ini lebih baik daripada harus memotong uang jajan Kai berulang kali. Dengan menemani Jojo ke pasar setiap minggu, Kai tidak cuma bisa merasakan bagaimana rasanya dihukum dengan rentan waktu cukup lama. Namun ia juga akan belajar sesuatu yang berbeda saat berada di pasar. Ia akan melihat sesuatu yang jarang ia lihat. Dan Kalingga berharap, Kai bisa lebih kompak dengan Jojo. Tidak hanya perihal menyelesaikan masalah, namun juga dalam banyak hal.
Setelah Jojo selesai mandi. Ia melihat tiga anak asuhnya berada di dapur. Jojo keluar dari dalam kamar dengan celana pendek dan kaos oblong. Gadis itu membawa handuk kecil dan menggosok rambutnya yang tergerai basah.
Karena letak kamar Jojo dan dapur bersebelahan, tiga laki-laki itu dengan cepat menghentikan pembicaraan, pandangan mereka bertiga tertuju pada Jojo.
Kalingga dan Keenan memperhatikan Jojo dari ujung rambut hingga ujung kaki. Wajah Jojo yang berbentuk oval dengan pipi tirus dan dagu lancip membuat gadis itu terlihat cantik natural. Bibir tipis yang terbelah tengah dengan warna merah muda yang sedikit pucat tanpa olesan lipstik itu tetap terlihat menggoda.
Jojo melambaikan tangannya di depan tiga anak asuhnya. Mereka bertiga hanya bengong dan memperhatikan dirinya. Jojo merasa aneh. Jika Keenan dan Kalingga fokus pada kecantikan natural gadis itu, Kai malah fokus pada sandal berbulu yang Jojo kenakan.
"Hei, apa itu sandal baru?" tanya Kai.
"Ya, lucu, bukan?" tanya balik Jojo. Ia berpose sambil mengangkat sebelah kakinya memperhatikan sandal berwarna merah muda dengan karakter kepala boneka di bagian atas depannya.
Kai mengangguk setuju. Itu adalah sandal yang sempat Jojo beli di pasar tadi. Ia sempat diminta Jojo memberikan pendapat tentang karakter sandal yang bagus namun Kai tidak peduli karena sudah merasa lelah berkeliling pasar dan berkeringat karena panas.
"Kalian lihat apa?" tanya Kai pada kedua kakaknya.
"Lihat apa? tentu saja aku melihat sandal baru Jojo. Memangnya apa lagi," jawab Keenan.
"Ya, aku juga memperhatikan sandal Jojo," sela Kalingga.
"Jojo memakai sandalnya di kaki, Kak. Bukan di wajahnya!" seru Kai. Bisa-bisanya kedua kakaknya memberi alasan yang tidak masuk akal. Sudah jelas-jelas mereka melihat wajah Jojo, bukan kaki gadis itu.
Jojo memutar bola mata memandang ketiga anak asuhnya bergantian. Ia menundukkan kepalanya lebih rendah dan membalut rambut basahnya dengan handuk. Ia menata handuk di kepala dengan rapi lalu melewati ketiga anak asuhnya untuk membuka lemari pendingin.
"Aku membeli makanan untuk kalian," ucap Jojo. Ia mengeluarkan berbagai jajanan tradisional yang baru ia beli dari pasar bersama Kai.
"Makanan apa ini?" tanya Keenan.
"Dasar orang kaya! apa kalian tidak pernah mengenal jajanan tradisional daerah kalian?" tanya Jojo. Ia membuka satu persatu jajan yang terbungkus daun pisan dan menatanya di atas meja makan.
Kalingga, Keenan dan Kai mengikuti Jojo. Awalnya mereka enggan, namun melihat tampilan makanan yang aneh sekaligus menarik, ketiganya mulai mencoba.
"Enak?" tanya Jojo.
"Not bad!" jawab Keenan. Ia lalu duduk di kursi mulai menghabiskan apa yang ada di depan matanya. Kai dan Kalingga juga mulai memilih apa yang mereka suka.
Dari kejauhan, terdengar suara langkah kaki sedikit berlari mendekati mereka. Jojo menoleh, melihat Kylan datang dan langsung duduk di sampai Kalingga.
"Ada apa? wajahmu merah," tanya Kalingga. Semua orang menoleh, lalu memperhatikan dengan seksama wajah Kylan yang baru saja datang.
Kylan tampak mengusap kedua pipinya dengan telapak tangan. Laki-laki itu membuang nafas kasar dan melirik semua saudaranya yang sedang menunggu jawaban.
"Aku baru saja diputus pacarku," jawab Kylan. Mendengar jawaban itu, Kalingga dan Keenan seperti tidak terkejut. Keduanya kembali melanjutkan makan jajanan di depan mereka.
"Pacar yang mana?" Kai bertanya.
"Keduanya," jawab Kylan dengan lesu.
"Memangnya berapa pacarmu?" tanya Jojo. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.
"Lebih dari satu," sela Keenan.
"Dua," jawab Kalingga.
"Salah, pasti tiga," timpal Kai. Jojo melongo, matanya berkedip cepat melihat Kylan dengan. Kedua pipi laki-laki itu terlihat memerah, bisa jadi ia baru saja di tampar dua wanita sekaligus.
"Nggak perlu sedih. Kau bisa cari lagi setelah ini, makan ini." Keenan menggeser jajanan di atas bungkus daun pisan ke depan Kylan.
Kylan tidak menolak, ia meraih sendok dan mencicipi jajanan yang Keenan berikan. Sambil berkali-kali menarik nafas panjang, Kylan menghabiskan jatahnya.
Jojo melamun sambil memperhatikan anak asuhnya satu persatu. Ia punya empat anak asuh dengan sifat, sikap dan kepribadian dan kebiasaan yang berbeda.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Kylan. Ia merasa Jojo seperti menatapnya dengan dua bola mata yang membulat penuh.
"Kau, playboy kurang ajar!" seru Jojo. Ia menyipit sambil mendengus kesal.
"Hei, mereka yang mudah terbuai tipu dayaku. Aku tampan dan banyak uang, siapa yang bisa menolak pesonaku," jawab Kylan penuh percaya diri.
"Hei, siapa yang bilang kau tampan. Sudah jelas, aku yang paling tampan, kaya, sukses dan terkenal," sela Keenan tidak mau kalah.
"Siapa yang bilang seperti itu?" tanya Kalingga menyela.
"Jojo. Iya, kan, Jo?" Keenan melirik Jojo. Gadis itu tersenyum melihat semua anak asuhnya yang sedang menunggu jawaban dirinya.
"Apa benar kau bilang seperti itu?" tanya Kylan sambil menatap Jojo. Ia tidak terima dengan pendapat yang dikemukakan Jojo tentang Keenan. Meskipun Keenan seorang artis papan atas, Kylan juga tidak kalah populer di kalangan model dan bintang film. Pekerjaannya sebagai fotografer sudah pasti selalu bersangkutan dengan orang-orang sekelas mereka.
Jojo hanya diam. Ia memang pernah memuji Keenan dengan kalimat itu. Namun untuk mengakui hal itu di depan semua anak asuhnya, ini pasti akan menimbulkan keributan.
"Jawab, Jo. Jangan membuatku malu," ucap Keenan sedikit berbisik, ia menatap Jojo mengharap pembelaan.
"Hei, Kak. Pasti kau hanya mengada-ngada. Mana mungkin Jojo memujimu seperti itu. Seumur-umur, Jojo bahkan tidak pernah memujiku," ujar Kylan.
"Apa kita sedang berkompetisi? kenapa kalian ribut sekali!" tegur Kalingga. Bagaimana bisa adik-adiknya kini malah saling mengunggulkan diri.
"Kak, aku cuma butuh kepastian. Siapa yang paling tampan di antara kita," ungkap Kylan. Ia masih penuh percaya diri menyampaikan hal itu.
🖤🖤🖤
terimakasih akak... 🙏🙏☺️