Kisah seorang Wanita bernama Reyna yang mampu berjuang menghadapi kehidupan dengan iman dan keyakinannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Keputusan
Hanya 2 jam perjalanan Reyna menuju ke rumah ayah dan kedua kakaknya yang kini sudah berhijrah dan bertempat di rumah besar tapi sederhana.
"Assalamualaikum...Ayah...ini Reyna...!"
"Waalaikumsalam... Alhamdulillah... Akhirnya sampai juga anak ayah.."
"Iya yah... Alhamdulillah..." Reyna mencium tangan ayahnya dan masuk ke ruang tengah
"Dimana kak Ronan dan kak Revan yah... bukannya libur kerja...ini kan hari minggu..." Tanya Reyna
"Biasa...tadi pagi lagi sepeda santai sekitar komplek...bentar lagi paling juga balik...mereka sudah tau kamu mau datang..pasti lagi mampir buat beli buah atau cemilan.."
"Kenapa kamu datang sendiri, tidak diantar suami mu...?" Tanya Bram
Seketika raut wajah Reyna berubah, sekilas Bram menyadari bahwa putrinya sedang tidak baik-baik saja
"Rehan sedang sibuk yah...sedangkan aku kangen sama kelurga di Surabaya, jadi Rey ke sini...besok pagi Rey juga sudah balik lagi ke Jakarta.
"Apa kau tidak sedang berbohong Rey..?" Tanya Bram memastikan
"Sudahlah ayah...Aku benar-benar bahagia di samping kalian...aku kangen..." Reyna memeluk ayahnya, sesaat kemudian munculah Ronan dan Revan dan langsung masuk memeluk Reyna
Malam hari semuanya berkumpul di meja makan, setelah selesai langsung menuju di ruang tengah sambil menikmati acara TV,
"Rey... gimana tenaga dalam dan bela dirimu...sudah mengalami peningkatan?" Tanya Ronan
"Ya begitulah kak..." Reyna tersenyum
"Oh ya kak...gimana perusahaan baru yang sedang kakak rintis..?" Tanya Reyna
"Alhamdulillah... semuanya berjalan baik, mengalami kenaikan...kondisi keuangan juga sudah stabil.." jawab Revan
"Terutama setelah kita kerjasama dengan perusahaan besar dari Jakarta...kondisi perusahaan makin meningkat pesat" Ronan menjelaskan
"Wow... perusahaan apa itu kak...?" tanya Reyna penasaran
"Fation Nugraha company...perusahaan yang besar dan lebih banyak bergerak di Garmen dan Fation style...apa kau tau perusahaan ini Rey ?" Tanya Ronan
"Emhh...iya kak, memang perusahaan ini sangat besar dan luas jangkauan bisnisnya...aku juga melamar pekerjaan disana, kebetulan sedang membutuhkan sekretaris katanya.."
"Ohh baguslah...aku kira setelah menikah Rehan akan melarang mu bekerja.." kata Revan
Reyna hanya tersenyum kecut, karena hari sudah malam maka , karena malam semakin larut akhirnya Reyna memutuskan untuk beristirahat dan segera masuk ke dalam kamarnya
Keesokan harinya selesai sarapan pagi, Reyna langsung pamit untuk pulang ke Jakarta, dan tentu saja Bram, Ronan dan Revan mengantar Reyna ke bandara
Saat Reyna menikmati perjalanan di pesawat
"Selamat pagi nona Reyna...kita bertemu lagi.." kata seorang laki-laki melepas kaca mata hitamnya dan duduk di sebelah kursi Reyna
Seketika Reyna menoleh dan terkejut dengan laki-laki sudah duduk di sampingnya yang tak lain adalah Alex
Deg..!
Reyna merasa ada yang aneh dengan jantungnya saat berdekatan dengan Alex, selalu ada debaran aneh yang tida bisa Reyna artikan, bahkan saat bersama Rehan..tidak pernah merasakan debaran jantung yang begitu hebat.
"Oh...iya selamat pagi..." Reyna menjawab sedikit gugup
"Ada apa dengan jantungku ini, apa jangan-jangan aku menderita kelainan jantung ya.." batin Reyna heran sambil memegang dadanya
"Apa kau sakit...kenapa kau memegangi dada mu...?" Tanya Alex
"Emh...ini...tidak pak Alex, saya tidak apa-apa." Jawab Reyna dan langsung diam
Sesaat kemudian Reyna tiba-tiba meringis memegangi pinggangnya pelan,sesekali meremas bajunya seperti menahan rasa sakit, keringat dingin Reyna pun mulai keluar
"Ohh sial...kenapa di saat seperti ini, tamu bulanan ku datang..perut dan pinggangku sakitnya...mana aku gak bawa pereda nyeri...ya Alloh..sakitnya.." Batin Reyna menahan nyeri yang luar biasa
Alex samar-samar mendengar rintihan Reyna dan segera menoleh ke arah Reyna yang meringis kesakitan sambil memegang perut dan pinggangnya
Alex tersenyum penuh arti dan langsung memegang tangan Reyna
"Apa yang kau lakukan pak Alex...kenapa memegang ku...lepaskan... Sshhh....ahh..." Reyna menahan sakitnya
"Sudah diam...kau sedang nyeri datang bulan...biar aku membantumu.." kata Alek dengan tanpa permisi memasukkan tangannya di balik baju Reyna dan memijat pelan pinggang belakang Reyna.
"Apa yang kau lakukan...tolong lepaskan...ohh....sshhhh..." Reyna berusaha melepaskan tangan Alex tapi tidak kuasa karena menahan sakit yang semakin menjadi
"Diam..! Tanganku masih tidak bersentuhan dengan kulitmu...kalau kamu masih berulah...akan ku pastikan tanganku masuk ke tubuhmu" kata Alex
"Kau...keterlaluan...sshhhh...." Kata Reyna yang pasrah
"Ambil nafas panjang...aku akan mengurangi rasa nyerinya..." Kata Rehan
Saat tangan Alex sedikit menghentakkan di pinggang belakang Reyna... seketika nyeri yang dirasakan berkurang berganti dengan rasa hangat yang nyaman luar biasa.
Reyna terdiam dan baru menyadari bahwa Alex menyembuhkan dengan tenaga dalamnya.
"Oh Alhamdulillah...sshh...sudah baikan pak... terimakasih...maaf tadi saya berkata tidak sopan.." kata Reyna
"Hemm..." Jawab Alex
Sementara Alex tersenyum membiarkan tangannya tetap berada di pinggang Reyna tanpa Reyna sadari, tak lama kemudian Reyna tertidur
"Ini gila...aku hanya meletakkan tanganku di pinggangnya...tapi kenapa gairahku langsung meronta...ini juniorku juga tidak bisa kompromi" batin Alex langsung menarik tangannya dan bergegas ke kamar mandi untuk menenangkan dirinya.
Beberapa saat kemudian semua penumpang pesawat sudah keluar, Reyna terbangun dan menoleh ke samping ternyata Alex sudah tidak ada, Reyna langsung bergegas keluar pesawat dan melanjutkan perjalanan menuju rumahnya
Di dalam taxi Reyna sesekali memejamkan mata dan menarik nafas dalam, sudah memantapkan keputusannya tentang Rehan suaminya
Setiba dirumah sudah Reyna mengucap salam dan disambut dengan para penghuni rumah yang sepertinya memang sudah menunggu kedatangan Reyna.
Menuju ke kamar adalah tujuan Reyna segera, karena badannya terasa lengket dan ingin segera mandi, apalagi Reyna dalam keadaan datang bulan jadi pengen segera membersihkannya
Sudah jam 14.00 , Reyna merebahkan badannya di kasur karena merasa sangat lelah dan berniat beristirahat sejenak, tak butuh waktu lama Reyna langsung terlelap
Rehan pelan-pelan membuka pintu dan mendekat ke arah Reyna...mendekatkan wajahnya ke wajah Reyna, melihat dengan jelas Majah Reyna yang tertidur tenang dan terlihat sangat cantik
Dalam diam Rehan menyentuh dan membelai wajah Reyna
"Kamu sangat cantik sayang... Aku mohon maafkan aku... Aku juga mohon jangan pergi meninggalkanku... Kau adalah Reyna ku, Wanitaku..." Kata Rehan lirih tanpa terasa meneteskan air mata
***
Habis isyak seperti biasanya semua berkumpul untuk makan malam, Reyna sudah tidak bisa seperti biasanya, Reyna yang dulu sangat ceria dan mudah bercanda sudah tidak ada lagi, bahkan untuk menatap mata Rehan saja sudah tidak bisa Reyna lakukan, karena itu menambah luka yang dirasakan
"Bolehkan Reyna memberi jawabannya sekarang...?" Kata Reyna sambil menatap datar meja makan di depannya
"Baiklah sayang...aku menerima semua keputusanmu..." Kata Rehan
"Berikan keputusan yang terbaik buatmu nak..." Kata Agam
"Bunda berharap kamu memberikan keputusan yang terbaik buatmu sayang..." Kata Dinda
"Baiklah...saya memutuskan untuk tetap menjadi istri mas Rehan dan menyetujui mas Rehan untuk menikahi Azeta sah sesuai negara"
Semua langsung terkejut sekaligus bersyukur dengan keputusan Reyna
"Terimakasih sayang..." Rehan akan memeluk Reyna tapi segera di hentikan oleh Reyna
"Tapi dengan syarat ini...kalau setuju silahkan di tanda tangani, bunda dan ayah sebagai saksinya silahkan bertanda tangan juga" kata Reyna sambil menyerahkan selembar kertas perjanjian
Rehan mengambil kertas itu dan membacanya yang berisi perjanjian
Tidak meminta dan memaksa apapun dari Reyna
Saat terjadi kekerasan fisik terhadap Reyna maka kedua pihak harus bercerai
"Yang...kenapa harus seperti ini...?" Tanya Rehan
"Karena saat kau memaksaku untuk menerima semua ini, sudah hilang kepercayaan ku padamu Han..."
"Baiklah...aku akan menerima syarat mu yang..."kata Rehan sambil menandatangi surat perjanjian itu, begitu juga Dinda dan Agam bertandatangan sebagai saksinya.
"Aku rasa sudah cukup dan jelas semuanya...sebaiknya kamu segera menikahi Azeta...agar tidak menambah dosa mu dan menimbulkan fitnah, jaga nama baik ayah dan bunda Han.." kata Reyna
"Terimakasih Rey...maafkan bunda dan ayah..." Kata Dinda
"Sudahlah Bun... Rey yakin semua ini sudah di atur olehNYA, mungkin akan ada hikmah di baliknya, Reyna yakin semua akan indah pada waktunya.
Saat Reyna akan masuk ke kamarnya dan beristirahat, terdengar bunyi telepon di layar HP Reyna tanpa nama,
"Assalamualaikum...halo di sini Reyna...maaf ini dengan siapa..?"
"Waalaikumsalam... Ini aku intan Rey...masih ingat nggak...??"
"Ohh... iya-iya ingat, ada apa malam-malam telepon in?" Tanya Reyna
"Ini.... Sebelumnya selamat ya... Pak Alex menerima lamaran mu, dan besok kamu sudah mulai bisa bekerja" jawab Intan
"Alhamdulillah... Besok aku kerjanya harus gimana, masih belum jelas in...jadi bingung ni.." tanya Reyna
"Besok pakai pakaian yang sopan saja, ingat pakai sepatu jangan sendal... jam kantor di mulai pukul 08.00...jadi kamu datang sebelum jam itu ya..." Kata intan
"Siap...!!!" Sahut Reyna
Kemudian intan mengucap salam dan menutup saluran telponnya.