"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Kemarahan Jeffran
"Mama, apa kabar? Kapan mama akan bangun? Kiran kangen, Ma." Gumam Kirana, tak terasa air mata nya luruh begitu saja.
"Kiran minta maaf gagal jagain mama, semoga Mama cepat bangun ya, jangan tinggalin Kiran sendirian. Kiran takut Bu,"
"Permisi Nona.."
"Aaa ya dokter silahkan." Ucap Kirana mempersilahkan dokter itu memeriksa keadaan sang ibu.
"Bagaimana dok?"
"Masih belum ada perkembangan Nona." Jawab dokter itu, membuat air mata Kirana mengalir deras.
"Saya harap Nona bisa bersabar, anggap lah ini ujian untuk Nona dan Ibu."
"Ujian ini terlalu berat, Dok. Rasa nya saya tak mampu menghadapi nya." Jawab Kirana lirih.
"Setiap ujian pasti ada jalan keluar nya Nona, berdoalah untuk kesembuhan Ibu Nona."
"Itu selalu saya lakukan Dok, terimakasih atas nasehat nya."
"Maaf kalau saya lancang Nona, tapi siapa pria yang selalu bersama Nona?"
"Pria yang tinggi itu?" Balik tanya Kirana dan dokter itu mengangguk, dia juga mengakui kalau Jeff sangat tinggi.
"Itu bos saya di kantor Dok."
"Tapi perlakuan nya pada Nona seperti bukan bos pada bawahan nya, lebih ke arah seperti kekasih."
"Masa? Gak mungkin dok, dia udah punya istri kok." Kirana menyangkal perkataan dokter itu, meski dia sendiri mulai menyadari kalau perhatian Jeff padanya sudah lebih dari sekedar bos kepada sekretaris nya.
"Itu yang saya lihat, Nona."
"Mungkin hanya perasaan dokter saja, ohh iya saya mau pergi ke depan dulu beli sarapan. Nitip ibu saya dulu ya, bisa?" Tanya Kirana.
"Silahkan Nona." Jawab Dokter itu dengan senyum ramah nya.
Kirana pun pergi dari ruangan rawat ibu nya, meninggalkan ibu nya bersama dokter itu saat dia membeli sarapan dulu.
"Berarti masih ada kesempatan buat deketin Kirana, setidaknya aku masih lajang dan pria itu sudah menikah." Gumam dokter itu dengan senyum bahagia nya.
Di kantor, Jeff mulai berkutat dengan pekerjaan nya. Setelah dari rumah sakit, dia langsung pergi ke kantor tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu. Padahal di rumah, Queen sedang menunggu nya.
"Pusing nih kepala, butuh vitamin." Gumam Jeff, padahal tadi pagi dia sudah mendapat asupan vitamin nikmat, harus nya dia bersemangat memulai pekerjaan nya. Tapi tanpa kehadiran Kirana, membuat nya cukup bosan. Menghadiri rapat pun dia sendiri, harus repot menjelaskan materi meeting yang biasa nya di lakukan Kirana.
"Kirana sedang apa ya?" Gumam nya, lalu mengeluarkan ponsel dari saku jas nya. Dia menghubungi Kirana, tapi nomor nya tidak aktif.
"Kok gak aktif, kenapa ya? Apa gak bawa charger? Atau ponsel nya rusak? Hufft, sudahlah nnati sore aku kesana lagi." Gumam Jeff lalu menyimpan kembali ponsel nya, tapi sedetik kemudian ponsel itu berdering tanpa panggilan masuk.
Jeff segera mengeluarkan kembali ponsel nya dengan senang, dia kira Kirana menelpon balik tapi ternyata itu telpon dari rumah.
"Hallo.."
"Tuan, bisakah anda pulang? Kondisi Nyonya memburuk." Ucap Anna dengan panik di seberang sana.
"Memburuk apa maksud mu, Anna?"
"Nyonya kembali drop dan tak sadarkan diri tuan, cepat lah pulang."
"Ya, aku pulang sekarang juga!" Jawab Jeff lalu segera pergi dari ruangan nya, dia berjalan cepat menuju parkiran. Dia merasa sangat bersalah karena beberapa hari ini dia mengabaikan sang istri dan malah fokus mengejar Kirana, sekretaris cantik nya.
"Pulang sekarang pak, kalau bisa cepat ya!" Perintah Jeff membuat sang supir segera tancap gas mengemudikan mobil nya dengan kecepatan maksimal.
"Maafkan aku sayang, kamu drop pasti karena beban pikiran." Gumam Jeff. Dia mengacak rambut nya frustasi, kenapa bisa dia melupakan istri nya dan malah sibuk memberi perhatian pada Kirana? Bodooh memang!
Singkat nya, Jeff sampai di rumah mewah nya. Dia segera turun dan berlari menuju kamar nya dan Queen, tapi apa yang dia lihat membuat dada nya bergemuruh.
"Apa-apaan ini?" Pekik Jeff, saat melihat ternyata istrinya baik-baik saja, bahkan sedang makan dengan lahap.
"Sudah pulang Mas?"
"Ya, apa maksud semua ini Queen? Aku berlari kesana kemari karena katanya kamu drop lagi, tapi apa ini? Aku bahkan meninggalkan pekerjaan penting ku!" Ucap Jeff, nafas nya tersengal karena baru saja berlari menaiki tangga.
"Mas, dengarkan aku dulu."
"Dengarkan apa, Queen? Kau tak tau betapa panik nya aku, jangan membuat becandaan yang tak lucu begini." Tegas Jeff, mata nya menyorot tajam ke arah Anna yang sedari tadi menundukkan kepala nya.
Mereka tak tau kalau perbuatan ini bisa membuat Jeff murka.
"Jangan menatap Anna seperti itu Mas, aku yang menyuruh nya menelpon mu."
"Keluar kau, aku tak mau melihat mu ada di kamar ini sekarang!" Jeff mengusir Anna dari kamar nya.
"Mas, maafkan aku. Aku merindukan mu, semalam kau tak pulang dan tadi pagi juga tak pulaang dulu sebelum ngantor."
"Aku harap kamu paham Queen, aku sibuk. Pekerjaan ku menggunung karena Kirana masih cuti, ibu nya koma di rumah sakit. Semalam aku ingin pulang tapi jalanan di tutup karena kecelakaan, jadi aku menginap di hotel. Jadi, jangan bertindak kekanak-kanakan, kau sudah dewasa." Ketus Jeff, masih dengan nafas memburu nya.
"Setidak nya kamu beri kabar kalau tak pulang Mas, agar aku tak menunggu."
"Tetap saja, yang kau lakukan barusan itu membuat aku marah."
"Aku minta maaf Mas, aku kira sekretaris mu itu sudah mulai bekerja lagi." Lirih Queen, sejujurnya dia takut saat melihat suaminya marah seperti ini.
"Kalau Kirana masuk, aku takkan keteteran mengerjakan pekerjaan." Jawab Jeff, pria itu mendudukan tubuh nya di sofa, mengusap wajah nya dengan kasar.
"Maafkan aku Mas!"
"Lain kali jangan melakukan hal bodoh semacam itu lagi Queen, kau hampir saja membunuhku." Ucap Jeff, suara nya melemah tak meletup-letup seperti tadi.
"Baik Mas."
"Kau sudah minum obat?" Tanya Jeff pada sang istri.
"Sudah tadi Mas, kamu sudah makan?"
"Belum, aku sibuk dengan pekerjaan."
"Kamu boleh sibuk bekerja, tapi jangan mengabaikan kesehatan mu juga Mas."
"Iya, nanti aku makan. Aku ingin beristirahat dulu, aku lelah." Jawab Jeff lalu mendekati ranjang dan membaringkan tubuh nya di ranjang.
Pria itu memejamkan mata nya, merasa sangat lelah hari ini. Bukan hanya lelah fisik, tapi juga lelah hati.
Tak butuh waktu lama, Jeff tertidur saking lelah nya.
Queen mendekat lalu mengusap lembut wajah sang suami, dia masih sangat mencintai nya. Tapi apa pria itu juga sama? Mungkin tidak, apalagi setelah penghianatan yang dulu dia lakukan. Dia juga tak bisa egois dan memaksa Jeff bertahan dengan nya, sedangkan keadaan nya saja begini. Tak ada cara lain selain berusaha merelakan sang suami bahagia dengan dunia baru nya, atau mungkin perempuan baru nya.
"Mas, aku sudah merelakan mu. Aku berusaha ikhlas kalau pun hati mu bukan untuk ku lagi, aku sadar aku sudah menyakiti mu dulu, aku menyesal tapi sudah terlambat. Saat ini aku mendapat karma ku," Gumam Queen, air mata nya luruh tapi buru-buru dia menyeka nya.
"Semoga saja kamu mendapatkan perempuan yang lebih baik dari aku, perempuan yang mampu melayani semua kebutuhan mu dengan baik."
Meski berusaha tegar, tapi tetap saja hati nya terasa perih. Tapi dia sudah bertekad untuk membuat Jeff bahagia, setidak nya dia akan ikut bahagia jika suami nya itu juga bahagia, meski bukan bersama nya.
......
🌷🌷🌷🌷