“Jangan sok suci, Kayuna! Kalau bukan aku yang menikahimu, kau hanya akan menjadi gadis murahan yang berkeliling menjual diri!”
Demi melunasi hutang ayahnya, Kayuna terpaksa menikah dengan Niko — CEO kejam nan tempramental. Ia kerap menerima hinaan dan siksaan fisik dari suaminya.
Setelah kehilangan bayinya dan mengetahui Niko bermain belakang dengan wanita lain. Tak hanya depresi, hidup Kayuna pun hancur sepenuhnya.
Namun, di titik terendahnya, muncul Shadow Cure — geng misterius yang membantunya bangkit. Dari gadis lemah, Kayuna berubah menjadi sosok yang siap membalas dendam terhadap orang-orang yang menghancurkannya.
Akankah Kayuna mampu menuntaskan dendamnya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SooYuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
“Kalian biadab!”
Kayuna mengatupkan rapat bibirnya, jantungnya berdentum hebat, rahangnya mengetat. Tetapi, tubuhnya membeku di tempat.
Tangannya mengepal kuat di sisi tubuh sambil menggenggam erat sebuah tongkat golf.
“Kayuna?!” Kedua alis Niko menukik, matanya melebar kala melihat sosok istrinya berdiri kaku di ambang pintu.
“Yuna? ….” Airin pun membelalak, tangannya cekatan merapatkan selimut — menutupi tubuhnya.
Niko sontak meraih handuk yang tergeletak di lantai, bergegas menutupi dirinya yang hanya mengenakan kolor pendek.
“Kayuna, apa yang kau lakukan di sini?!” tanya Niko panik. Ia buru-buru melangkah mendekati istrinya.
Kayuna bergeming, raut wajahnya sudah tak terkendali. “Seharusnya aku yang bertanya, kalian ….” Ia menahan kalimatnya, sorot matanya bergetar.
“Aku bisa jelaskan, Kayuna—”
“Brengsek!”
Brak!
Prang!
Bugh!
Kayuna menggila, ia melampiaskan amarah — mengayunkan tongkat golfnya, menghantam benda apapun yang berada di dekatnya.
“Aaaaa!!” teriak Airin, kaget sekaligus ketakutan melihat sahabatnya persis seperti orang kerasukan.
Niko bergidik ngeri, ia berusaha menghindari serangan istrinya. “Kau gila?!”
“Aaaakkkhh! Bedebah! Bangsat! Bajingan!” Kayuna meraung sejadi-jadinya. Seraya terus meluluhlantakkan seisi ruangan. “Kau yang gila, Niko. Kalian berdua yang gila!”
“Kamu udah nggak waras?!” ucap Airin, ia segera meraih jubah mandi dan memakainya. Setelahnya, wanita perebut suami orang itu pun berdiri di sudut ruangan, menghindari amukan sahabatnya.
“Kau diam! Pelakor jahanam!” sarkas Kayuna.
Airin tersentak, wajahnya seketika kaku. Bak dihantam batu besar, ucapan Kayuna menjatuhkan harga dirinya. “Pelakor?!”
Kayuna lalu melangkah mendekati Airin sambil menyeret tongkat yang masih melekat di genggamannya.
Airin terus mundur, kakinya gemetar saat tatapannya bertemu dengan netra Kayuna yang membara. “Yuna … sadarlah, aku sahabatmu.”
“Cuih!” Kayuna meludah kasar tepat di hadapan gadis pelakor itu. “Sahabat macam apa kau ini? Berani tidur dengan suami sahabatmu sendiri.”
Airin menyeka pipinya yang baru saja terciprat ludah penghinaan. “Kau keterlaluan, Kayuna!”
“Keterlaluan kau bilang? Hahaha!” Kayuna tertawa keras, tapi rautnya sama sekali tak menunjukan kesenangan. “Lalu apa yang kalian lakukan? Ini jauh lebih keterlaluan, Airin.”
“Kayuna—”
Plak!
Satu tamparan keras jatuh tepat di pipi Airin. “Aaakkhhh!” teriaknya. Tangannya mengusap pipinya yang terasa panas.
Kayuna menjambak rambut Airin kuat-kuat. “Airin, kau sangat—”
“Kayuna!” Niko buru-buru menghampiri lalu menarik paksa, melepas cengkraman istrinya yang semakin erat pada rambut wanita selingkuhannya.
“Kamu nggak apa-apa?” Pria itu tampak menelisik wajah Airin dengan sorot mata khawatir, alih-alih istrinya — Niko justru mencemaskan selingkuhannya.
Kayuna tersenyum remeh. “Ck. Lihatlah … kalian berdua sangat serasi, setan bertemu iblis! Sangat cocok.”
Niko tampak geram. “Dengarkan dulu, aku bisa jelaskan!” bentaknya pada Kayuna, tapi wanita malang itu sama sekali tak menghiraukannya.
Kayuna pun kembali melayangkan tongkat golf yang masih digenggamnya, ke arah suami dan sahabatnya.
Bugh!
Pukulan itu jatuh menghantam meja di sebelah Niko. Meski dikuasai emosi, Kayuna masih tersadar untuk tak menghantam keras wajah kedua iblis itu.
Niko dan Airin pun berjongkok — menunduk, melindungi kepala dengan kedua tangan.
Kayuna tiba-tiba terkekeh, tawanya bergetar seiringan dengan air matanya yang terjatuh. “Kenapa? Kalian takut?”
“Pak, istrimu sepertinya sudah gila,” bisik Airin di dekat Niko.
“Tenang, aku akan cari cara untuk menenangkannya. Lihatlah, dia mengamuk membawa tongkat itu, aku takut dia semakin memberontak kalau diprovokasi,” jawab Niko pelan.
Niko menurunkan tangannya perlahan, ia mendongak menatap wajah istrinya yang tampak kacau. “Istriku …,” ucapnya pelan. “Dengar … aku bisa jelaskan,” rayunya dengan sorot mata penuh harap.
Kayuna menyeringai sinis. “Istri?" Alisnya terangkat tinggi. “Ucapanmu sangat membuatku muak, Niko!”
“Yuna, turunkan dulu benda itu,” pinta Niko sembari menunjuk tongkat yang ada di genggaman istrinya. “Kita bicarakan ini baik-baik.”
“Nggak ada lagi yang perlu dibicarakan, Niko. Mari kita akhiri ini dan mati bersama, menyusul anak kita,” ujar Kayuna, tatapannya sedingin es. “Tapi ... sepertinya anakku nggak akan sudi di akhirat bersama dengan ayah sepertimu.”
Bersamaan saat Kayuna yang terus berceloteh, mata Niko mengerjap cepat seolah menyusun ide di kepala.
Saat Kayuna lengah, Niko dengan sigap menyambar tongkat golf dan melemparnya. Kayuna menoleh kaget, pria bengis itu pun berhasil meringkuk istrinya dari belakang. “Hentikan! Atau kau akan menyesal!”
“Lepas! Lepas, Bajingan!” Kayuna meronta, sekuat mungkin berusaha mendorong suaminya.
Niko sudah kehabisan kesabaran, bola mata bengisnya pun menyala. “Dasar wanita jalang! Dengar, ini semua terjadi karena ulahmu yang terus-terusan menemui mantan pacarmu itu!”
Bruk! Niko melepas kasar dekapannya hingga Kayuna nyaris terjerembap.
“Kau yang memulainya, Kayuna. Jangan sok suci! Kau pikir aku tak tau, kalau hubunganmu dan Adrian masih terus berlanjut?!”
Niko semakin maju. “Kau yang membuatku melakukan ini, kau yang memulai perselingkuhan!”
“Kau menyalahkanku?” Kayuna tersenyum miring. “Berkali-kali aku memintamu menceraikanku, Niko. Ceraikan aku, CERAIKAN AKU!” pekiknya.
“Setelah itu kau bebas ingin tidur dengan wanita manapun, termasuk dengan wanita pelakor tak tahu malu itu!” sambung Kayuna lagi.
“Kau berani? Bagaimana dengan hidup keluargamu jika aku menceraikanmu? Mereka ... Takkan bisa hidup tenang, Kayuna.”
“Aku tak peduli! Lakukan sekukamu, aku tak peduli lagi soal itu!” balas Kayuna tegas.
Ucapan Kayuna sangat menusuk egonya. Laki-laki berjiwa setan itupun mencekik istrinya hingga napas Kayuna tersendat. Ia mendorong Kayuna ke arah pintu kamar dengan tenaga penuh.
Bruk! Tubuh Kayuna langsung disergap oleh seseorang yang berdiri di sana.
Niko mengatupkan bibirnya menahan kemarahan. Matanya langsung membulat saat melihat sosok lain berdiri di depannya. Dari ujung kaki hingga ke atas, tatapan Niko menelisik tajam — memastikan siapa yang berani muncul di saat seperti ini.
“Adrian …,” gumamnya seolah tak percaya.
“Kamu nggak apa-apa?” tanya Adrian pada Kayuna yang kini sudah di pelukannya.
Kayuna menatap nanar pria yang mendekapnya. “Adrian? Kenapa kamu bisa di—”
“Aku datang untukmu,” potong Adrian. Bola mata jernihnya membeliak manakala melihat leher Kayuna yang memerah bekas cakaran.
Pria tampan bertubuh tinggi itu sontak menajamkan tatapannya ke arah Niko. “Bukankah sudah kuperingatkan?! Jangan sentuh Kayuna, apalagi menyakitinya, Brengsek!”
Ia melepas lembut dekapannya pada Kayuna, lalu melangkah mantap mendekati Niko. Dengan kasar Adrian mencengkram erat leher Niko.
“Kau …,” desisnya. “Aku akan membunuhmu.”
*
*
Bersambung.
Hai~ readers 🥰 terima kasih sudah stay dan memberi dukungan untuk author amatiran ini.
Semoga kalian menyukai karya saya, ya ... tinggalkan jejak kalian. Tolong berikan like, komen, dan subscribe agar author semangat up karya. 💗