Apa jadinya jika seorang Ustadzah harus menikah dengan seorang mafia yang terkenal kejam dan juga selalu bermain perempuan.
Apakah keduanya akan menerima pernikahan tersebut atau malah menolaknya ?
Antara Cinta dan ego
Antara dunia dan akhirat
Antara Hati dan Akal
dan
Antara Fara dan Althezza
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ustadzah 25
Jika di bilang Altheza manusia kulkas dan kejam mungkin memang benar dan orang akan setuju 100% bahkan 1000%,tapi jika di bilang Altheza manusia bucin dan takut terhadap istri mungkin orang tidak akan ada yang percaya.
Percaya tidak percaya,tapi itulah kenyataanya.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul sepuluh pagi.Altheza sejak masuk tadi terlihat fokus memeriksa berkas-berkas yang di antarkan asistennya.
Asistennya di buat heran karena biasanya sang bos akan meminta di buatkan kopi atau merokok dahulu setiap jam sepuluh,namun sampai jam sepuluh lewat tiga puluh dirinya masih belum menerima telpon dari sang bos.
Altheza melihat jam yang melingkar di tangannya,masih ada waktu satu jam lagi.Ia harus menyelesaikan pekerjaannya.Ia sudah berjanji akan mengantar istrinya belanja,Altheza tidak boleh terlambat.Ia takut istrinya marah dan kecewa yang nantinya akan mendiamkannya.
Benarkan ?
Seorang Altheza Lingga Maheswara,mafia yang terkenal dingin dan kejam mempunyai pemikiran seperti itu?
Apakah ia sadar dengan apa yang ia fikirkan? Tapi sepertinya Altheza memang belum menyadarinya.
Ia membuka hpnya,ia mencari kontak yang tidak pernah ia hubungi kecuali dia menghubungi dirinya duluan.
✉️ FARA
( Saya jemput jam dua belas,kamu bersiaplah dan tunggu saya di depan )
Sebuah pesan sederhana untuk nama kontak yang terlihat biasa saja untuk ukuran sepasang suami istri yang bisa di bilang pengantin baru.
Setelahnya Altheza kembali fokus pada lembaran-lembaran kertas yang ada di depannya.Hingga suara pintu di ketuk dari luar.
Asistennya datang dan memberitahukan klien yang ingin bertemu dengannya.Altheza ingin menolaknya,namun setelah berfikir jika kliennya kali ini salah satu dari perusahaan besar, Altheza menyetujuinya dan langsung mengizinkannya masuk.
"Selamat siang Tuan Altheza"
Seorang wanita cantik dan seksi masuk dan berjalan begitu anggun,Altheza mengangguk sebentar sebelum ia mengalihkan pandangannya.
"Siang Nona Micle,silahkan duduk" Ucapnya dengan nada dingin.
"Maaf ada urusan apa anda datang ke kantor saya?" Tanya Altheza dengan nada dingin dan sorot mata tajam seolah memberi tahu jika dirinya sedang tidak ingin di ganggu.
"Ah tidak ada,saya hanya kebetulan lewat saja.Apakah saya tidak boleh datang berkunjung Tuan Altheza." ujarnya sambil menaikan sebelah kakinya pada kaki satunya.Tentunya itu bisa memperlihatkan paha mulus dirinya
"Sepertinya anda datang di waktu yang tidak tepat nona" Altheza langsung mengalihkan pandangannya.
"Oh ya,Apakah anda sedang sibuk Tuan"
Altheza hanya diam,ia hanya ingin segera menyelesaikan pekerjaannya saja tapi kenapa begitu banyak halangan.
"Kalau begitu silahkan anda lanjutkan saja pekerjaan anda,tidak usah merasa terganggu dengan saya."
"Apakah ada lagi hal penting yang ingin anda sampaikan? " Tanya Altheza datar.
"Tidak,Saya hanya ingin mengajak anda makan siang bersama.Bagaimana?" Tawarnya,kemudian berpindah duduk ke sisi Altheza.
Bisa di lihat dengan jelas dua gund*kan d*da yang menyembul dari tempatnya membuat Altheza tidak nyaman.Entah kenapa biasanya ia akan cuek jika ada wanita seksi yang mendekatinya bahkan ia sudah sering melihat wanita setengah naked tapi untuk sekarang dirinya malah tidak nyaman.
Dan lebih anehnya,kenapa hatinya begitu takut jika istrinya tau.Altheza seorang mafia sadis begitu memikirkannya,padahal tidak mungkin ada yang berani melaporkannya pada sang istri.
"Maaf saya tidak bisa!"
"Ayolah Tuan Altheza,apakah anda tega menolak ajakan wanita cantik sepertiku?" Tanya nya dengan tangan yang mulai meraba paha Altheza membuat Altheza langsung berdiri.
"Sekali lagi saya tidak bisa!" Ucapnya tegas dan dingin.
"Kenapa? "
"Saya sudah ada janji dengan istri saya.Jadi saya mohon jika sudah tidak ada lagi,silahkan tinggalkan kantor saya" Jawab Altheza dengan datar dan sorot mata yang tajam.
Micle terlihat kesal dan kecewa,ia langsung pergi meninggalkan kantor Altheza.
Altheza melihat jamnya kembali,sudah jam sebelas siang.Sepertinya pekerjaannya tidak akan selesai dan terpaksa ia langsung menghubungi asistennya.
"Periksa berkas-berkas ini,saya harus pergi setengah jam lagi" Perintahnya dengan nada datar.
"Tuan ada janji temu?"
"Saya ada janji dengan istri saya"
Tentu saja asisten Altheza di buat terkejut,pasalnya ia tau bagaimana perlakuan sang bos pada istrinya itu.
"Tidak perlu banyak berfikir,cepat kerjakan!" Ucapnya dingin.
"Baik Tuan" Jawabnya patuh.
Dan tepat pukul setengah dua belas ia keluar dari kantornya.Beruntung jalanan tidak macet hingga tepat pukul duabelas ia sudah sampai di depan rumahnya.
Altheza mematikan mobilnya,ia masih belum keluar dan hanya terdiam menatap istrinya yang nampak cantik dengan balutan gamis berwarna dusty pink.
Ia akui walaupun istrinya berpenampilan tertutup,namun auranya begitu berbeda.
Jangan lupakan jantungnya yang kembali berdebat cepat,namun tak lama Altheza menghela nafasnya kasar.Ia masih kesal dengan kejadian tadi saat di kantornya.Dan yang membuatnya bingung kenapa dirinya kesal dan juga takut.
Altheza melihat istrinya mendekat dan membuka pintu mobil,dengan lembut Fara menarik tangan Altheza untuk di ciumnya.Altheza terdiam saat istrinya mencium punggung tangan dan telapak tangan dirinya,ada rasa hangat di dadanya.
"Mas mau masuk dulu?"
"Tida usah,kita langsung saja"
Fara mengangguk,setelah naik ia langsung memasang seatbelt nya.Fara mencuri pandang suaminya yang nampak gagah dengan hanya memakai kemeja dengan lengannya ia tarik sampai sikut memperlihatkan beberapa tato di lengannya.
Altheza juga sudah menanggalkan dasinya dan juga membuka dua kancing atasnya.Tidak lupa rambut yang biasanya rapi,namun sekarang terlihat acak-acakan.
"Kita makan dulu,sudah waktunya makan siang"
"Mas juga belum makan?" Tanya Fara
"Belum" Jawabnya singkat.
"Kalau begitu boleh tidak nanti cari tempat makannya yang ada musholanya? Fara mau sekalian shalat dzuhur "
"Iya!"
Lagi-lagi jawabnya singkat,tapi Fara sama sekali tidak tersinggung.Justru dirinya merasa aneh karena nada bicara Altheza terkesan biasa saja,jika biasanya nada bicara Altheza terkesan datar dan dingin tapi kali ini nadanya biasa-biasa saja.
Setelah selesai makan siang,keduanya langsung pergi ke supermarket yang terkenal besar dan lengkap.
Altheza dan Fara turun dari mobil dan langsung masuk kedalam,Altheza mengambil troli besar.Lagi-lagi Fara di buat bingung dengan sikap suaminya.
Altheza yang biasanya dingin tapi kali ini terlihat hangat walaupun wajah nya tetap terlihat dingin.
"Mas mau Fara masakin apa?" Tanya Fara saat berada di area daging dan seafood.
Altheza nampak berfikir,ia menatap jajaran freezer yang berisikan lauk dan daging.
"Gurame asam manis,cumi bakar,sama udang saos tiram" Ujarnya tanpa mengalihkan tatapan matanya dari depan freezer.
Fara di buat terkejut dengan permintaan suaminya,ini pertama kalinya untuk Altheza namun Fara bahagia karena sedikit demi sedikit suaminya mulai menganggapnya.
"Ada lagi mas?" Tanya Fara dengan lembut.
"Cake lava!" Ucapnya singkat.
Fara mengangguk faham,kemudian ia mengajak suaminya untuk mencari bahan-bahan untuk membuat cake sesuai keinginan suaminya.
"Beli daging dan ikan yang banyak untuk para pelayan,satpam dan bodyguard"
"Bodyguard?" tanya Fara bingung.
"Iya"
"Kok Fara gak pernah lihat?"
"Mereka tidak tinggal di rumah dan hanya menjagamu dari jauh tapi mulai sekarang mereka akan tinggal di belakang rumah dan mungkin akan ada beberapa yang berada di sisimu"
"Tapi mas,apa harus seperti itu?"
Altheza menautkan alisnya. "Memangnya kenapa?"
"Aku tidak nyaman" jawabnya dengan nada rendah.
"Nanti aku siapkan bodyguard wanita untuk di sisimu.Lagian itu juga pengganti bodyguard dari ayahmu"
"Maksud mas?"
"Ya,saya meminta ayahmu untuk menarik bodyguard bayangan darimu dan menggantinya dengan anak buahku"
"Jadi buya juga melakukan hal itu?"
"Apa kamu tidak tahu?"
"Tidak,Fara tidak tau jika buya melakukan hal itu pada Fara."
"Mungkin agar kamu nyaman"
Fara mengangguk,sepertinya begitu.Buya nya sangat tau seperti apa dirinya,ia tidak nyaman jika harus di kawal kesana kemari.Ia tidak ingin menjadi pusat perhatian orang banyak.
...🌸🌸🌸...