Dikhianati menjadikannya penuh ambisi untuk balas dendam.
Semua bermula ketika Adrian berniat memberi kejutan untuk kekasihnya dengan lamaran dadakan. Tak disangka, kejutan yang ia persiapkan dengan baik justru berbalik mengejutkannya.
Haylea, kekasih yang sangat dicintainya itu kedapatan bermesraan dengan pria lain di apartemen pemberian Adrian.
Dendam membuat Adrian gelap mata. Ia menjerat Naomi, gadis belia polos yang merupakan bekas pelayan kekasihnya.
Tadinya, Adrian menjerat Naomi hanya untuk balas dendam. Tak disangka ia malah terjerat oleh permainannya sendiri. Karena perlahan-lahan kehadiran Naomi mampu mengikis luka menganga dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 : GAJIMU DIPOTONG BULAN INI!
Mobil melaju membelah keramaian jalan. Adrian duduk di belakang dengan punggung bersandar. Sementara Bruno, sopir pribadi Adrian, sesekali melirik tuannya melalui kaca spion.
Adrian tampak sangat berbeda. Lebih banyak diam dan mudah marah. Seharian di kantor tadi, banyak yang membicarakannya karena sering marah, bahkan sampai memecat karyawan hanya karena sebuah kesalahan kecil.
Satu lagi, sudah tiga hari sejak kepulangannya, namun ia belum kembali ke rumah dan juga tak mengabari keluarga besarnya.
Nyonya besar sudah beberapa kali menanyakan keberadaan putranya.
"Tuan, apa yang terjadi sebenarnya, kenapa Anda memutuskan hubungan dengan Nona Haylea? Bukankah Tuan berencana melamar Nona Haylea setelah kembali?"
Deretan pertanyaan Bruno itu hanya direspon Adrian dengan hela napas panjang, dan Bruno sangat mengenal karakter tuannya.
Jika Adrian sudah diam seperti ini, berarti Haylea Sudan melakukan sebuah kesalahan besar yang tak termaafkan.
"Maaf, kalau pertanyaan saya salah!" sambungnya setelah beberapa detik kemudian.
Adrian tertawa kecil. Duduk santai seolah perpisahannya dengan Haylea bukanlah masalah besar. Tak ada yang tahu jika hatinya menyimpan luka menganga.
Pengkhianatan Haylea telah merobek harga dirinya tanpa ampun. Adrian, pria kaya raya yang disegani banyak orang dikhianati kekasihnya dengan tidur bersama pria lain.
Bukankah itu sangat memalukan?
"Aku hanya bosan dengan Haylea saja," jawabnya singkat.
Tentu saja jawaban itu tak masuk akal bagi Bruno. Ia melihat sendiri bagaimana Adrian begitu memanjakan Haylea dengan kemewahan. Bahkan Adrian sanggup melakukan apapun demi wanita itu.
"Kita mau ke mana ini?" tanya Adrian begitu menyadari arah yang tuju.
"Pulang ke rumah, Tuan," jawab Bruno melirik kaca spion.
"Aku tidak mau pulang. Antar aku ke tempat Naomi saja," perintahnya.
"Tapi nyonya bilang ...." Ucapan Bruno terpotong cepat oleh Adrian.
"Kamu mau menurut perintahku atau ibu?"
"Emh, baik, Tuan. Saya mengerti." Bruno menurut. Kemudian memutar arah menuju penthouse tempat Naomi sekarang tinggal.
Hingga kebisuan tercipta selama beberapa menit. Adrian diam seribu bahasa, dan itu membuat Bruno merinding.
"Oh ya Tuan ... Sebenarnya Nona Naomi itu siapa? Kenapa dia bisa menggantikan posisi Nona Haylea?" Bruno memberanikan diri bertanya.
"Dia wanitaku!" Jawaban santai Adrian membuat sopirnya itu melotot.
Bagaimana mungkin Adrian tertarik dengan gadis seperti itu. Dari segi fisik, Naomi jelas kalah jauh jika dibandingkan dengan Haylea.
"Tapi kenapa harus Nona Naomi? Anda 'kan bisa mencari wanita lain yang lebih cantik. Lagi pula Nona Naomi itu ...."
"Jadi kamu mau bilang Naomi jelek?" potong Adrian. Suasana pun berubah tegang.
"Tidak, Tuan." Bruno menggeleng dengan cepat kala menyadari sinyal bahaya. "Maksud saya ... Anda bisa membawa Nona Naomi ke salon dan merubah penampilannya. Saya pikir, kalau dia berdandan pasti akan terlihat sangat manis."
Dengusan napas panjang dari arah belakang membuat Bruno merinding. Ia melirik ke belakang melalui kaca spion.
"Siapa yang memintamu memikirkan Naomi?" pekik Adrian, membuat Bruno gelagapan.
"Bukan begitu, Tuan. Maksud saya, Nona Naomi akan sangat manis kalau berdandan."
"Apa kamu sedang berusaha merayunya? Kamu sudah bosan hidup, ya?"
Bruno terlonjak. Refleks menginjak pedal rem hingga mobil terhenti.
Merayu bagaimana? Orangnya kan tidak ada di sini.
"Tidak, Tuan. Maaf, saya hanya asal bicara," ucapnya berusaha mencairkan suasana tegang.
"Asal bicara? Jadi maksudnya kamu tetap bilang Naomi jelek, kan?"
"Bu-bukan, Tuan. Saya tidak bilang Nona Naomi jelek! Sungguh!"
Andrian menghembuskan napas panjang, lalu kembali menyandarkan punggung. Melipat tangan di depan dada. "Lalu menurutmu Naomi itu bagaimana?"
"Untuk sekarang penampilannya memang agak culun," jawab Bruno polos.
"Benarkah?" tanya Adrian memastikan.
Bruno mengangguk mantap. "Iya, Tuan. Selain itu dia menggunakan kacamata tebal, dan gaya berpakaiannya agak kolot. Saya rasa ...."
Pria itu mendadak mengatupkan bibirnya rapat kala menyadari suasana dalam mobil sudah berubah horor.
"Bulan ini gajimu akan dipotong!"
Bruno menghela napas panjang. Kembali menatap wajah tuannya melalui pantulan kaca spion.
"Sebenarnya ada apa dengan Anda, Tuan?"
....