"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25-Ancaman nyata
Beberapa hari ini Luo Yi fokus untuk mengupayakan kesembuhan Xiao Ming. Mereka tidak pernah keluar dari kediaman, Luo Yi benar-benar menjaga ketat pola hidup Xiao Ming.
Stamina Xiao Ming pulih perlahan. Senyum tipis kini menghiasi wajahnya saat berlatih ilmu pedang bersama Jin Ling, sebuah pemandangan yang dulu tak terbayangkan. Rahasia kesembuhannya tersimpan rapat, dijaga ketat oleh Luo Yi. Ia takut bayang-bayang masa lalu kembali menghantui, mengancam proses penyembuhan yang begitu rapuh.
Di balik kesunyian, Luo Yi berjuang tanpa lelah. Di kamarnya, aroma rempah-rempah dan ramuan memenuhi udara, bukti dedikasi seorang wanita yang tergerak oleh rasa iba. Melihat perjuangan Luo Yi, Xiao Ming tersentuh, tatapannya yang semula dingin kini semakin hangat. Bahkan Xiao Ming tak segan membantu Luo Yi.
Luo Yi juga tau apa penyebab Xiao Ming mengamuk tak terkendali, karena trauma yang mendalam Xiao Ming mengalami tekanan di hatinya. Sebisa mungkin Luo Yi menjaga suasana hati Xiao Ming agar ia selalu merasa tenang dan merasa di perhatikan.
Luo Yi memahami akar masalah Xiao Ming trauma masa lalu yang mencekik hatinya. Dengan sabar, ia menjaga ketenangan Xiao Ming, memastikan pangeran muda itu merasa dicintai dan dihargai. Kini, emosi Xiao Ming terkendali, sebuah kemenangan kecil di tengah perjuangan besar.
Bukan sekedar rasa iba yang mendorong Luo Yi, tetapi juga harapan akan masa depan, di mana Xiao Ming berdiri tegak di sisinya, bukan lagi sebagai pangeran yang lemah, tetapi sebagai seorang yang kuat dan teguh.
Seorang pengawal istana datang ke kediaman Xiao Ming. Ia membawa perintah untuk membawa Luo Yi menghadap ke permaisuri Gui Fai, tanpa rasa curiga Luo Yi mengikutinya. Sedang Hui tak di izinkan ikut bersama Luo Yi.
Hui tampak gelisah, ia mondar-mandir di depan pintu kamar Luo Yi. "Bagaimana ini...pangeran baru saja pergi. apakah Nona akan baik-baik saja?"
Hui merasa cemas, pasalnya terakhir kali Luo Yi di panggil ke istana ia mendapat masalah dan mendapatkan hukuman. Hui hanya bisa menanti kepulangannya dengan hati gelisah.
Luo Yi tanpa sedikit curiga mengikuti pelayan itu menuju paviliun Miror tempat tinggal permaisuri Gui Fei. Saat memasuki halaman Luo Yi di buat terkesima melihat begitu banyak tanaman bunga, segala jenis bunga ada di sana, bahkan ada bunga beracun di antara bunga-bunga itu.
Tak banyak orang yang mengetahui jika di antara bunga-bunga itu ada bunga yang sangat beracun. Namun Luo Yi mengetahuinya, karena dulu ia juga pernah belajar tentang segala jenis racun.
Tatapannya dingin, Luo Yi berjalan dengan tenang. Ini kali pertamanya menemui permaisuri Gui Fei seorang diri. Ia di bawa ke aula Cixi, dengan gelisah Luo Yi menunggu pengawal melapor untuk permaisuri.
Setelah di beri izin Luo Yi masuk ke dalam dengan langkah tenang. Ia menautkan kedua tangannya dan memberi salam
"Salam kepada permaisuri Gui Fei... "
Tanpa mempersilahkan duduk Gui Fei menatapnya tajam menusuk.
"Saya dengar... beberapa hari ini kamu tidak pernah meninggalkan kediaman pangeran Xiao Ming, bahkan tempat itu sangat tertutup... apa yang sedang kamu lakukan, Luo Yi? "
Permaisuri Gui Fei menyesap teh dengan anggun, ia memainkan jarinya di atas meja.
Luo Yi menunduk, suaranya rendah. "Ampun permaisuri... saya tidak melakukan apapun, saya hanya beristirahat untuk menyembuhkan luka yang saya alami. "
Permaisuri berdiri, ia perlahan menghampiri Luo Yi. "Aku berharap seperti itu, jangan pernah berbuat hal yang akan merugikan dirimu sendiri. " Tangannya meraih dagu Luo Yi, membuat Luo Yi mendongak ke arahnya. "Itu demi kebaikanmu, " Matanya menyipit, senyumnya tipis.
Ia melepasnya kasar, Luo Yi hanya bisa mengepal di balik hanfunya, ia merasa sedang di ancam.
Permaisuri Gui Fei kembali ke tempat duduknya, "Berikan teh itu, biarkan putri Luo Yi mencicipinya. " Senyumnya licik.
Seorang pelayan wanita memberikan gelas kecil yang berisi teh.
Dengan ragu Luo Yi mengambilnya, ia memperhatikannya. Ia merasa ada yang tidak beres dengan teh itu, ia mendekatkannya dan mencium aromanya.
"Kenapa? apakah kamu tidak mau meminumnya. Kamu tau kan apa hukuman bagi seseorang yang membangkang. " Ucapnya tegas.
Perlahan Luo Yi mendekatkan gelas itu ke bibirnya, namun Jian Ming yang muncul dengan tiba-tiba merebut cangkir itu, melemparkannya hingga pecah.
"Ibu! " Sentaknya.
Namun permaisuri hanya meliriknya tanpa bergeming, ia melanjutkan sesapan tehnya.
Jian Ming mengepal kuat, jarinya memutih karena tekanan. Ia menatap tajam ke arah ibunya.
"Ibu... aku mohon hentikan... aku akan biarkan kali ini," Ucapnya mengancam. "Aku akan membawanya pergi! " Sentaknya, ia meraih tangan Luo Yi memintanya berdiri.
Tanpa memperdulikan sang ibu Jian Ming membawa Luo Yi keluar dari sana. Luo Yi hanya menatap Jian Ming heran dan penuh tanya.
"Dasar anak itu... apa kini dia sudah di butakan oleh Luo Yi! aku melakukan ini semua demi dia, agar dia bisa menjadi putra mahkota kelak." Permaisuri yang marah melempar cangkir yang di pegangnya.
Saat di halaman Luo Yi berhenti, ia menarik genggaman tangan Jian Ming.
"Apa yang kamu lakukan, pangeran! "
Jian Ming berbalik, tatapannya rendah. "Maafkan aku Luo Yi, tapi aku hanya ingin melindungimu... aku tidak ingin kamu terluka. "
Luo Yi berkacak pinggang. "Melindungiku? dari apa pangeran? bukankah semua ini juga karenamu. Ingat ya pangeran, aku bukan lagi Luo Yi yang dulu, Luo Yi yang tergila-gila padamu dan mengemis cintamu. Kamu sudah membuangku, maka jangan pernah lagi mengangguku... " Sentaknya.
Jian Ming meraih kedua tangan Luo Yi, menggenggam nya erat.
"Aku mohon... maafkan aku. Aku tau aku salah, tapi aku sungguh masih menyayangimu. Aku memang bodoh karena sudah menyia-nyiakanmu. "
Luo Yi geram, ia mengibaskan tangannya. "Hih... kamu tu tidak punya rasa malu, ya? aku bilang aku tidak menyukaimu... kenapa sih masih ngotot. Lagi pula sekarang aku ini istri pangeran Xiao Ming, seharusnya kamu hargai itu... "
Karena kesal Luo Yi segera meninggalkan tempat itu. Namun Jian Ming berteriak lantang. "Ingat Luo Yi...aku akan mendapatkanmu kembali! bagaimanapun caranya."
Suaranya menggema hingga membuat semua pelayan tercengang dengan ucapan pangeran Jian Ming.
Luo Yi mempercepat langkahnya, "Dasar laki-laki gila, tampan tapi gak punya harga diri. Dulu dia menghina Luo Yi hingga membuatnya hampir bunuh diri tapi sekarang, ia mengejarnya sampai seperti ini... " Luo Yi mengidik geli. "Aku sih suka kalau di kejar-kejar cowok tampan seperti dia, siapa coba yang bisa nolak... tapi aku hanya takut berakhir seperti dalam Wattpad itu... "
Luo Yi merengkuh dirinya dengan erat, ia merasa ngeri membayangkannya.
Saat sampai di kediaman Xiao Ming, Hui berlari menghampirinya, wajahnya pucat nafasnya terengah-engah.
"Apa yang terjadi, Hui? kenapa kamu terlihat panik. "
"Itu...Nona Mei Na tadi datang dan mengobrak-abrik kamar Anda. " Hui tertunduk, nafasnya tersengal-sengal, dadanya berdebar.
lanjut Thor 💪💪💪😘😘😘