NovelToon NovelToon
Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Sistem / Iblis / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Isekai
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: febri_yeee

nre: Fantasi, Aksi, Sekte-Building, Antihero, Overpowered

Sinopsis:

Di benua Elvaria, kehormatan dan kesetiaan adalah dua mata uang paling berharga. Namun, bagi Kael Arvane, seorang jenderal muda yang pernah menyelamatkan kerajaannya dari kehancuran, keduanya hanyalah ilusi yang bisa dibakar oleh kekuasaan.

Dikhianati oleh rajanya sendiri dan difitnah sebagai pengkhianat, Kael diburu, disiksa, lalu dilempar ke lembah kematian yang dikenal sebagai "Jurang Sunyi"—tempat para monster, penjahat, dan kutukan abadi bermuara. Tapi justru di tempat itulah "Sistem Chaos Sovereign" bangkit dari sisa jiwanya yang penuh dendam.

Dengan sistem itu, Kael mampu menciptakan sekte dari nol: Sekte Chaos, sekte tanpa aturan moral, tanpa dogma suci—hanya kekuatan, kebebasan, dan ambisi pribadi. Ia mulai merekrut orang-orang yang dibuang oleh dunia: budak, pembunuh, monster setengah manusia, penyihir terkutuk, bahkan mantan bangsawan pengkhianat.

Dari mereka, ia membentuk Dua Belas Pilar Chaos

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febri_yeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Dendam yang Terlupakan, Kegelapan yang Terbangun

Malam di markas Sekte Chaos terasa anehnya terlalu tenang. Setelah kemenangan melawan pencipta sistem, semua murid dan Pilar mengira ancaman telah usai. Tapi Kael, yang berdiri di puncak menara, tahu lebih baik.

Langit tampak berbeda. Tidak gelap seperti biasa. Melainkan... kosong. Seperti lapisan kain hitam robek perlahan dari balik realitas.

Kael menatap ke atas, lalu berbisik pada dirinya sendiri, “Mata itu… masih mengawasi.”

Sejak kehancuran pencipta sistem, ada rasa dingin yang tak bisa dijelaskan menyelimuti seluruh sekte. Pilar Ke-4, Khuraz, merasakannya saat mengajar sekelompok murid di aula latihan.

“Entah kenapa… tanah ini tak lagi berbicara,” gumamnya.

Sementara itu, di dalam ruang meditasi terdalam, Pilar Ke-6, Yulan, menerima penglihatan dari dimensi chaos. Ia melihat… bayangan besar, berduri, dan mata sebanyak bintang di langit.

“Bukan dewa… bukan iblis… tapi entitas sebelum keduanya ada,” bisiknya sambil gemetar.

---

Kael mengumpulkan seluruh Pilar di ruang pertemuan rahasia. Suasana tegang. Belum pernah sebelumnya semua Pilar berkumpul tanpa alasan perang.

“Kael, ada apa?” tanya Velra.

Kael tidak langsung menjawab. Ia meletakkan gulungan kristal hitam di meja. Gulungan itu adalah sisa informasi dari pencipta sistem.

“Ini bukan sekadar pertarungan sistem. Apa yang kita hadapi... adalah pecahan kehendak dari sesuatu yang lebih tua dari hukum dunia. Pencipta sistem menyegelnya, memaksa sistem mengikat realitas agar makhluk itu tidak bangkit.”

Semua terdiam. Bahkan Althor, Pilar Ke-12 yang biasanya cerewet, tak bisa bersuara.

“Jadi saat kita membunuh pencipta sistem…” lanjut Yulan pelan, “...kita juga membuka segel itu?”

Kael mengangguk. “Dan sekarang, entitas itu mulai mencari celah untuk masuk. Aku menyebutnya... Sang Tertua.”

Velra mengepalkan tangan. “Apa yang bisa kita lakukan?”

Kael menatap mereka satu per satu. “Kita akan menemuinya. Bukan untuk bertarung... tapi untuk mengetahui niatnya. Tapi aku tidak bisa pergi sendiri.”

Ia menunjuk enam Pilar: Velra, Yulan, Khuraz, Althor, Shireen, dan Zeth.

“Kalian ikut denganku. Enam lainnya akan menjaga sekte. Jika kami tidak kembali dalam tujuh hari, aktifkan Protokol Nihil.”

Mata semua Pilar membelalak. Protokol Nihil adalah kehancuran total sekte, untuk memastikan tidak ada yang tersisa yang bisa digunakan entitas itu.

---

Perjalanan menuju tempat pertemuan tidak tertulis di peta mana pun. Mereka mengikuti jejak aliran waktu yang patah, masuk ke celah antar dunia menggunakan energi chaos Kael.

Setelah melintasi lorong dimensi selama tiga hari, mereka tiba di sebuah tempat yang tidak bisa dijelaskan.

Sebuah dataran abu-abu yang seakan tidak memiliki batas. Udara tidak bergerak, waktu tidak berjalan. Di tengahnya, berdiri pilar hitam setinggi langit.

Dan di sana... ia menunggu.

Makhluk raksasa, dengan tubuh setengah bayangan, setengah cahaya. Matanya tak terhitung. Suaranya tidak keluar dari mulut, tapi langsung menembus pikiran.

> “Kalian… pewaris kehendak chaos. Akhirnya datang.”

Kael melangkah maju. “Sang Tertua… atau apapun kau, kami datang bukan untuk menyerang. Kami ingin tahu... kenapa kau kembali?”

Makhluk itu diam sejenak. Lalu menjawab:

> “Karena kalian telah menghancurkan penjara. Dan kini, aku hanya menginginkan... balas dendam.”

Seketika, suasana berubah. Pilar hitam itu mulai retak, dan dari dalamnya muncul bayangan-bayangan tak berbentuk—fragmen kebencian dari zaman sebelum sistem lahir.

Velra mengangkat pedangnya. “Jadi kita tak punya pilihan?”

Kael mengangkat tangan. “Tunggu. Dengarkan dulu.”

“Balas dendam pada siapa?” tanya Kael.

> “Pada para pencipta. Bukan hanya sistem. Tapi pada semua yang memaksakan hukum pada dunia. Aku tidak ingin menghancurkan dunia. Aku ingin mengembalikan dunia pada bentuk asalnya. Chaos murni.”

Kael terdiam.

Velra berseru, “Kau ingin memutar balik segalanya! Dunia tak akan bertahan tanpa hukum!”

> “Dan siapa yang memberi hak pada kalian untuk memilih bentuk dunia? Apa kalian tak sadar... kalian semua juga terpenjara dalam sistem buatan yang kalian puja?”

Yulan bergumam, “Jadi ini... bukan tentang kekuasaan. Tapi tentang kebebasan mutlak?”

Kael menatap makhluk itu. “Jika kami bergabung denganmu... apa yang kau tawarkan?”

> “Kebebasan sejati. Dunia tanpa hukum, tanpa sistem, tanpa hierarki. Tapi dengan harga: kehancuran semua yang kini ada.”

Kael menunduk, lalu tertawa kecil. “Itu bukan kebebasan. Itu kehampaan.”

Ia mengangkat tongkat chaos-nya. Pilar-pilar lainnya bersiap.

“Kami akan menentangmu. Bukan demi sistem. Tapi demi dunia yang ingin kami bentuk... dengan kehendak kami sendiri.”

> “Maka bersiaplah, warisan chaos. Perang sejati akan dimulai.”

Makhluk itu menghilang, dan langit tempat itu runtuh.

---

Mereka kembali ke markas sekte dalam keadaan lelah, namun tekad mereka semakin kuat. Dunia dalam ancaman bukan dari sistem... tapi dari kehampaan.

Kael berdiri di altar sekte, menghadap ribuan murid yang berkumpul.

“Dengar baik-baik! Musuh kita bukan manusia. Bukan kerajaan. Bukan sistem. Tapi entitas yang ingin menghapus segalanya. Jika kalian tetap ingin berjalan bersamaku... maka bersiaplah. Karena perang ini akan menguji batas seluruh jiwa kita!”

Sorak sorai membahana.

Velra dan para Pilar berdiri di belakang Kael.

Dan untuk pertama kalinya, Sekte Chaos bukan lagi sekte yang diciptakan dari puing-puing.

Mereka kini menjadi... tembok terakhir penahan kehancuran dunia.

---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!