Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta
Hujan deras menyapu benteng pusat Kerajaan Avarynn malam itu. Langit mengguntur, seolah alam pun muak dengan kebusukan yang tersembunyi di balik tembok keemasan istana raja. Di tengah lapangan eksekusi yang sunyi dan basah oleh lumpur serta darah, seorang pria muda dipaksa berlutut. Tubuhnya babak belur, darah menetes dari pelipis, dan pakaian militernya yang dulu gagah kini tercabik bak kain lap.
Namanya Kael Arvane.
Dia bukan sembarang prajurit—dia adalah Jenderal termuda dalam sejarah Avarynn, pemimpin Perang Barat, dan penyelamat kerajaan dalam invasi bangsa Ibrar. Tapi malam itu, gelar-gelar itu tidak lebih dari lelucon.
“Kael Arvane, atas nama Yang Mulia Raja Valen, engkau dinyatakan pengkhianat dan pembelot. Hukumanmu: kematian di Lembah Sunyi. Tanpa pengampunan,” seru seorang bangsawan tua dengan suara datar.
Kael menatap lurus pada Raja Valen yang duduk di atas singgasananya. Sang raja menatap Kael dengan wajah tanpa emosi, diapit oleh para penasihat yang dulu memujanya. Yang lebih menyakitkan, berdiri di samping sang raja adalah Elira, tunangannya, yang kini bahkan tak mampu menatapnya.
“Aku menyelamatkan kerajaan ini…” gumam Kael lirih. “Aku bertaruh nyawaku untuk kalian.”
“Tapi kau terlalu kuat, Kael,” kata Elira pelan, akhirnya angkat bicara. “Dan orang kuat… mengancam mereka yang berkuasa.”
BRAK!
Tanpa sempat membalas, Kael dihantam gagang tombak di tengkuknya. Dunia gelap.
---
Lembah Sunyi — Tiga Hari Kemudian
Kael terbangun dalam gelap. Bau busuk darah, bangkai, dan tanah basah menyesakkan dadanya. Sekujur tubuhnya sakit, tapi yang lebih parah adalah rasa hampa dalam dadanya—seakan jiwanya sendiri menguap.
Ia berada dalam Jurang Sunyi, tempat para terbuang dilemparkan. Tak ada jalan keluar. Tak ada pengampunan. Di sinilah penjahat besar, monster, dan roh terkutuk berkeliaran bebas.
“Masih hidup, ya?” terdengar suara berat. Seorang pria kurus, separuh wajahnya terbakar, mendekatinya dengan kapak besar di punggung. “Biasanya yang baru langsung dimakan makhluk malam.”
Kael bangkit perlahan, tangan meraba tanah. “Kau… siapa?”
“Nama dulu: Garvak. Sekarang? Sama kayak kau. Sampah dunia.” Dia tertawa kecil. “Tapi aku tidak akan membunuhmu. Belum. Kau punya… aura berbeda.”
Saat itu juga, sesuatu membakar nadi Kael.
[SISTEM CHAOS SOVEREIGN DIAKTIFKAN]
Selamat datang, Pewaris Kekacauan.
Kondisi Pemicu: Pengkhianatan Total, Kematian Sosial, dan Keinginan untuk Membalas Dunia.
Membangun Sekte? [YA] / [TIDAK]
Kael terpaku.
“Sekte?”
[Pilihan otomatis dipilih: YA]
Sekte Chaos Terbentuk. Status: Tingkat 0.
Tujuan: Bangkit dari Abu, Taklukkan Dunia, dan Hancurkan Sistem Lama.
Layar biru transparan yang hanya bisa dilihatnya menari-nari di hadapannya. Suatu sistem… seperti di game, tapi nyata. Tulisan itu tak berasal dari pikirannya, tapi mengalir langsung ke benaknya seperti bisikan dari entitas yang tak dikenal.
“Bangkit dari abu, ya?” Kael tersenyum, senyum tipis penuh rasa pahit. “Baiklah, kalau dunia ini membuangku… aku akan membangun duniaku sendiri.”
---
Tiga Minggu Kemudian
Kael hidup. Lebih dari itu—dia berkembang.
Dengan sistem barunya, ia bisa menyerap “Kekacauan” dari lingkungan: darah, konflik, bahkan emosi negatif. Semakin hancur tempat itu, semakin kuat dia.
Ia membangun markas sederhana dari reruntuhan kuil tua di dalam jurang, lalu mulai merekrut murid. Tapi bukan sembarang orang—mereka yang dibuang dan dikutuk oleh dunia, seperti dirinya.
Orang pertama yang dia pilih bukan Garvak, tapi seorang gadis buta bernama Lirien—mantan penyihir kerajaan yang dibutakan karena menolak meramal kemenangan Raja Valen.
Meski tak bisa melihat, aura sihir hitamnya liar dan mendalam.
[Murid Unik Diterima: Lirien, Penyihir Kegelapan – Kecocokan Chaos: 91%]
Status: Pilar 1 – Penguasa Ilusi dan Kebenaran Tersembunyi
Kekuatan: Menyerap dan mengubah kenyataan lokal
Kemudian, satu per satu datang:
Durran, mantan ksatria kanibal, dijadikan Pilar 2: Penjagal Abadi
Velka, pembunuh yang bisa bicara dengan kematian, Pilar 3
Dan lainnya, hingga kini sudah ada 5 dari 12 Pilar.
Setiap mereka memiliki kekuatan istimewa yang diperkuat oleh Kael melalui sistemnya. Dan semua itu dibayar dengan pengorbanan kekacauan—darah, trauma, dan kehancuran yang ditanam sebagai fondasi sekte.
Namun, mereka bukan budak. Mereka loyal karena Kael tidak menjanjikan surga, tapi kebebasan mutlak.
---
Monolog Penutup Kael (Bab 1):
Malam itu, Kael duduk di atas tahta batu yang dia ukir sendiri, dikelilingi pilar-pilar yang mulai tumbuh. Di depan altar, api ungu menyala tenang, dan di layar sistem, tampak tulisan:
[Sekte Chaos: Level 1]
Anggota: 38 (5 Pilar, 33 Murid)
Wilayah Kekuatan: Lembah Sunyi
Misi Aktif: Serangan Pertama ke Dunia Atas – 14 Hari Lagi
Kael tersenyum, kali ini bukan pahit, tapi mengerikan. Senyuman seorang pemimpin yang tahu bahwa kekacauan adalah satu-satunya jalan menuju keadilan.
“Lihatlah aku, dunia… dari abu, aku akan bangkit. Dan saat aku datang… kalian semua akan menyembah atau hancur.”
---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments